KISAH DIBALIK GEMPA NEPAL, KATHMANDU

Dan jika kita ingin mengetahui bagaimana cara Allah menghinakan suatu kaum, ketika penduduk di suatu daerah tidak mau mempedulikan peringatan-Nya, maka bagi mereka akan ditimpakan kemalangan dan bencana. Inilah yang sedang terjadi di Nepal, kota Kathmandhu. Ribuan orang tewas seketika akibat gempa berkekuatan 7,8 SR dan beberapa kali gempa susulan.

Padahal US Geological Survey mengatakan pusat gempa berada di Lamjung, 80 km bagian timur laut Kathmandu. Episenter berada di distrik Gorkha. Terbilang kecil, namun gempa masih dirasa kuat di radius 50 km. Menurut US Geological Surveys, pusat gempa cukup dangkal di kedalaman 10 km dan namun kerusakan terasa dalam radius 50 km.

"Desa-desa di dekat episenter benar-benar menghadap gunung dan terbuat dari struktur batuan sederhana,'' kata anggota staf lokal, Matt Darvas dalam pernyataan dilansir AP, Ahad (26/4). Ia mengatakan banyak desa telah terkubur oleh batuan yang jatuh dari pegunungan.

Kathmandu adalah ibukota Nepal yang berpenduduk 3,2 juta orang. Kota tua ini terkenal dengan karena banyaknya kuil dan istana Buddha dan Hindu, kebanyakan dibangun pada abad ke-17. Bangunan-bangunan ini banyak yang hancur akibat gempa bumi dan polusi. Di lembah ini terdapat tujuh Warisan Dunia UNESCO dan semuanya kini sudah rata dengan tanah. Lalu apa sebab daerah ini menjadi lulu lantak dihantam gelombang gempa hari sabtu lalu? Tidak ada asap jika tidak ada api, maka dari itu, marilah kita sedikit melancong ke daerah ini untuk memahami apa fenomena dibalik semua ini.


Perhatikan kandungan Firman ALlah swt berikut ini:

"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (AL HAJJ (HAJI) ayat 18).


Nepal, daerah ini merupakan lokasi para pesohor dan pelancong dunia menghabiskan waktu mereka berwisata pegunungan di puncak Everest. Kathmandu menjadi tempat tujuan populer bagi turis Barat sejak 1960-an ketika dia merupakan tempat pemberhentian utama hippie trail. Hippie trail adalah sebuah perjalanan romantis para turis di era 60-an dan 70-an menempuh kembali perjalanan darat dari Eropa ke Asia melalui “Jalur Sutera”.

Kathmandu adalah kota terakhir dalam jalur “hippie trail” tersebut. Tak seperti turis lainnya yang kebanyakan travel dengan group tour melalui jasa travel agent, para kaum hippie hanya menenteng ransel dan melakukan perjalanan secara indpenden. Sejak saat itu, istilah “backpacker” pun disematkan kepada kaum hippie ini dan istilah ini populer sampai sekarang. Kathmandu seakan menjadi tempat bagi para hippie untuk mengekspresikan kebebasan. Ganja dan seks bebas menjadi keseharian dan tak ada larangan yang jelas di kota ini mengenai dua hal tersebut. Beberapa nama terkenal pernah singgah di kota ini seperti Bob Marley, Bob Dylan, Jimmie Hendrix, dan pasangan Tony/Maureen Wheeler.

Salah satu daerah yang saat ini rusak parah akibat gempa adalah Durbar. Durbar Square adalah tempat berkumpulnya beberapa kuil-kuil pemujaan. Banyak selentingan beredar bahwa tempat ini pernah menjadi tempat para hippie menikmati ganja dan berbagai jenis narkotika. Salah satu kuil yang menjadi tempat para hippie menikmati ganja, sampai-sampai nama kuil ini berubah nama menjadi “hippie temple”. Menurut beberapa sumber “hippie temple” adalah salah satu tempat favorit Bob Marley untuk mencari inspirasi bagi lagu-lagunya sambil mabok ganja.


Lokasi lain yang rusak parah adah Pasopatinath, merupakan tempat pembakaran mayat dan dijadikan sebagai tujuan wisata yang eksotis. Disana anda bisa mencium bau daging manusia yang sedang dibakar, baunya sangat menyengat. Suasana malam hari disana memang tak ada bedanya dengan “ghetto” traveller di berbagai belahan dunia seperti Kaosan Road Bangkok, kawasan Colaba Mumbai, ataupun Kuta di Bali sana. Musik yang hingar bingar dari deretan restoran dan diskotik seperti saling bersaing menunjukkan suara yang paling keras. Toko-toko souvenir di sepanjang jalan ini tak mau kalah dengan kerasnya suara diskotik. Setiap turis yang lewat diteriakin untuk sekedar menengok jualan mereka.

Tidaklah kita melihat bahwa daerah pegunungan Nepal ini sudah menjadi surganya para pendosa dan banyak sekali kegiatan maksiat bersarang di sana, bukan hanya pemeluk beragama nya yang sudah jauh menyimpang, bahkan parahnya hingga kini telah menjadi daerah kunjungan bagi para turis asing untuk berperilaku hidup bebas seakan-akan wilayah ini tidak ada penghuninya, atau seakan tidak ada kuasa Tuhan di sana. Maka mereka mengangap bisa berlaku sesuka hati mereka. Mereka menganggap bisa melakukan apa saja disana tanpa harus takut dengan siapapun dan apapun.

Tapi ternyata anggapan itu salah besar, penjelasan sederhana dari peristiwa di Nepal saat ini bisa anda baca dari Firman Allah berikut ini:

"Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quraan itulah dia) {774}. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.
Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji."
( AR RA'D (GURUH) ayat 31).

"Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar {791} padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (IBRAHIM ayat 46)

80 tahun (1934) yg lalu Nepal pernah juga kena gempa, itu lebih besar, 8 SR dan yang mati ada 10.000 orang, ini mah masih mending, alias ini berarti peringatan ke 2 . Yang gak bener adalah knapa mereka tidak belajar dari masa lalu, harusnya jika  mereka tidak menghalalkan narkotika, heroin dan ganja hanya karena alasan perut, mungkin bencana ini tidak terjadi lg saat ini, mungkin kita tidak mendengar berita duka ini....mungkin tidak perlu jatuh korban disana...

Dan ini adalah bentuk peringatan dan teguran yang sangat keras kepada para penduduk Nepal termasuk juga para pelancong dan turis yang hendak datang ke lokais tersebut. Jika mereka masih berpikir bahwa mereka bisa selamat dari bencana gempa sebagaimana yang sudah dilaporkan bahwa ada banyak turis yang terluka akibat bencana gempa, maka sebaiknya mereka berpikir panjang untuk mengunjungi tempat ini, karena bencana itu bisa datang kapan saja.

0 komentar: