HAKIKATNYA MANUSIA : PEMBERI PERINGATAN


Hakikatnya tujuan hidup setiap manusia adalah pemberi peringatan, saling mengingatkan satu sama lain dan saling memberi petunjuk pada kebenaran. Pemberi peringatan dalam banyak hal dan dalam banyak bentuk, tergantung kemampuan masing-masing orang, tidak ada batasan. Manusia harus selalu diberi peringatan pada banyak hal, terutama pada hakikat kemanusiaannya karena mereka kerap lupa dan terlena pada keindahan dunia. Lalu mengapa allah memerintahkan kita agar saling mengingatkan? berikut ulasannya.

Tidak ada tujuan hidup lain bagi setiap umat manusia didalam diri mereka selain mereka diminta untuk menjadi seorang pemberi peringatan kepada sesamanya. Menjadi manusia yang bisa menjadi penyeru pada jalan kebaikan dan kebenaran kepada siapa saja tidak ada batasan agama ataupun harta. Tidak ada tujuan lain bagi setiap manusia selain menjadi tangan kanan Tuhan di bumi untuk menjalankan kiprahnya selaku pemimpin (khalifah) di muka bumi. Karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perintah memberi peringatan ini amat jelas tertera dalam ayat suci al quran berikut ini.

[35:23] "Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan."

[35:24] "Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan."

Bahwasanya tugas setiap orang atas diri yang lainnya adalah memberi peringatan, tugas ini bukan hanya diwajibkan bagi para nabi dan rasul, karena sesungguhnya pada diri setiap orang memiliki kemampuan yang sama, memiliki keinginan untuk saling tolong menolong. Pada diri setiap orang selalu ada kebutuhan untuk saling mengasihi dan menyayangi, dan faktanya tidak ada orang yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia akan saling membutuhkan diantara sesamanya karena itulah kodrat kehidupan mereka. Hakikat diri manusia adalah sifat kebaikan, suka menolong-menolong, suka pada keindahan dan setiap orang memiliki sumber daya dan potensi yang sama di mata Allah swt. Memberi peringatan pada sebagian yang sudah mulai lupa, mulai terlena paada gemerlap dunia, lupa pada siksa hari akhir dan lalai pada kewajibannya sebagai umatnya nabi saw itu adalah kewajiban bagi siapapun untuk memberi peringatan, tidak terkecuali.

“Orang mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain; dengan memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran serta mendirikan shalat.” [9:71]

“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, namun mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan akal." (QS. Al Maidah : 58).

Bahwa sebaik-baiknya peringatan adalah ketika seseorang menyadari kesalahan yang mana kesalahan itu adalah akibat kelalaian dirinya lalu ia memohon ampun dan tobat kepada Yang Maha Kuasa. Dan seburuk-buruknya peringatan adalah ketika wewenang pemberi peringatan itu sudah diserahkan kepada Allah swt, dan jika wewenang peringatan itu sudah ada di tangan Allah, maka tunggulah kehancurannya. Janganlah kita menunggu peringatan itu hingga berada di tangan Allah, karena pastilah kita tidak akan sanggup menanggung beratnya siksa.

Janganlah kita membiarkan diri kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita menjadi korban keganasan akibat tahap peringatan yang di lalaikan. Akibat kita sendiri selama ini tidak pernah memberi peringatan kepada mereka untuk berjalan di jalan yang benar, atau akibat kita sendiri juga itu larut dalam kehidupan yang melenakan dan menghindar atau menolak untuk menjadi pemberi peringatan. Maka ketika wewenang pemberi peringatan itu dikembalikan kepada Allah, maka luluh lantaklah kita semua.

“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan Malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkara. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.”
(QS. AL Baqarah : 210).

“ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah satu orang diantara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Ash Shu’ara:194)

Ada banyak bentuk peringatan bagi setiap umat manusia, mulai dari yang ringan hingga yang berbentuk cobaan yang berat. Peringatan kecil bisa berbentuk perasaan bersalah dalam diri setiap orang karena tidak mempedulikan peringatan untuk kembali menjalankan kewajiban sebagai umat, mendirikan shalat misalnya. Peringatan dalam bentuk kemiskinan dan kekurangan harta, peringatan dengan datangnya bencana dalam keluarga yang mengalami kecelakaan, peringatan yang berupa bencana alam yang menewaskan seluruh anggota keluarga, atau peringatan yang dalam bentuk bencana besar menimpa suatu daerah sehingga mengakibatkan banyaknya korban berjatuhan dari semua kalangan tanpa kecuali.

“Dan sesungguhnya akan kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuraangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada yang sabar.”
(Quran surat Al Baqarah :265).

Jika peringatan sudah dalam cakupan yang luas dan bersifat massif, maka itu adalah peringatan kepada bagi segenap umat di dunia. Ini menunjukkan bahwa peristiwa tragis yang dialami segelintir orang dalam sebuah tragedi memilukan Jatuhnya pesawat komersial Airasia QZ 8501 tersebut adalah bagian dari sebuah peringatan yang bersifat umum. Dalam hal ini peringatan ini sudah berada di atas kekuasaan Allah swt, karena kejadian hilangnya pesawat tersebut berada di atas awan-Nya, yang mana sebagian orang tahu bahwa wilayah langit, termasuk didalamnya Awan, angin dan udara adalah daerah wilayah kekuasaan Allah, maka kejadian itu sudah masuk dalam kategori kejadian atas ijin ALLAH SWT. Peristiwa hilangnya pesawat itu adalah ketika cuaca sedang buruk dan di atas awan sedang berlangsung badai besar, ketika manusia memaksa masuk maka manusia tidak akan kuasa melewatinya.

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang dliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), diatasnya (lagi) awan, gelap gulita yang bertindih-tindih, apabila dia menyeluarkan tangan-Nya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mampunyai cahaya sedikitpun.”
(QS. An-Nur :40)


“Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwa, serta janganlah tolong menolong dalam hal dosa dan kemaksiatan.”
[5:2]

Maka dari itu sebaik-baiknya umat yang mengetahui dan mengerti datangnya suatu peringatan, maka sudah menjadi kewajiban baginya untuk segera bertobat dan memperbaiki diri. Dan sesungguhnya niat seseorang untuk kembali ke jalannya, lalu jalankanlah perannya sebagai pemberi peringatan kepada orang yang ada disekelilingnya. Insya allah kita terhindari dari berbagai cobaan berat.

“…Sesunguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (QS. Al Araf :170)

Dan jika didalam suatu tragedy didalamnya juga ada orang non muslim, maka itu juga merupakan bagian dari peringatan kepada mereka untuk segera kembali kepada kebenaran sejati (Al Quran). Bencana ini terjadi sifatnya masal dan umum, maka peringatan ini juga bersifat umum kepada siapa saja yang memiliki mata hati.

“Ini adalah sebuah kitab (Al Quran) yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman."(QS. Al A’raf :2)

Ketika manusia melepaskan tugas utamanya ini, lalu di tengah kekacauan manusia sudah tidak ada lagi yang bersungguh-sungguh memberi peringatan kepada sesama, maka datanglah berbagai bencana dalam berbagai bentuk dan rupa dan semua bencana itu adalah dalam rangka mengingatkan manusia untuk kembali pada jalan yang benar.

FENOMENA AWAN DAN ADA HAK ALLAH DI DALAMNYA
Peristiwa hilangnya pesawat Air Asia adalah salah satu bentuk peringatan dari Allah taala, tidak akan mudah bagi setiap orang untuk menjabarkan fenomena ini jika mereka tidak memiliki mata hati dan mereka menganggap bahwa ini semata-mata akibat factor cuaca. Sesungguhnya itu adalah salah satu bentuk teguran dan peringatan Allah swt kepada segenap umat manusia. Peristiwa hilangnya pesawat ini terjadi beberapa hari menjelang pergantian tahun, dimana kebiasaan umum orang kita yang selalu mengadakan pesta berlebihan di malam tersebut dengan menyalakan ribuan kembang api yang menyembur ke langit-langit di angkasa.

Dan tahukah anda bahwa hal ini amat dibenci Allah, karena akibat dari asap pembakaran kembang api ini mengotori awan yang ada di langit. Disamping karena tradisi pembakaran kembang api ini adalah bagian dari tradisi perayaan tahun baru China. Mereka percaya bahwa suara-suara kembang api dapat mengusir roh jahat. Faktanya tradisi ini sekarang sudah dutinggalkan karena mengakibatkan tingginya polusi udara dan angkasa tertutup awan gelap dan meningkatnya kadar pencemaran udara dan meningkatkan juga volume curah hujan akibat tebalnya awan sehingga china kerap menghadapi banjir bandang di wilayahnya.

