BUDAYAKAN MALU

Saat ini ada satu unsur yang sudah mulai hilang dari kebanyakan warga negara indonesia, yaitu unsur malu. Perilaku malu ini dulunya merupakan salah satu simbol identik dari bangsa ini yang mana masyarakat kita dikenal memiliki perilaku pemalu. Malu dari arti disini pada kala itu didefinisikan dengan sikap yang sangat menjaga jarak dengan orang baru, sikap yang tidak suka menunjukkan identitas sebenarnya kepada publik, sikap yang tidak suka membuat keributan, sikap yang suka menjaga tata krama, sikap yang santun dan lemah lembut dalam berbicara, sikap yang sangat hormat kepada orang yang lebih tua dan lain sebagainya.

Sikap dan perilaku ini sangat melekat dengan keseharian masyarakat kita karena memang itu sangat ditanamkan oleh para orang tua sebelumnya untuk menjaga sikap dan perilaku di masyarakat. Sikap itu memang tidaklah sepenuhnya hilang, tetapi sudah mengalami pergerseran dan perubahan. Dari yang tadinya tertutup kini jadi suka di ekspose, dari yang tadinya suka menyendiri jadi suka selfie, dari yang tadinya suka berdiskusi sekaran suka ambil jalan sendiri, dan lain sebagainya sikap dan perilaku di masyarakat.

Ini memang ada hubungannya dengan revolusi gadget yang berkembang pesat belakangan ini, tidak ada yang menyangkalnya. Perubahan ini bukan hanya mulai menghilangkan identitas dan budaya bangsa, bahkan identitas kepribadian perorangan juga ikut tergerus. Jaman sekarang orang sangat merasa risih jika ia tidak berpenampilan menarik, sekarang orang merasa tidak percaya diri jika tidak mengendarai kendaraan bagus, sekarang orang merasa tidak nyaman jika tidak tinggal di rumah bagus, dan perasaan-perasaan malu yang sebenarnya itu hanya bagian dari perhiasan dunia semata. memang ada semacam tuntutan untuk selalu menunjukkan kelebihan dalam hal materi yang dianggap bisa membawa banyak kepuasan. Lalu seberapa besar rasa puas yang ditimbulkan ketika orang sudah mencapai semua kelebihan itu? jawabannya ternyata tidak ada batasan puas, karena orang akan cenderung makin haus dan haus lagi. Lalu apa kabarnya dengan kualitas iman kita, bagaimana kita bisa menghadap Sang Ilahi jika mulut kita belepotan dengan berbagai kesenangan dunia, karena saking laparnya orang mengejar dunia ia lupa pada penampilan kita sendiri ketika kelak bertemu dengan-Nya, masih adakah rasa malu itu?

Jaman sekarang memang aneh, demi segala hal yang berbau keindahan dan kenyamanan, orang rela melakukan apa saja. Tapi apa yang sudah ditetapkan dan diperintahkan agama, santai saja menanggapi dan melaksanakannya dengan tanpa beban berdalih punya banyak kesibukan. Tidak ada yang merasa malu ketika sudah meninggalkan shalat lima waktu, tidak merasa risih makan siang di pinggir jalan ketika bulan ramadhan dan tidak malu memperlihatkan aurat kepada yang bukan muhrimya. Padahal itu semua adalah inti dari rasa malu, perhatikan hadist rasulullah tentang malu berikut ini:


"Jika Allah hendak menghancurkn suatu kaum(negeri), maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu.(HR.Bukhari-Muslim)

Subhanallah, apakah benar Allah hendak membiarkan bangsa ini kedalan kehancuran, sungguh amat disayangkan jika memang benar demikian adanya. Kita sudah selayaknya untuk banyak-banyak bertobat dan mulai menunggalkan kebiasan buruk tersebut. sabda Nabi saw. terhadap para sahabatnya:

"Apakah kalian menginginkan surga!" mereka menjawab,"ya," Kemudian beliau saw bersabda;"Sederhanakan angan-angan kalian dan malulah dengan sepenuh-penuhnya malu." Mereka berkata; "Kami selalu malu kepada Allah ya rasulullah." 
Sabda Nabi saw; "Bukan itu yang disebut malu, melainkan malu ialah ingat-ingat kuburan dan ingat mati, bencana, menjaga perut dan isinya, kepala dan anggota badannya."

Sesungguhnya orang yang menginginkan kebaikan akhirat akan meninggalkan indahnya dunia. inilah tempat orang yang bersikap malu dengan sepenuhnya malu kepada allah.

Berikut beberapa sikap malu yang harus banyak ditanamkan dalam jiwa dan raga di jaman yang serba ada sekarang ini:

1. Bersikap malulah kita jika, kita belum bisa baca dan tulis Al quran, jangan hanya menuntut anak-anak kita agar bisa baca tulis huruf latin, belajar bahasa inggris, mandarin dll, tapi mulailah dari diri kita sendiri untuk mau belajar agama dengan serius, sama seriusnya dengan ketika kita mengurusi urusan dunia.

2. Bersikap malulah kita ketika kita belum bisa melakukan banyak hal bermanfaat dalam hidup kita ini. Banyak waktu dibuang percuma hanya untuk mengurusi urusan dunia yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan akhirat. Urusan dunia yang bersifat materil hanya membuat hati semakin gelap dan jauh kepada Allah swt.

3. Bersikap malulah kita ketika kita belum bisa mengajak orang-orang terdekat kita untuk bertobat, sikap malu dalam hal ini biasanya kita merasa malu untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa kita bisa mengajak orang kepada jalan kebenaran, merasa takut ditertawakan dan menjadi bualan, karena dianggap sok suci, tepis rasa malu seperti itu, karena itu pertanda lemahya iman.

4. Bersikap malulah jika kita belum mampu menjalankan ibadah wajib dengan sebaik-baiknya, seharusnya kita merasa malu kepada Allah karena jarangnya volume pertemuan membuat diri kita minder dan takut, tapi jadikanlah malu itu sebagai cambuk untuk lebih baik lagi menjaga kualitas ibadah ke depannya.

5. Bersikap malulah kita jika kita semakin jauh dari agama, atau bahkan ada yang sudah menjual agamanya pada dunia. selama belum teralambat maka bersegeralah bertobat.