Adanya fakta bahwa apa-apa yang ada dilangit, maka itu sudah masuk dalam daerah kekuasaan Allah swt. Apa-apa yang ada di langit seperti angin, awan, hujan, itu semua adalah milik Allah dan hanya Allah yang memutuskan apa saja perkara yang berlangsung di atas dan dibawahnya. Bukan sekedar mengatur iklim dan cuaca bahkan melalui langit ini Allah menumbuhkan tanaman, buah-buahan, hewan-hewan ternak dan sebagainya, disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia juga untuk memberi peringatan melalui badai dan angin topan. Dan nyatanya bagi Allah perilaku membakar kembang api adalah sebuah kesalahan besar, karena sesungguhnya Allah menciptakan awan itu dalam rangka untuk menumbuhkan berbagai sumber kehidupan bagi manusia, bukan untuk dikotori oleh perilaku manusia. Allah menciptakan awan dalam rangka menjadi perantara datangnya hujan, turunnya ilmu, turunnya berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan dan berbagai rahmat-Nya yang lain untuk menolong manusia dari kehancuran. Sebagaimana firman-Nya berikut ini:

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makanlah hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?" (QS. As Sajdah : 27)

“…..Dia sebarkan di bumi ini segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sesungguhnya (terdapat) tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kamu yang memikirkannya.”(QS. Al Baqarah 164)

Umat islam yang selama ini sudah banyak membiarkan diri mereka mengikuti ritual bakar kembang api di malam pergantian tahun adalah sebuah perilaku yang akan merugikan diri mereka sendiri. Tindakan ini menunjukkan bahwa umat islam sudah membiarkan diri mereka mengikuti langkah-langka syaitan. Dan itulah sebabnya guna memperingatkan pada sebagian umat manusia, Allah menurunkan azabnya dengan peristiwa hilangnya maskapai penerbangan asal Malaysia Airasia QZ 8501 ini. Hikmah dari kejadian ini adalah hampir semua perhartian manusia tertuju pada tragedy ini dan sedikit melupakan persiapan menjelang malam pergantian tahun. Orang jadi lupa pada niat awalnya ingin merayakan pergantian tahun dengan hura-hura, kini mereka menjadi prihatin dan menahan diri, lalu perhatian beralih pada proses pencarian dan penemuan serpihan pesawat yang diberitakan di media elektronik. Jasad manusia diangkat sepotong-demi potong daging berserakan di atas air, sementara ombak laut menerjang tim SAR dengan sangat keras mereka kesulitan melakukan evakuasi. Ini pertanda apa? adalah fakta bahwa di tahun depan mungkin kita akan menghadapi lebih banyak lagi musibah yang memilukan hati, pemandangan ini bukan sekedar musibah tetapi sudah menjadi bagian dari peringatan Tuhan kepada kita. Itulah hikmah yang ingin disampaikan kepada sekalian mahluk-Nya. Dapatkah kita menerima jika itu terjadi pada diri kita esok? maka dari itu, Allah tidak menyukai perbuatan yang berlebih-lebihan, maka jauhilah peringatan itu sebisa mungkin.

Hal lazim yang seharusnya dilakukukan di malam pergantian tahun oleh kaum muslimin adalah bermuhasabah, bermunajat, melakukan intropeksi diri, memohon ampunan dan bertafakur di masjid-masjid. Banyak-banyak berdoa semoga di tahun depan allah tidak menimpakan azabnya yang jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Semoga allah senantiasa melindungi kita dari segala macam bencana dan niat buruk manusia-manusia berjiwa jahat. Dan semoga Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya.

SIKSA BAGI YANG LALAI PADA TUGAS MEMBERI PERINGATAN
Bagi manusia yang lalai menjalankan perintahnya selaku pemberi peringatan, maka atas mereka kelak akan ditimpakan suatu keadaan dimana pada saat itu matahari di dekatkan ke kepala. Seluruh mahluk setelah dibangkitkan mereka di kumpulkan di tanah lapang, semuanya saling berdesak-desakan. Kepada manusia yang selama hidupnya di dunia tidak pernah sedikitpun berkeringat mencari kebenaran apalagi tidak pernah memberi peringatan kepada sesamanya. Dalam hidup mereka senantiasa aman dan senang dengan berbagai kesenangan dunia, mereka lalai pada perintah Tuhannya, maka atas mereka akan ditimpakan suatu masa dimana ketika dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan di hari kiamat mereka dalam keadaan tenggelam oleh lautan keringat mereka sendiri selama 70 tahun lamanya.

Kata ibnu Umar ra. Bahwa Nabi saw pernah bersabda: “Kelak pada hari dimana semua manusia berdiri menghadap pada Tuhan yang menguasai semua mahluk, mereka akan ditenggelamkan sampai dengan setengah telinganya.”

Kata Abu Hurairah ra. Bahwa Nabi saw bersabda: “Pada hari kiamat semua manusia akan berkeringat sampai semua keringat di bumi hilang selama 70 tahun lamanya, terkendalikan dan tenggelam sampai setinggi telinga mereka.” Sebagaimana ada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahehnya.

Dalam hadist lain:”Kelak pada hari kiamat semua pandangan terangkat ke atas menatap ke langit, dan keringat mereka sampai menenggelamkan dirinya karena sangat besarnya rasa kesusahan.”

Sabda Nabi saw : “ Kelak pada hari kiamat matahari akan didekatkan diatas kepala, semua manusia berkeringat; keringatnya ada yang sampai leher, ada yang sampai tenggelam dan terminum, ada yang sampai lututnya, ada yang sampai pahanya, ada yang sampai mulutnya dan tangannya hanya bisa menggapai-gapai, ada yang tenggelam sangat dalam dan kedua tangannya hanya bisa memukul-mukul kepalanya.”

Maka perhatikanlah wahai orang mukmin, akan ada siksa banjir keringat dengan teramat kesusahan. Diantara mereka ada yang menjerit-jerit ; “Hentikanlah wahai Tuhan, hentikan dari kesusahan ini, dan putuskanlah walau kami masuk neraka.”

Keadaan ini bukan sesudah di hisab, juga bukan semacam siksaan, dan mereka tidak tahu sampai kapan banjir keringat ini berakhir.

Ketahuilah bahwa hanya ada dua orang yang akan selamat dari siksa banjir keringat ini, pertama adalah kaum fakir miskin yang sabar dan kaum penyeru atau para pemberi peringatan.

Pertama, Kaum fakir yang sabar adalah orang-orang yang semasa hidupnya mereka senantiasa sabar menerima takdir kemiskinan atas dirinya dan mereka selalu bermandi keringat mencari rizki yang berkah di jalan-Nya. Kesengsaraan keringat yang mereka dapat selama di dunia tidak akan mereka rasakan lagi di masa ini, karena mereka senantiasa sabar pada ketentuan-Nya.

Kedua, para penyeru dan pemberi peringatan adalah orang-orang yang selama hidupnya sudah membelanjakan hartanya di jalan Allah, memberi peringatan kepada banyak orang dengan menggunakan uangnya pribadi tanpa mempedulikan situasi apapun mereka tidak pernah menghadap imbalan sedikitpun. Jerih payah keringat dan usaha yang mereka kerjakan selama di dunia akan menyelamatkan mereka dari situasi ini.

Ketahuilah bahwa kesengsaraan keringat tidak akan dirasakan oleh orang-orang yang berjuang di jalan Allah; ahli shalat, ahli puasa, mengembalikan hak sesame muslim dan orang-orang yang sering kesusahan membela kebenaran dan mencegah kemungkaran. Bagi mereka akan dihilangkan susahnya hari kiamat dan lamanya penderitaan.

Pernah seorang sahabat bertanya, “dimanakah orang-orang mukmin ketika itu?” Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab,

يُوضَعُ لَهُمْ كَرَاسِيُّ مِنْ نُورٍ وَتُظَلِّلُ عَلَيْهِمُ الْغَمَامُ يَكُونُ ذَلِكَ الْيَوْمُ أَقْصَرَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ مِنْ سَاعَةٍ مِنْ نَهَارٍ

“Diletakkan untuk mereka kursi-kursi dari cahaya, lalu awan menaungi atas mereka sehingga hari itu dipendekkan atas orang-orang mukmin serasa sesaat di siang hari.” (HR Ibnu Hibban, al-Albani mengatakan haditsnya hasan)"


Di saat para penghuni makhsyar berada di puncak kehausan, orang-orang mukmin bisa mendapatkan fasilitas minum di telaganya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana masing-masing Nabi juga memiliki haudh (telaga) yang disediakan bagi umatnya yang taat. Di saat yang lain merasa penderitaan yang terasa sangat-sangat lama, maka hal itu dirasakan ringan oleh orang-orang yang beriman, terasa singkat pula peristiwa besar itu dijalani. Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

حَوْضِى مَسِيرَةُ شَهْرٍ وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ وَمَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ الْوَرِقِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلاَ يَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا

“Telagaku (panjang dan lebarnya) adalah satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit, barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.”
(HR. Bukhari)

Mereka tidak haus, tidak lapar dan tidak kepanasan, semoga Allah memasukkan kita ke dalamnya. Aamiin. (Abu Umar Abdillah)

0 komentar: