SEBAB TURUNNYA PENYAKIT DEGENARATIF


SEBAB TURUNNYA PENYAKIT MEMATIKAN DAN BELUM ADA OBATNYA
nuurislami.blogspot.com Belakangan ini ada banyak orang yang mengeluh sakit, mulai dari sakit ringan hingga penyakit berat. Mereka mengeluhkan rasa sakit yang datang tiba-tiba tanpa mereka sadari penyakit itu sudah berkembang biak dalam dirinya sejak lama. Penyakit-penyakit kelas berat yang dimaksud disini adalah kangker, tumor, stroke, darah tinggi, jantung, lupus, ginjal, dibetes mellitus, prostat dan lain sebagainya. Para ahli menyebutnya ini penyakit degenerative, yaitu penyakit yang menyerang orang-orang yang memasuki usia senja atau tua. Penyakit yang diakibatkan penurunnya berbagai fungsi organ tubuh.

Kenyataannya di lapangan ternyata penyakit ini tidak hanya menjangkit pada orang dewasa bahkan juga menyerang generasi muda dan bahkan anak-anak. Banyak anak-anak yang berusia belia harus melaksanakan kemoterapi, cuci darah dan terapi-terapi lainnya akibat mereka mengidap penyakit ini. Dan parahnya lagi kategori penyakit ini belum ada obatnya, artinya belum bisa menyembuhkan total penyakit tersebut dalam kurun waktu tertentu. Jika tidak segera diobati, maka penyakit ini akan menyebar ke organ lain dan merenggut nyawa si penderita. Pada beberapa kasus ada beberapa orang yang bisa lolos dari cengkraman maut penyakit ini, tetapi itupun harus dilakukan dengan pengobatan medis yang serius dan perubahan total gaya hidup dan pola makan dan pola pikir secara berkelanjutan. Lalu mengapa allah memberikan cobaan berupa penyakit mengerikan ini.

Mengapa allah menimpakan suatu penyakit kepada suatu kaum? Apa yang menjadi factor pendorong dan penyebab sehingga penyakit ini bisa menghampiri siapa saja dan kapan saja? Tapi dibalik semua itu ada satu hal yang menjadi penyebab mengapa allah menurunkan penyakit-penyakit tersebut. Salah satunya adalah karena adanya ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani. Sebelum membahas kedua jenis kebutuhan tersebut maka berikut akan dijelaskan kebutuhan jasmani dan rohani yang dimaksud disini adalah kebutuhan makanan untuk memenuhi kebutuhan badan, dan kebutuhan ruhani yang berbentuk amalan-amalan sholeh untuk menambah keimanan.

Menurut Imam Ghazali dalam bukunya “Ajaibul Qalbi al-Awwal min Rubu’ al-Mukhlikat” hati memiliki dua pengertian.

Pertama, segumpal daging yang berbentuk bulat panjang yang terletak di dada sebelah kiri, yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Di dalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam. Ini adalah sumber ruh atau nyawa.

Kedua, yaitu sesuatu yang halus (lathifah), bersifat ketuhanan (rabbaniyyah) dan ruhaniyah, yang berkaitan dengan hati secara fisik tadi Lathifah (yang halus) itu adalah hakikat diri manusia. Ia mampu menangkap pengetahuan tentang Allah dan hal-hal spiritual lainnya, yang tidak mungkin dicapai dengan akal pikiran semata. Hati ruhaniah merupakan satu-satunya perangkat yang jika ia hidup pasti akan menjadikan indera fisik lainnya, benar dalam melihat makna realitas dan kebenaran, sehingga akan muncul sifat sholeh, santun, ramah, pemaaf, dan suka membantu orang lain. QS. Al Hijr (15) : 29
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya Ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” 

Maksud dari ketidak seimbangan disini adalah bahwa manusia terlalu banyak memperhatikan kebutuhan hati jasmaniah jika dibanding kebutuhan hati ruhaniah. Manusia selalu membuat perutnya kenyang dengan berbagai bahan makanan yang membuat kerja hati jasmaniah menjadi berat dan semakin lama makin sulit mencerna bahan makanan yang masuk sehingga terjadi kerusakan.

Sementara kebutuhan hati rohaniahnya terbengkalai atau dengan kata lain kebanyakan orang kurang memperhatikan kebutuhan hati rohaniah, karena ketika perut sudah penuh maka ia menjadi berat dan malas untuk beribadah. Hati ruhaniah adalah rumahnya Allah. Hati yang halus, yang merasa, mengerti, mengetahui. Hati Ruhaniah ini merupakan tempat tumbuhnya iman dan tempat mengenal diri. Itulah sebabnya para sufi berkata: قَلْبُ الْمُؤْمِنِيْنَ بَيْتُ اللهُ

 “Hati orang mukmin itu adalah rumah Allah”. 

 ASAL MULA PENYAKIT

Banyak pakar kesehatan juga membenarkan bahwa salah satu penyebab timbulnya penyakit berbahaya ini adalah akibat buruknya pola makan. Orang cenderung makan apa saja yang disukai dan dikehendaki dimana saja dan kapan saja. Padahal tubuh fisik manusia yang tersusun dari unsure metarial duniawi yaitu tanah air, api dan angin merupakan unsure alam yang bersifat rentan dan mudah rusak, terkontaminasi dengan unsure lain yang sifatnya keras dan tajam. Jika tubuh fisik ini ditambah lagi dengan unsure tercemar zat polutif, zak kimia atau zat radikal bebas kedalamnya dalam jumlah berlebih maka ia akan sangat mudah menjadi sakit akibat hati jasmaniah nya tidak mampu lagi mengolah makanan menjadi energi.

Hati jasmani yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya pada akhirnya akan mempengaruhi system kerja hati ruhaniah. Akibat banyak makan bisa mengakibatkan kerasnya hati ruhaniah dan sirna nya cahaya hikmah, sementara kenyang hanya membuat hati makin jauh dari allah. Banyak makan bisa mengakibatkan hati ruhaniah menjadi kotor dan lemah. Apa penyebabnya? Definisi hati ruhaniah yang kotor disini adalah, ketika seseorang mengkonsumsi makanan dalam jumlah berlebih maka perut akan menghasilkan banyak uap. Perut letaknya dibawah hati ruhaniah, ibarat belanga/panci yang penuh dengan air mendidih, yang mana asapnya naik dan mengotori hati. Semakin banyak asap yang keluar, maka hati akan semakin hitam.

Disamping hati sudah menjadi kotor, maka hati ini juga akan menjadi lemah, menjadi malas berpikir, malas melakukan kebaikan, masalah beribadah dan malas mendekatkan diri. Semakin dibiarkan kebiasaan mengikuti hawa nafsu ini maka mulailah hati menjadi keras, tidak mau mendengarkan nasehat, hati menjadi sulit dikendalikan, dan hati menjadi mudah tersesat dan pada akhirnya hati menjadi semakin sulit menerima cahaya hikmah. Dalam keadaan hati yang sudah rusak inilah menjadi media utama bagi masuknya syetan.

Ketika hati sudah menjadi kotor, keras dan lemah imannya maka syetan akan dengan sangat mudah mengacaukan dan membelokkannya. Syetan akan sekuat tenaga menutupi hati manusia dari menerima nuur illahi. Dengan tujuan agar manusia tidak mudah kembali lagi ke jalan yang benar. Cara syetan menutupi hati manusia adalah dengan menghidupkan hawa nafsu tercela dan membawa ke arah maksiat. Membenarkan semua tindakan buruk dan menjanjikan angan-angan serta sebuah kesenangan yang bersifat jangka pendek.

Perut yang kenyang dapat mendorong kekuatan nafsu, padahal nafsu pedangnya syetan. Diriwayatkan: Sesungguhnya iblis muncul di di hadapan Yahya as dan Iblis membawa berbagai alat pengait. Yahya as pun bertanya, "Wahai iblis, ini pengait untuk apa!" 
Semua ini adalah kesenangan hawa nafsu, dan aku bisa menguasai anak cucu Adam dengan cara itu". "Apakah disana termasuk aku!" tanya yahya as.
Kata Iblis, "Kadang-kadang kamu terlalu kenyang, sehingga aku rasuki rasa berat untuk shalat dan dzikir." Demi Allah, aku wajib tidak lagi memenuhi perutku dengan makanan selama-lamanya, kata Yahya as.

Sebuah contoh amat nyata tentang buruknya perilaku menuruti hawa nafsu memang pernah terjadi pada nenek moyang kita Nabi Adam dan Siti Hawa ketika mereka berada di surga. Keduanya dengan sadar memakan buah terlarang akibat telah termakan bujuk rayu syetan yang menipu dan melenakan. Padahal allah telah dengan jelas memberi perintah larangan memakan buah tersebut. Tetapi nabi Adam memilih mengikuti langkah-langkah syetan dan menuruti hawa nafsunya, maka nabi Adam dalam kesesatan.

Pesan utama yang ingin disampaikan dari peristiwa itu adalah sangat besarnya kerugian manusia yang selalu mengikuti hawa nafsu, buah terlarang yang disebutkan itu sebenarnya hanyalah symbol. Sebuah symbol pembatas yang amat jelas, bahwa manusia tidak boleh melewati batas yang sudah ditetapkan, dan jika ia melewatinya maka allah sudah tidak berkuasa lagi atas dirinya, yang berkuasa atas orang itu adalah syetan dan bangsanya.

Itulah sebabnya setiap manusia dilarang melampaui batas, apalagi itu yang berkaitan dengan hawa nafsu. Sebagaimana firman allah firman allah surat al Baqaarah:190  

"….dan janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” 

 Atau Surat Al An’am ayat 119 …. "Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas."

atau berikut surah (Shaad :26) yang bermaksud: "..... dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”

Imam Al Gazali juga pernah berpesan, ketahuilah bahwa semua manusia memiliki nafsu (keinginan sebagai tabiat) untuk berbuat jahat. Dan ia merupakan musuhmu yang pertama dari tentara iblis. Karena kekuatan syetan terletak pada hawa nafsumu. Ciri khas nafsu adalah ketika ia merasa senang, lalai, malas dan santai. Dan semua ajakannya bersifat bathil. Andaikan engkau mau menuruti perintahnya, lambat laun engkau akan menjadi rusak, engkau pasti hanyut ke sana dan sulit untuk menolak keinginannya. Dan tidak ada Dzat yang lebih mengetahui kecuali yang menciptakan-Nya sendiri. Maka bertaqwalah kepada allah.  

PENYAKIT DALAM PENYAKIT 

  Demikianlah pentingnya untuk menjaga kesucian hati dari bujukan hawa nafsu. Disamping adanya fakta bahwa yang menjadi penyebab kotornya hati manusia itu adalah disebabkan sudah bersarangnya berbagai penyakit yang ada padanya, sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah: فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ “Di dalam hati mereka ada penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10) Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin terdapat 6666 ayat Al-Qur’an dan 6666 urat di dalam tubuh manusia, demikian halnya dengan hati manusia, ada 6666 penyakit di dalam hati manusia. Dan jika manusia tidak pandai menjaga hatinya, maka syetan akan menghidupkan hawa nafsu tercela maka timbulah penyakit hati yang amat berbahaya, diantaranya cinta dunia, loba, tamak, rakus, pemarah, dengki, dendam, hasad, munafiq, ria, ujub, takabbur dan lain sebagainya. Dan jika manusia sudah masuk dalam perangkapnya tersebut namun masih tidak mau mensucikan hatinya dari penyakit-penyakit berbahaya ini, maka allah menambahkan lagi penyakitnya. فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا “Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10) Maka dari itu timbullah berbagai penyakit baru yang belum pernah dikenal di jaman sebelumnya, yaitu penyakit-penyakit yang sulit diobati kecuali dengan ijin allah. Penyakit-penyakit ini sulit dideteksi kehadirannya, sulit dideteksi penjalarannya dan sulit disembuhkan dengan obat-obatan medis yang ada. Mengapa demikian? Karena semua ini bermula dari hati, hati yang rusak dan kotor seharusnya sudah dibersihkan dari sejak waktu lampau, tapi dibiarkan mengeras dan membatu, maka penanganannya pun menjadi sulit. Ibaratnya hati itu sudah menjadi kerak yang menempel dan sulit dibersihkan. Kaitan penyakit keras hati dengan timbulnya penyakit degenerative contohnya sebagai berikut. Seseorang yang terjangkit penyakit darah tinggi misalnya, ia ialah orang mempunyai sifat yang mudah marah, emosian, sakit hati, mudah tersinggung, suka balas dendam dan suka membenci orang lain tanpa sebab. Penyakit hati seperti ini ditumbuhkan oleh syetan dengan cara membuat orang tersebut menggemari makan-makanan berkolesterol tinggi, misalnya yang daging merah, daging kambing, jeroan, ikan asin dan segala jenis makanan yang dapat membuat seseorang mudah naik tekanan darahnya, mudah memicu kerja jantung dan akhirnya membuat ia kehilangan kendali. Kondisi ini tidak disadari sudah menjadi kebiasaan yang pada akhirnya juga menjadi kebutuhan yang tidak bisa dikendalikan dan hingga pada akhirnya ketika sudah pada tahap berlebihan, maka timbullah penyakit yang sudah tidak bisa diobati lagi, meski orang itu sudah menghilangkan kebiasaan tersebut. Allah sudah menetapkan penyakit itu bersarang dalam tubuhnya, dan hanya allah saja yang dapat menyembuhkannya. Hati ini sudah hitam dan gelap dari menerima rahmat allah, karena ia sudah dikendalikan emosi dan hawa nafsunya. Maka dari itu satu-satunya pembersih yang paling ampuh adalah alat pembersih milik allah. Apa itu pembersih yang paling mujarab untuk membersIhkan hati yang sudah kotor seperti ini? Dan mengingat Allah merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan hati sebagaimana Hadis Nabi: لِكُلِّ شَيْءٍ صَقَلَةٌ وَصَقَلَةُ الْقَلْبُ ذِكْرُاللهُ “Segala sesuatu ada alat pembersihnya dan alat pembersih hati yaitu mengingat Allah”. Berikut cara mensucikan hati sebagaimana firman Allah: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ “Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15) Shalat yang dapat mensucikan hati itu yang seperti apa? Yaitu shalat yang khusuk. Berkomunikasilah dengan allah dalam hati ketika mendirikan shalat. Sambungkan kembali hubungan dengan allah yang pernah rusak, akibat shalat yang tidak khusuk dimasa lalu. Hati yang sudah terjangkit penyakit keras hati amat sulit membuatnya khusuk. Memang dimasa lalu sering mendirikan shalat, hanya saja shalatnya kurang khusuk atau tergesa-gesa. Didalam shalatnya tidak pernah menghadirkan allah, didalam shalatnya yang hadir adalah urusan-urusan dunia dan sikap panjang angan-angan. Shalat yang tidak khusuk bisa mengakibatkan tidak masukkan nur illahi ke dalam hati, karena hatinya tertutup kotoran. Tubuhnya memang melakukan gerakan shalat dan bibirnya melafadzkan alunan ayat-ayat tetapi hatinya tidak ada di dalam jasad, melainkan melayang-layang di udara. Ini yang disebut shalat tidak khusuk, jiwa dan raga tidak bersatu ketika menghadap sang Ilahi. Maka dari itu, hati dan jiwanya menjadi hampa setelah mendirikan shalat, hatinya tidak mendapat ketenangan dan sikap keras hatinya masih saja bersarang dalam dirinya dan membuat ia masih saja mudah marah, emosi tanpa sebab mengejar-ngejar dunia dengan tidak pikir panjang. Meski ia mendirikan shalat, tetapi pikirannya masih saja hanya tertuju pada kesenangan dunia, tertuju pada angan-angan kosong. Tidak ada sikap ikhlas, pasrah, menerima kenentuan-Nya dan tawadhu. Ia sudah tidak bisa mengendalikan dirinya dalam situasi shalat sekalipun. Ini yang dimaksud tidak khusuk. Lalu bagaimana agar mencapai shalat khusuk yang terhubunga langsung dengan Allah swt? Lakukan gerakan shalat seperti biasa, namun lafazdkan bacaan shalat dalam hati dengan iklas dan khidmat. Diriwayatkan: Sesungguhnya Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa AS. katakanlah kepada umatmu yang durhaka: "Janganlah kalian mengingat AKU. Sesungguhnya AKU mengikuti bagaimana ingatanmu kepada-KU, maka dzikirlah kepada-KU sampai anggota badanmu bergetar. Ciptakan kekhusukan dan ketenangan dalam dzikirmu kepada-KU. Ketika engkau dzikir, letakkan lidahmu dibelakang hatimu, dan bila engkau berdiri menghadap-KU, maka berdirilah seperti berdirinya hamba yang hina dan berbisiklah dengan hati yang takut dan lisan yang benar". Artinya apa? Artinya jika ingin khusuk maka sebaiknya bacaan shalat dilafadzkan dalam hati, dengan demikian maka mata akan menjadi buta akibat fungsi penglihatan akan berpusat pada mata hati yang menyaksikan tulisan ayat-ayat suci al quran, lalu telinga akan menjadi tuli karena fungsi pendengaran akan berpusat pada merdunya alunan ayat-ayat suci dan hati akan menjadi tenang karena fungsi penglihatan dan penglihatan telah bersatu melafazdkan ayat-ayat allah. Ketika hati mendefinisikan ayat-ayat itu, misalnya ketika menyebut kata bismillah, yang artinya “dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,” hati yang mampu merasa akan memahami maksud dari kalimat itu maka ia akan menjadi tenang, dampak dari ketenangannya itu adalah seketika cahaya illahi akan masuk ke dalam relung-relung hatinya, maka ia akan langsung tersambung dengan allah kala itu. Nuur illahi yang masuk inilah yang mengakibatkan tidak bisa masuknya bisikan-bisikan syetan ketika shalat. Nuur illahi ini yang mengakibatkan datangnya pertolongan allah dari segala macam penyakit dan membuat hatinya lunak den lembut. Coba saja anda peragakan sendiri, mampukah anda merasakan perbedaan yang didapat dengan ketika melafadzkan dibibir. Jika dilafazdkan di bibir, maka syetan akan sibuk membuat mata kita mengingat-ingat urusan dunia, mengingat pekerjaan yang belum diselesaikan, mengingat ini dan itu. Telinga kita sibuk mendengarkan suara kaki berjalan, suara berisik yang ada disekeliling, suara bisikan-bisikan halus yang membuat kita ingin mensegerakan shalat karena harus melakukan sesuatu. Sementara hati kita entah berada dimana, melayang-layang dan mondar-mandir memperhatikan gerakan shalat dengan sedikit keterpaksaan dan rasa was-was tidak diterima. Disinilah tempat kerugian terbesar umat muslim kelak di hari akhir, menyia-nyiakan shalat. Allah mengecam keras orang-orang yang tidak khusuk dalam shalatnya, dan ganjaran berat yang sepadang adalah neraka jahanam. Sesuai firman-Nya berikut ini: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari bangsa jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi ) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raf:179)

Dan itulah sebabnya pada sebagian orang yang sudah kotor hatinya allah menimpakan penyakit-penyakit berat tersebut, mengapa? Dalam rangka mensegerakan tobat dan segera mensucikan hati. Orang yang menderita penyakit-penyakit ini sebelum menemui ajalnya, maka mereka diwajibkan untuk mensucikan hatinya terlebih dahulu dan menyatakan diri bertobat dari segala kesalahan.

Dengan kerendahan hati mengakui dirinya telah berdosa dan melakukan kesalahan di masa lalu, dan jika orang tersebut sudah mampu mensucikan hatinya, membuat hatinya bersih kembali barulah kemudian allah akan menerima tobatnya dan memerima ia di akhirat kelak dalam keadaan suci. Karena hakikatnya hati ruhaniah yang merupakah kepunyaan Allah ini adalah suci dari hadast kecil sekalipun dan ketika ia berpulang ke pangkuan-Nya maka harus sudah dalam keadaan suci kembali. Sesuai firman dan hadist berikut ini. Nabi SAW bersabda: 

"Barangsiapa yang shalat 2 raka'at dengan menghadapkan hati dan badannya kepada Allah, maka keluarlah dosa-dosanya sebagaimana (bersihnya) hari dimana ia dilahirkan oleh ibunya".

Selain dengan mendirikan shalat yang khusuk, maka disarankan juga untuk banyak-banyak berdzikir menggemakan asma allah, lalu mengurangi makan dan banyak berpuasa. Perut yang lapar dapat membuat hati terbuka dan masuk cahaya allah dengan sempurna. Dengan melakukan berbagai ibadah khusuk, maka ini akan berdampak pada sistem imun.

 Beberapa riset sudah membuktikan bahwa pada sebagian orang yang rutin melakukan ibadah dan meditasi dengan fokus, maka serta merta sistem imun nya akan kembali tumbuh dan bekerja melawan rasa sakit dan mengusir berbagai sumber penyakit dalam tubuh, mengusir kuman, bakteri dan virus yang bersarang didalamnya. Ketika seseorang mengikhlaskan diri mereka terhadap pencipta, maka tubuh juga berusaha memperbaiki diri dan menjauh dari sifat negatif sehingga timbul ion-ion positif yang mendorong sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat dan bekerja membasmi penyakit.

Itulah sebabnya ada baiknya mengatasi penyakit ini juga disertai dengan mengubah gaya hidup. karena dengan niat hati yang tulus meminta pertolongan kepada Allah swt agar menyebuhkan hati yang sudah terlanjur rusak dan kotor sangat penting. Sesungguhnya penyakit ini datangnya akibat kesalahan kita membiarkan hati kotor tidak ada cara lain selain banyak-banyak mendekatkan diri, memohon pertolongannya agar diampuni dan mendapat ridho allah di akhir hayat kelak. Semoga allah memberkati. amin.

PANEN JIWA Ala PESTA MIRAS OPLOSAN

nuurislami.blogspot.com Belakangan ini ramai diperbincangkan maraknya fenomena miras oplosan di masyarakat. Tahukah anda bahwa itu adalah akibat ulah bangsa saitan dan turunannya. Iblis telah berhasil melakukan panen nyawa (soul harvest) melalui miras oplosan, mereka banyak menggiring anak muda kita ke neraka dalam keadaan belum sempat bertobat. Ibaratnya padi yang selama ini susah payah mereka pelihara di tanam dan pupuk, akhirnya berbuah manis, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengambil hasil panen, yaitu menggiring jiwa-jiwa kosong untuk dijerumuskan dalam kesesatan dan kehancuran iman. Layaknya baru mendapat harta jarahan yang amat besar mereka merayakan keberhasilan ini dengan berpesta. Ya benar, Iblis berhasil menggiring jiwa-jiwa tersesat ini masuk ke dalam kelompok mereka dimana di alam barzah kelak mereka akan diadili dan di tentukan nasibnya berdasarkan amal ibadah dan amal buruk apa yang paling banyak mereka lakukan hingga diakhir hayat. Sebagaimana disebutkan bahwa allah akan menerima amalnya anak adam jika diakhir hayatnya ia sudah bertobat.

Mengapa iblis gemar membuat jebakan pada jenis miras oplosan ini? Sedemikian menggiurkannya kah miras ini, hingga mereka menjadikan sebagai alat pancingan dan pengait yang amat ampuh untuk menjerat jiwa manusia? Atau memang sudah sangat mudah menjebak manusia dengan iming-iming kenikmatan yang ditawarkan. Ternyata jenis kejahatan melalui miras ini memiliki keistimewaan tersendiri bagi bangsa iblis, karena miras ini bukan membawa orang pada kemabukan tetapi bisa membuka pintu kematian, keistimewaan lain adalah bahwa siapapun yang sudah melewati ambang batang meneguk cairan itu, maka dengan sangat mudah iblis membawa jiwanya keluar dari jasad, karena ia sudah sepenuhnya berada di bawah kekuasaan iblis. Jiwa yang sudah tidak sadarkan diri ini akan terus digiring iblis kepada kenikmatan ghaib sehingga jiwa tersebut lupa menyebut asma allah dan terlepaslah dia dari pertolongan Allah.

Dalam Surat Al An’am ayat 119 Allah menerangkan: "….Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas."

Orang yang dalam kematiannya belum sempat bertobat kepada Allah, maka allah tidak akan memberinya ampunan di hari akhir kelak dan mereka tidak akan mencium baunya surga. Inilah yang membuat iblis dan syetan amat menyukai aksinya menjerat manusia dengan cara ini. Karena upaya mereka tidak akan sia-sia bekerja sekuat tenaga selama di dunia menjerat anak cucu adam ke dalam kemaksiatan. Iblis amat bangga dengan anak buahnya yang berhasil membuat jatuh banyak korban akibat miras ini.

Sebagaiman berikut QS. Shaad :26) yang bermaksud: "..... dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”

Orang-orang yang menjadi korban tewas ini mungkin tidak pernah berpikir mereka ingin mengakhiri hidup mereka dengan cara seperti itu. mereka mungkin hanya sekedar ingin bersenang-senang dengan sesama teman atau apapun alasannya, tetapi apa yang mereka hadapi tidak pernah mereka perhitungkan sebelumnya, karena akibat ke-polosan dan ketidakpengetahuan mereka akhirnya mereka meregang nyawa di ujung botol miras yang bukan hanya memabukkan tetapi juga mematikan.

Ada apa dengan kaum muda kita? Adakah mereka sudah sedemikian lemah imannya, sehingga tidak bisa membedakan lagi mana yang diharamkan dan mana yang tidak? Puluhan orang tergeletak tak bernyawa dan puluhan lagi sedang meregang nyawa akibat keracunan knonis yang diderita akibat kerasnya komposisi miras yang ditenggak ke dalam kerongkongan mengakibatkan mereka kehilangan kesadaran.

Mengapa fenomena ini banyak terjadi di daerah pegunungan seperti bogor, sukabumi, garut, dan sebagainya. Di daerah yang berhawa dingin, daerah ini bukanlah daerah pedalaman dan jauh dari pusat pemerintahan. Apakah mereka sudah kehilangan kendali atas pemahaman agama yang sudah jelas banyak melarang untuk mendekati apalagi meminum jenis minuman keras ini. Kita semua pasti amat menyayangkan peristiwa ini, karena sesungguhnya jika terjadi banyak korban seperti ini, sesungguhnya kita juga ikut bertanggung jawab secara moral. Mengapa kita tidak bisa mencegah dan mengawal iman mereka sehingga mereka terjerumus dalam lembah dosa seperti ini. Kita juga sebagai saudara seiman tentu juga harus ikut bertanggung jawab pada peristiwa ini, karena kita sudah lalai membiarkan saudara kita tersesat dalam minuman memabukkan.

Peristiwa ini bukan hal biasa, di masa depan kelak akan ada korban jatuh lebih banyak lagi jika kita tidak cepat-cepat turun tangan meluruskan iman orang-orang tersebut. Karena peristiwa ini tidak cukup hanya dengan cara membakar warung remang-remang dan pabrik pembuat miras oplosan, dan menangkap pelaku pengedarny saja. Ini harus dimulai dari pola pikir si penduduknya yang harus terlebih dahulu dibenahi dan di luruskan. Lebih dikuatkan lagi imannya, diberi pengetahuan yang banyak tentang iman.

Pengetahuan tentang buruknya dampak miras oplosan saja belum cukup, harus bisa menyentuh ke dalam lubuk hati terdalam. Dan ini harusnya jadi pekerjaan Kementerian Agama untuk lebih banyak mengirimkan tenaga ahlinya memberi bekal yang cukup kepada mereka untuk memahami nilai keislaman yang benar, jangan setengah-setengah. Kirimkan banyak ustad dan ustazah ke sana untuk berdakwah. Sementara materi fisik mirasnya memang jadi urusannya kepolisian, untuk mencegah peredaran makin meluas.

JADILAH MANUSIA YANG BERUNTUNG

nuurislami.blogspot.com Tidak akan hidup hati seorang Muslim, kecuali dipelihara dengan baik oleh sang pemilik. Cara memelihara hati agar terus hidup hingga kita menghadap keharibaan-Nya, tiada lain dengan senantiasa menggunakan akalnya untuk berfikir dan hati untuk berdzikir. Perpaduan dari kedua amalan tersebut akan menjadikan seorang Muslim menjadi insan ulul albab. Yaitu insan yang apabila melihat, mendengar, atau merasa dia berfikir. Pada saat bersamaan, saat ia berdiri, duduk, berbaring, dia terus berdzikir. Inilah manusia yang memahami hakikat kehidupan, sehingga tidak ada fokus utama baginya melainkan berlindung kepada Allah dari panasnya api neraka, karena kelalaian dan kesombongan (QS. 3 : 190, 191).

Orang demikian adalah orang yang hidup hatinya. Hanya ulul albab yang akan bisa melihat dan meyakini sepenuh hati tentang kebesaran Allah. Dan, karena itu ia akan mampu mengendalikan hawa nafsunya. Jadi, hatinya dikuasai dan dikendalikan oleh ilmu (hidayah), bukan ambisi atau pretensi dan obsesi, sehingga kelak ia akan meraih kesempunaan nikmat di dalam surga-Nya.

 “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. 79 : 40, 41).

Jadi, untuk menghidupkan hati, setiap Muslim harus membangun tradisi dzikir dan fikir yang berkualitas. Yaitu berdzikir dan berfikir yang setiap saat menjadikan kita semakin siap menjadi Muslim kaffah, semakin bergairah dalam menegakkan kebenaran, semakin percaya diri menjadi seorang Muslim, semakin antusias mempersiapkan kematian, dan semakin rindu bertemu dengan Allah.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. 13 : 28).

Tanpa dzikir dan fikir yang berkualitas, seorang Muslim rawan dalam badai gelombang kehidupan, sehingga goyah keimanan dan keislamannya. Jika hal itu benar terjadi, khawatir hatinya akan mengeras seperti batu dan mendapat kemurkaan Allah.

 “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. 39 : 22).

Orang itu bertanya, apa yang dimaksud dengan dibukakan hati itu? Nabi pun bersabda, “Yaitu kelapangan. Sesungguhnya jika cahaya telah dipancarkan ke dalam hati, maka dada menjadi lapang dan terbuka dari menerima rahmat-Nya”. Jadi, mari kita pelihara hati kita agar tetap hidup dalam naungan cahaya Ilahi. Sungguh, keimanan yang ada sekarang pada kita semua adalah nikmat tiada tara. Maka, janganlah disia-siakan. Perbanyaklah berpikir, bahwa dengan iman dalam hati, sebenarnya Allah telah janjikan surga kepada kita. Tetapi jika tidak, kita bisa salah dan tersesat. Betapa ruginya kita jika sudah diberi nikmat iman kemudian kita tidak syukuri dengan membiasakan dzikir dan fikir.

 Sementara, Allah telah memberikan peluang sangat besar bagi kita untuk meraih kebahagiaan dan keuntungan berlipat-lipat diakhirat kelak. Cara berpikir yang seharusnya dilakukan orang yang memiliki akal adalah menobati dosa-dosanya dimasa lampau, menyedikitkan lamunan dan panjang angan-angan, mempercepat tobat, meninggalkan yang dilarang, dan sabar mengekang hawa nafsu. “Apakah kamu tidak berpikir,” demikian sindir Allah di beberapa penghujung ayat-ayat suci Al-Qur’an. Lalu apa saja keuntungan yang didapat bagi orang yang berpikir dan berdzikir?

 KEUNTUNGAN BAGI YANG BERDZIKIR

 قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَ
 “Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)

 Itulah sebabnya pada ayat di atas Allah memuji orang-orang yang telah mensucikan hatinya dengan cara berdzikir, sebab hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinya yang dapat mengenal Allah. Adapun orang-orang yang mengotorinya tidak akan pernah dapat mengenal Tuhannya.

KEUNTUNGN BAGI YANG BERFIKIR

 “Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (QS. 10 : 100).

 Suatu hari seorang sahabat Nabi SAW, Miqdad Ibnu Al-Aswad berjumpa dengan Abu Hurairah r. a, lalu beliau mengkhabarkan kepada Miqdad: “ Aku mendengar Rasulullah memberitahu kepadaku, sesiapa yang berfikir satu saat maka itu terlebih baik daripada beribadah setahun” Miqdad berlalu dan berjumpa pula dengan Ibnu Abbas, lalu dikhabarkan kepada Miqdad “ Aku mendengar bahawa Rasulullah SAW memberitahu kepadaku, barang siapa yang berfikir satu saat maka ia terlebih baik daripada beribadat tujuh puluh tahun.”

Miqdad keliru dengan perkhabaran dua sahabat tadi, karena apa yang disampaikan oleh kedua-duanya berbeda. Lantas beliau mengadukan hal ini kepada baginda Nabi SAW. Baginda mengarahkan supaya memanggil Abu Hurairah dan Ibnu Abbas berjumpa dengannya, baginda bertanya kepada Abu Hurairah: “ Bagaimana cara engkau berfikir?” Jawab Abu Hurairah: “ Aku memikirkan tentang tujuh lapis langit dan bumi (mendatangkan rasa keagungan kepada Allah dalam diri)”.

Maka jawab baginda: “ Benar, engkau mendapat berfikir sesaat lebih baik daripada beribadat setahun.” Sabdanya lagi, “ Telah turun al-Quran kepadaku, rugilah bagi mereka yang membaca al-Quran tapi tidak memikirkannya.” Lalu baginda bertanya pula kepadan Ibnu Abbas tentng apa yang difikirkannya. Jawab Ibnu Abbas:
“ Aku memikirkan tentang kematian dan huru-haranya saat itu.” Lalu baginda menjawab: “Benar, berfikir begitu maka engkau mendapat kelebihan sesaat berfikir maka terlebih baik daripada beribadat 70 tahun.” Berdasarkan sirah dan hadis-hadis di atas dapatlah di simpulkan bahawa memikirkan sesat adalah mempunyai dua kebaikan iaitu :

Pertama : Memikirkan penciptaan tujuh lapis langit dan bumi oleh Allah SWT akan mendapat kebaikan (pahala) seolah-olah beribadah selama setahun. Kedua : Memikirkan tentang kematain dan seksa kubur dan kehidupan di alam barzakh akan mendapat kebaikan (pahala) seolah-olah beribadah selama 70 tahun. Uraiannya : Pertama : Memikirkan sesaat penciptaan tujuh lapis langit dan bumi oleh Allah SWT akan mendapat kebaikan (pahala) seolah-olah beribadah selama setahun. Firman Allah SWT maksudnya :

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari seksa neraka'.'' (Ali 'Imran: 190-191).

Suatu malam Rasulullah SAW meminta izin kepada isterinya, Aisyah, untuk solat malam. Dalam solatnya, baginda menangis. Air matanya mengalir deras. Baginda terus beribadah hingga sahabat Bilal mengumandangkan azan Subuh. Baginda masih menangis saat Bilal datang menemuinya. ''Mengapa tuan menangis?'' tanya Bilal. ''Buankah Allah telah mengampuni dosa-dosa tuan baik yang lalu maupun yang akan datang?'' Nabi SAW menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis, telah diturunkan kepadaku malam tadi ayat ini,

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'.'' (Ali 'Imran: 190-191).

Selanjutnya Rasullullah bersabda : "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya" Alam semesta, merunjuk pada dua ayat di atas, ia adalah ayat, yaitu tanda kekuasaan Allah SWT. Sebagai ayat, alam semesta ini harus dibaca dan dipelajari hingga menimbulkan iman dan kekaguman (khasy-yah) yang makin besar kepada al-Khaliq. Nabi pernah memberikan arahan agar manusia tidak memikirkan Zat Allah, tetapi cukup merenungkan alam ciptaan-Nya. Kata baginda, ''Fikirkanlah ciptaan Allah, dan jangan memikirkan Zat Allah.'' Jadi, ayat-ayat Allah itu ada dua maksud.

Pertama, ayat-ayat berupa Kitab Suci (qauliyah). Kedua, ayat-ayat berupa alam semesta sebagai ciptaan Allah (kauniyah).

Menurut ahli falsafah muslim, Ibn Rusyd, alam semesta justru merupakan ayat-ayat Allah yang pertama. Dikatakan demikian, kerana sebelum Allah SWT menurunkan Kitab Taurat, Injil, dan al-Quran, Allah telah menciptakan alam semesta ini. Kerana alam adalah ayat, maka sebagaimana sepotong firman adalah ayat, maka sejengkal alam juga ayat. Sebagai ayat, alam ini selalu bergerak memenuhi tujuan penciptaan. Kerana itu, penelitian terhadap alam diduga kuat dapat mengantar manusia menemukan dan meyakini wujud Allah dan kuasa-Nya. Sebagai ayat, alam ini juga mengandung hukum-hukum Allah yang dalam istilah al-Quran dinamakan takdir dan sunatullah.

Kedua : Memikirkan tentang kematian dan seksa kubur dan kehidupan di alam barzakh akan mendapat kebaikan (pahala) seolah-olah beribadah selama 70 tahun. Siapa pun tidak dapat menduga kapan saat kematian mereka tiba. Karena itu ramai yang masih lalai dan tidak punya bekal 'menanti' saat kematian mereka. Allah berfirman yang bermaksud:

 "Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali." (Surah al-Anbiyak ayat 35)

Memikirkan kematian adalah satu cara untuk membersihkan hati yang berkarat yang cinta kepada dunia. Daripada Ibnu Umar r.a berkat, Rasulullah SAW bersabda maksudnya :

"Sesungguhnya hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Katanya dengan banyak mengingati mati dan membaca Al-Quran.” (Hadis Riwayat Baihaqi) Saidina Uthman bin Affan pernah mengiringi jenazah ke kubur.

Tiba-tiba apabila sampai ke kubur, dia pingsan dan diusung balik ke rumah pula. Lalu, sahabatnya bertanya apakah yang menyebabkan beliau pingsan. Jawab Uthman, aku teringat yang Rasulullah SAW pernah bersabda “Sesungguhnya kubur itu adalah penginapan yang pertama antara penginapan akhirat, sekiranya seseorang itu terlepas dari siksaannya maka apa yang akan datang kemudiannya adalah lebih mudah lagi. Seandainya seseorang itu tidak terlepas daripada siksaannya, maka yang akan mendatang adalah lebih sukar lagi”. Terdapat lagi satu hadis riwayat Tirmizi yang berbunyi, Rasulullah ada bersabda maksudnya :
"Kubur itu sama dengan satu taman daripada taman-taman syurga atau satu lubang daripada lubang-lubang neraka. (Hadis Riwayat Tirmizi).”

MUKJIZAT PADA TUMBUHAN: BERDZIKIR

nuurislami.b;ogspot.com Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengng tidak tahu harus berkomentar apa. Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India.

Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!” Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu. Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤٤) “…

"Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44)

Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah) sebagaimana tampak dalam layar. Syahdan, nama Allah itu tidak akan pernah dapat dihilangkan, sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi para Malaikat, Zikir para burung, Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-tumbuhan dan Zikir dari Nasar yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala makhluk yang ada pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang berdiam diantara langit dan bumi. (buka…..Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1).

Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya, dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya. Tidak sedikit para akhli Sufi dan para wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh sangat beraneka ragam bunyinya. Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara. Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah.

Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.

Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur`an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!” Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah. Allahu akbar! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam! (DZ/Faiz-senyum muslim) Read more: http://nuurislami.blogspot.com/2014/11/mukjizat-allah-yang-mencengangkan-para.html#ixzz3KtydO3gb

MAKANAN SUMBER PENYAKIT BARU YANG TIDAK ADA OBATNYA

nuurislami.blogspot.com Jangan terlalu banyak melahap makanan, atau bahkan dengan sengaja mendorong semua jenis makanan ke dalam perut hanya karena alas an sedang stress, sedang tidak mood, sedang ada masalah, sedang senang dan sebagainya. Tahukah anda bahwa kebanyakan orang sekarang ini sangat senang memanjakan diri dengan cara memberikan penghargaan berlebihan kepada tubuhnya dengan berbagai jenis makanan hanya karena alas an tertentu. Dan memang pada kenyataannya saat ini kita memang sangat mudah menemukan berbagai jenis makanan asalkan kita bias membayar. Jenis makanan mulai dari yang paling murah hingga paling mahal pun banyak tersedia dengan berbagai bentuk dan rupa. Saat ini bukanlah hal yang sulit untuk menemukan jenis makanan tertentu sehingga sama sekali tidak ada hambatan berarti jika seseorang menginginkan sesuatu.

Dan itulah juga sebabnya, berbagai kemudahan itu membuat orang menjadi tidak terkendali dalam hal konsumsi sehingga timbullah banyak penyakit yang bersarang dalam tubuh akibat ketidakmampuan mereka mengendalikan diri dari hawa nafsu terhadap makanan tertentu yang pada akhirnya sudah terlanjur menumpuk dalam darah dan berkembang menjadi bibit penyakit. Beberapa jenis penyakit yang timbul akibat kehilangan kendali atas pola makan adalah obesitas, dimulai dari obesitas ini maka akan berkembang lagi menjadi penyakit lain. Karena kegemukan adalah pintu gerbang masuknya penyakit-penyakit degenerative lain yang lebih berat.

Makanan diciptakan memang untuk memenuhi dasar kebutuhan gizi manusia. Tatapi tahukah anda bahwa tidak semua jenis makanan sesuai dengan system pencernaan kita dan tidak semua jenis makanan dibutuhkan oleh tubuh kita dalam jumlah berlelebih, selama masih dalam jumlah yang cukup maka tubuh masih bias menghasilkan energy untuk menunjang kehidupan. Tetapi ketika jumlah makanan yang dikonsumsi sudah melewati batas, maka ia akan menghasilkan timbunan kotoran yang menyumbat berbagai system pencernaan dan sumbatan ini bersifat permanen yang sulit dibersihkan hingga pada akhirnya akan menimbulkan berbagai jenis penyakit. Salahnya kebanyakan jenis makanan sekarang ini sangat minim serat apalagi hal-hal yang mengandung vitamin dan mineral. kebanyakan justru bahan makanan itu banyak mengandung zat kimia, zat polutif dan bahan sitesis yang sangat dilarang penggunaannya, dan itulah yang mengakibatkan timbulnya berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.

Saat ini ada banyak jenis makanan yang menggugah selera untuk mencicipi demi memuaskan rasa penasaran. Tidak hanya sampai situ, seseorang juga bahkan menggilai suatu jenis makanan tertentu sehingga ia pun menjadi tidak bias menjaga sikap pola hidup sehat. Ketika berbagai penyakit mulai menggerogoti kehidupannya, barulah ini menyadari kesalahannya dan sayangnya semua itu sudah terlambat. Salah satu cara yang dianjurkan nabi untuk dilakukan dalam rangka mengekang hawa nafsu adalah dengan cara berpuasa. Puasa bukan hanya berarti menghentikan kegiatan makan dan minum tetapi juga mempuasakan diri keinginan nafsu manusia yang berlebihan sebagai upaya menjaga kesehatan. Karena memang pada dasarya kita harus mengetahui dengan pasti kapan kita membutuhkan makanan tertentu dan kapan kita harus menghindarinya. Kita harus bisa mengatakan tidak pada suatu jenis makanan yang mana menurut kita sedang tidak diperlukan.

Lalu pola makan seperti apakah yang sebaiknya kita terapkan untuk mendapatkan hasil tubuh tidak menerima terlalu banyak dan terlalu sedikit dalam mengkonsumsi, sesuai porsinya dan tidak menimbulkan efek apapun dikemudian hari. Pola makan yang sehat adalah kita mengerti pola hidup kita sendiri, mengetahui pola makan dan gaya hidup sehat yang kita inginkan. Bukan pola hidup yang ditetapkan orang lain. Intinya kita harus mengerti kebutuhan kita sendiri. Kedua jangan selalu menuruti semua keinginan makan, kendalikan dan awasi berbagai hasrat sesaat yang datang tiba-tiba dan kadang itu sangat tidak baik bagi kesehatan. Anda adalah sang pengambil keputusan, jangan mau dikendalikan oleh nafsu, tetapi anda yang mengendalikan nafsu anda.

Pada dasarnya pencernaan kita memiliki kemampuan yang terbatas, ya artinya segala sesuatu yang harus melalui proses mencerna harus sesuai dengan kapasitasnya, tidak berlebihan dan tidak terlalu kekurangan. System pencernaan memang bisa memfilter berbagai bahan tidak berguna bagi tubuh, namun terbatas pada level tertentu saja dan sisanya akan disimpang dalam tubuh dan tidak dikeluarkan. Sisa timbunan yang menumpuk dan tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh ini yang menjadi bibit penyakit baru, misalnya lemak jenuh yang tertumpuk dalam jumlah besar itu akan mengakibatkan tumbuhnya penyakit kolesterol, jantung, kangker dan sebagainya. Jika memang memungkinkan maka segeralah banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung anti oksidan seperti buah-buahan segar dan sayur agar tubuh dapat segera menetralisir racun dan tidak tumbuh penyakit dikemudian hari.

Berikut ini beberapa Jenis makanan yang sebaiknya dihindari dan dikendalikan dalam rangka menjaga pola hidup sehat;

1. Makanan terlalu asam, makanan jenis ini bias mengganggu system percernaan terutama enzim-enzim yang bertugas mengolah makanan menjadi harus bekerja keras meneralkan asam yang ada pada lambung, jika belangsung secara terus menerus bias mengakibatkan penyakit magh kronis.

2. Makanan terlalu pedas, makanan ini akan mengakibatkan pencernaan menjadi mudah luka akibat sifat panas yang dibawa si pedas sehingga perut mudah menghasilkan gas dan perut menjadi kembung, disamping juga bisa menimbulkan penyakit hepatitis

3. Makanan yang terlalu manis, jenis makanan ini banyak mengandung gula bisa menimbulkan penyakit diabetes atau kencing manis

4. Makanan yang terlalu asin, jenis makanan ini bisa menimbulkan penyakit darah tinggi, misalnya ikan asin.

5. Makanan yang terlalu panas atau telalu dingin, bisa menimbulkan gangguang gusi dan gigi keropos.

6. Makanan yang banyak menyandung minyak/lemak jenuh, makanan beminyak umumnya termasuk yang sulit dicerna karena sifat minyak yang tidak larut dalam air, sehingga mengakibatkan semakin menumpuknya gumpalan lemak jenuh dalam darah ini bias mengakibatkan terjadinya sumbatan dalam aliran darah.

7. Makanan yang dibakar/panggang, ada semacam jat karbon hasil pembakaran yang bisa mengakibatkan timbunya kangker jika menumpuk terlalu lama dalam darah

8. Makanan dalam kaleng, walaupun buah dan sayuran bias dikemas ke dalam kaleng yang kedap udara, namun tetap saja nilai gizinya tidak sama dengan yang tidak dikemas rapat seperti ini, jenis makanan ini minim nilai gizinya karena sudah terlalu lama mengendap bersama zat pengawet dan pewarna tambahan selama proses pendistribusian dan penyimpanan, jadi sebaiknya tidak banyak mengkonsumsi jenis makanan yang satu ini

9. Makanan olahan, seperti nugget, sosis, burger dan lain-lain, merupakan jenis makanan yang diproduksi dalam jumlah banyak dan biasanya menggunakan bahan pengawet dalam jumlah cukup banyak untuk mempertahankan kualitas makanan untuk jangka waktu tertentu, Hal ini diawali oleh McDonalds dimana gugatan diajukan terhadap mereka pada tahun 2003 karena bahan yang terkandung adalah 50 % di dalamnya bukan merupakan daging asli tetapi komposisi bahan sintetis, agen leavening, gula, jagung dan turunannya. Hal ini disebut sebagai salah satu makanan buatan karena itu adalah jenis sintetis daging yang juga memperlakukan besar untuk lingkungan

10. Makanan cepat saji, makanan jenis ini ada banyaknya dan tidak hanya terbatas pada produk buatan luar negeri, makanan jenis ini biasanya menggunakan bumbu berbahan dasar sintesis karena untuk mencapai cita rasa instan yang bias langsung dinikmati pembeli dalam waktu yang secepat-cepatnya, konsep kecepatan sangat diutamakan sehingga umumnya jenis makanan ini digemari karena

11. Makanan mengandung babi, sudah jelas ini dilarang dalam agama, namun bagaimana jika si penyedia jasa tidak memberikan informasi yang benar mengenai ingredient yang ada dalam makanannnya.

12. Makanan yang mengandung kacang kedelai, hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahan baku kacang kedelai yang tidak diolah dengan proses fermentasi seperti tempe sangat tidak baik untuk kesehatan, bisa mempengaruhi produksi hormone estrogen berlebih.

13. Makanan mengandung pestisida, berbagai jenis sayur-sayuran yang dihasilkan petani sayuran ternyata banyak menggunakan bahan pestisida untuk menghasilkan sayur segar dan tidak diserang hama. Kandungan pestisda belebihan sangat berbahaya bagi tubuh dalam

14. Minuman bersoda, Gula Pops adalah salah satu bahan utama yang ditemukan di sebagian besar minuman soda. Konsumsi minuman soda kaleng terus menerus dan teratur itu mungkin akan menimbulkan penyakit jangka panjang seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung lainnya. Sebuah kaleng soda sebenarnya terdiri dari 10 sendok teh gula yang menyebabkan reaksi insulin dalam tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kelebihan berat badan yang akan mengembangkan diabetes. Ini memiliki asam fosfat yang membatasi penyerapan kalsium, yang mungkin menyebabkan osteoporosis. Asam-asam yang sama memperlambat proses pencernaan karena asam lambung berinteraksi dengannya. Bahan berbahaya lain dari soda kalengan adalah aspartam, yang pada waktu, mungkin akan menimbulkan tumor otak, gangguan emosi, multiple sclerosis, dan sindrom metabolik. Ini adalah alasan mengapa perut seseorang adalah lemak, yang juga terjadi pada orang-orang yang peminum berat.

Dan yang lebih parahnya adalah bahwa sebagian besar anak-anak yang sudah beranjak remaja atau dewasa itu tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang penakut, lemah dalam berpikir, mudah menyerah, dan bahkan menunjukkan perilaku penyimpangan genetika yaitu yang laki-laki jadi berperilaku seperti perempuan dan yang perempuan berperilaku sangat feminin. Anak-anak adalah korban nyata pola konsumsi yang salah dan masa depan mereka adalah taruhannya.

Disamping dampak negative yang dihasilkan jenis makanan tertentu hanya membuat sebagian orang makin tidak bisa mengendalikan nafsu. Manusia juga menjadi semakin sensitive, radikal dan sadis, manusia menjadi semakin kejam dan tidak lagi mau menggunakan akal pikiran dan hatinya dalam menghadapi persoalan. Sifat makanan saat ini bukan sekedar berguna untuk menahan lapar, tetapi juga mengandung misi terselubung yang bertujuan untuk merusak suatu generasi. Perusakan generasi itu dimulai dari keluarga, sebuah inti yang paling kecil dalam kehidupan masyarakat. Dan kita saat ini kita melihat dan merasakan sendiri apa yang sedang terjadi tetapi kita sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa terkait hal tersebut. Bukan hanya makanan yang sudah terkontaminasi, bahkan udara yang kita hirup dan air yang kita minum pun sudah banyak mengandung zat-zat berbahaya yang pada akhirnya bisa merusak system metabolism tubuh. Generasi yang ada saat ini akan mengalami banyak perubahan degenerative akibat sifat konsumsi yang mereka terapkan. Perusakan sifat generative ini sudah berlangsung sangat lama, dan itu tidak bisa dicegah, hanya bisa dihindari terkait kebiasaan buruk kita tidak mau memilah jenis makanan yang baik untuk kesehatan. Masih ada beberapa cara menghindari dampak buruk makanan, yaitu dengan cara bepuasa rutin senin dan kamis. Memang tidak bisa menghilangkan dampak secara keseluruhan, tetapi setidaknya bisa mengurangi dampak langsung seperti berkembangnya zat-zat berbahaya itu berkembang menjadi bibit penyakit. Tetapi terkait semua hal tersebut, janganlah kita berpaling dari kasih sayang-Nya.

Tahukah anda bahwa nabi pun sudah menganjurkan umatnya untuk mengawasi pola makan kita, mendekati dan menjelang akhir jaman seperti sekarang ini. Bahwa ada baiknya manusia mulai memperhatikan makanan yang mereka konsumsi. Anjuran ini dibuat sejak ribuan tahun yang lalu untuk segenap umat muslim di muka bumi ini. Bahwa Nabi telah memberi tahu kita yang masih hidup di masa menjelang datangnya puncak fitnah, bahwa jenis makanan orang beriman yang baik adalah yang semisal dengan makanan para malaikat. Makanan para malaikat adalah membaca tasbih dan mensucikan, dan itulah sebaik-baiknya makanan bagi kaum muslimin, tasbih dan tasdiq (HR. Abdul Razzaq, ath-Thayalisi, Ahmad, Ibnu Asakir). Betapa pentingnya kedudukan dan peranan dzikrullah dimasa fitnah menjelang hadirnya ad-Dajjal. Sedemikian pentingnya mengingat Allah sehingga jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka ia dapat menggantikan fungsi makanan, khususnya protein, yang pada masa itu sudah menjadi barang langka atau jika bias dikatakan musnah sebagai akibat dampak perubahan iklim dan atau akibat kesengajaan sebagian pemilik modal untuk melakukan rekayasa bio-teknologi.Banyak-banyaklah berpuasa, agar terhindar dari penyakit mematikan dan menjadi lebih sehat. Karena memang sudah menjadi sebuah fakta bahwa ketika seseorang terlalu banyak mengisi perutnya dengan makanan maka yang terjadi adalah otaknya akan bekerja lebih lambat dan biasanya mereka menjadi lebih malas dan tidak punya semangat. Namun ketika seseorang berada dalam keadaan lapar, maka system kerja otaknya menunjukkan peningkatan, karena sedikitnya jumlah gula dalam darah sehingga otak lebih mudah menyerap oksigen dan bisa berpikir lebih cepat dan taktis.

Tahukah anda mengapa dua kegiatan tasbih dan dzikir ini bisa menggantikan fungsi makanan sebenarnya di akhir jaman? Bahwa tasbih dan dzikir adalah asupan gizi yang dapat menghidupkan hati, manusia membutuhkan asupan gizi untuk hatinya agar hatinya bisa diterangi dengan cahaya hidayah ilahi.

Di era globalisasi ini, kita tidak boleh lengah untuk memberikan ‘asupan gizi’ yang berkualitas untuk kesehatan hati kita. Dan, untuk bagaimana menyehatkan hati manusia, Allah telah memberikan petunjuk yang luar biasa, agar kita tidak hidup menjadi manusia yang tersesat dari petunjuknya karena sudah masuk dalam perangkap iblis yang sudah menghidupkan sifat-sifat tercela seperti; pendengki, pemaki, riya, ujub, keras hati dan irasional (dholim). Sifat-sifat negatif itu tidak lain adalah seruan syetan agar manusia terjerembab dalam kesesatan dan kemurkaan Allah. Oleh karena itu, kita mesti waspada. Sebab syetan sangat canggih, ia bisa menipu kita dengan cara yang sangat lembut, tersamar dan terselubung. Keberadaan setan-setan itulah yang sebenarnya menjadikan manusia terhijab dari cahaya Allah, sehingga hati menjadi mati.

Menurut Imam Ghazali dalam bukunya “Ajaibul Qalbi al-Awwal min Rubu’ al-Mukhlikat” hati memiliki dua pengertian.

Pertama, segumpal daging yang berbentuk bulat panjang yang terletak di dada sebelah kiri, yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Di dalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam. Ini adalah sumber ruh atau nyawa.

Kedua, yaitu sesuatu yang halus (lathifah), bersifat ketuhanan (rabbaniyyah) dan ruhaniyah, yang berkaitan dengan hati secara fisik tadi Lathifah (yang halus) itu adalah hakikat diri manusia.Ia mampu menangkap pengetahuan tentang Allah dan hal-hal spiritual lainnya, yang tidak mungkin dicapai dengan akal pikiran semata. Hati merupakan satu-satunya perangkat yang jika ia hidup pasti akan menjadikan indera fisik lainnya, benar dalam melihat makna realitas dan kebenaran, sehingga akan muncul sifat sholeh, santun, ramah, pemaaf, dan suka membantu orang lain.

Menghidupkan Hati 

Tidak akan hidup hati seorang Muslim, kecuali dipelihara dengan baik oleh sang pemilik. Cara memelihara hati agar terus hidup hingga kita menghadap keharibaan-Nya tiada lain dengan senantiasa menggunakan akal untuk berfikir dan hati untuk berdzikir. Perpaduan dari kedua amalan tersebut akan menjadikan seorang Muslim menjadi insan ulul albab. Yaitu insan yang apabila melihat, mendengar, atau merasa dia berfikir. Pada saat bersamaan, saat ia berdiri, duduk, berbaring, dia terus berdzikir. Inilah manusia yang memahami hakikat kehidupan, sehingga tidak ada fokus utama baginya melainkan berlindung kepada Allah dari panasnya api neraka, karena kelalaian dan kesombongan (QS. 3 : 190, 191). Orang demikian adalah orang yang hidup hatinya.

 Hanya ulul albab yang akan bisa melihat dan meyakini sepenuh hati tentang kebesaran Allah. Dan, karena itu ia akan mampu mengendalikan hawa nafsunya. Jadi, hatinya dikuasai dan dikenalikan oleh ilmu (hidayah), bukan ambisi atau pretensi, sehingga kelak ia akan meraih kesempunaan nikmat di dalam surga-Nya.

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. 79 : 40, 41).

 Jadi, untuk menghidupkan hati, setiap Muslim harus membangun tradisi dzikir dan fikir yang berkualitas. Yaitu berdzikir dan berfikir yang setiap saat menjadikan kita semakin siap menjadi Muslim kaffah, semakin bergairah dalam menegakkan kebenaran, semakin percaya diri menjadi seorang Muslim, semakin antusias mempersiapkan kematian, dan semakin rindu bertemu dengan Allah.

 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. 13 : 28).

Tanpa dzikir dan fikir yang berkualitas, seorang Muslim rawan dalam badai gelombang kehidupan, sehingga goyah keimanan dan keislamannya. Jika hal itu benar-benar terjadi, khawatir hatinya akan mengeras seperti batu dan mendapat kemurkaan Allah. Imam Ghazali masih dalam kitab yang sama menjelaskan bahwa suatu ketika ada seseorang bertanya kepada Nabi, tentang makna firman Allah dalma surat Al-Zumar ayat 22.

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. 39 : 22).

Orang itu bertanya, apa yang dimaksud dengan dibukakan hati itu? Nabi pun bersabda, “Yaitu kelapangan. Sesungguhnya jika cahaya telah dipancarkan ke dalam hati, maka dada menjadi lapang dan terbuka dari menerima rahmat-Nya”.

Jadi, mari kita pelihara hati kita agar tetap hidup dalam naungan cahaya Ilahi. Sungguh, keimanan yang ada sekarang pada kita semua adalah nikmat tiada tara. Maka, janganlah disia-siakan.Perbanyaklah berpikir, bahwa dengan iman dalam hati, sebenarnya Allah telah janjikan surga kepada kita.Tetapi jika tidak, kita bisa salah dan tersesat.

 “Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (QS. 10 : 100).

Betapa bodohnya kita jika sudah diberi nikmat iman kemudian kita tidak syukuri dengan membiasakan dzikir dan fikir. Sementara, Allah telah memberikan peluang sangat besar bagi kita untuk meraih kebahagiaan.“Apakah kamu tidak berpikir,” demikian sindir Allah di beberapa penghujung ayat-ayat suci Al-Qur’an.

SIAPA KAH YANG TERMASUK GOLONGAN “MANUSIA RUGI”?

nuurislami.blogspot.com Tahukah anda bahwa sekarang ini ada banyak sekali orang yang sudah berada dalam kerugian yang amat besar namun mereka tidak menyadarinya. Kerugian yang timbul akibat sikap malas, lalai, mengikuti hawa nafsu, melampaui batas, keras hati dan tersesat ini membuat mereka celaka di hari akhir kelak. Kecelakaan yang tidak bisa ditolelir lagi dan membuat pelakuknya menerima siksa neraka yang amat pedih. Apa sajakah yang termasuk penyebab timbulnya kerugian ini.
Maka dari itu simak penjelasan berikut ini dijabarkan agar kita tidak dimasukkan dalam golongan orang yang rugi bahkan bangkrut dihari akhir kelak. 
Secara harfiyah, Al-Qur’an menggunakan kata khusr untuk menyebut kerugian, khusr itu sendiri artinya berkurang, rugi, sesat, celaka, lemah, tipuan, dll, semuanya dengan makna negatif. Jika dalam istilah perdagangan, rugi bisa diartikan bangrut atau mengalami kekurangan modal sehingga usahanya gulung tikar. Yang menjadi persoalan kita kemudian adalah, apa saja faktor-faktor yang membuat manusia menjadi rugi seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, inilah sesuatu yang amat penting untuk kita telaah.  

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.' (QS: 103:1-3) 

Dalam proses penciptaannya, manusia seharusnya sadar bahwa dalam dirinya allah sudah menganugerahkan kemampuan lebih yang tidak dimiliki mahluk lainnya; melihat dengan mata hati, mendengar dan memahami dengan baik kedalaman ilmu. Karena ketiga unsure ini adalah salah satu sifat terpuji dan terbaik dari dzat allah yang dikaruniakan kepada manusia dalam bentuk ruh yang halus yang ditiupkan ke dalam jasad manusia. Ini yang menjadikan manusia berbeda dari mahluk lainnya. Ketiga indera ini yang membuat derajat manusia lebih tinggi dibanding bangsa jin/iblis, bangsa malaikat dan bangsa lainnya. Derajat manusia ditentukan kemampuan sejauh mana manusia pandai mengoptimalkan ketiga indera ini, sejauh mana manusia sudah mengamalkan dan menjadikannya sebagai sarana untuk memuliakan jiwa, mensucikan hati dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri. Karena masing-masing indera ini memiliki fungsi yang berbeda namun merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan bertujuan pada satu tujuan mulia.  
 QS. As Sajadah (32) : 9 “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya Ruh- Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”   “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari bangsa jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi ) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raf:179) 

Sebelum lebih jauh, perlu kita ketahui juga bahwa sesungguhnya allah telah menganugerahkan ruh-Nya yang suci itu kepada manusia agar kita dapat senantiasa beribadah kepadanya. Sama halnya dengan hakikat penciptaan mahluk lain di alam semesta ini, berikut firman-Nya: 

“Dan tidak aku menciptakan manusia selain untuk beribadah kepada-KU.

Tapi disamping untuk tujuan beribadah, masih ada tujuan lain yang jauh lebih besar daripada itu. Adapun allah mensematkan ruh yang suci kedalam diri setiap manusia adalah dalam rangka untuk menyelamatkannya dari siksa api neraka. Dengan cara apa allah ingin menyelamatkan manusia dari semua azabnya yang pedih di hari akhir kelak. Hati ruhaniah adalah tempat bersemayamnya iman, tempat datangnya hidayah, tempat masuknya hikmah. Sementara ketajaman mata hati dan pendengaran adalah sarana yang allah siapkan bagi manusia agar manusia dapat banyak belajar tentang alam sementa, mengetahui hakikat kebenaran dan lebih mengenal diri, penciptanya dan seluruh hasil ciptaan Allah. Jika ia sudah mengetahui semua hakikat kemanusiaa dan ketuhanannya, maka bertebaranlah kita semua di muka bumi ini untuk menyebarkan kebenaran, saling tolong menolong dan saling nasehat-menasehati. Agar makin banyak lagi orang yang sudah terlanjur sesat bisa diselamatkan ke jalan yang lurus. Agar kita bisa menularkan hakikat kebenaran kepada saudara-saudara kita yang kurang pemahamannya tentang ilmu agama. Disinilah allah akan melihat kualitas derajat manusia yang sebenarnya. 

Disamping juga sebagai sarana agar kita bisa mengenal siapa yang menciptakan kita dan hasil dari pemahaman itu adalah untuk membuat kita berubah menjadi mahluk-Nya yang mulia di sisi-Nya. Diakhir hayat kelak di alam barzah, maka ruh yang pernah bersemayang dalam diri kita akan dikembalikan lagi ke pangkuan-Nya dalam keadaan bersih dan suci, sementara tubuh kita sudah hancur dimakan ulat dalam tanah, dan tinggal lah jiwa kita yang akan menjadi saksi, menyangkal atau mengiyakan semua perbuatan kita ketika di dunia. Jiwa ini yang akan menanggung semua hasil perbuatan kita. Karena sebagaimana sudah diketahui bahwa diawal penciptaannya, jiwa sudah bersedia menjadi saksi kelak, dibekali pemahaman tentang hakikat penciptanya, sudah diberi pemahaman tentang nilai kebaikan dan keburukan serta di berikan kebebasan menentukan pilihan. Jadi sudah cukup bagi jiwa itu untuk mempertanggung jawabkan semua tindakan atas dirinya. 

Dan lihatlah apa yang dilakukan manusia dengan ketiga unsure ini pada kehidupan sehari-harinya, mereka urung memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, sebaliknya mata hanya digunakan untuk melihat materi yang indah-indah, telinga banyak digunakan untuk mendengarkan music dibanding ayat-ayat al quran dan hati dibiarkan mengikuti ambisi hawa nafsu. Mereka urung memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya maka jadilah mereka manusia yang buta, tuli dan sesat. Dan faktanya mereka memang melakukan ketaatan, namun semua itu hanya ditujukan untuk kepentingan diri sendiri dan mendapat penghargaan dari orang lain. Melakukan kebaikan dengan mengharap imbalan, melakukan ibadah agar mendapat pujian dan pengakuan, menimba ilmu agar mendapat gelar, dan seterusnya berbagai niat yang bukan ditujukan untuk memuliakan diri bahkan menjadikan dirinya kufur dihadapan allah. Maka begitulah allah menyebut mereka golongan yang berada dalam kerugian yang amat besar. Kenapa mereka dimasukkan dalam golongan rugi di akhirat kelak? Ini ada kaitannya dengan saat proses penimbangan amal, pada saat penghitungan di timbangan ternyata banyak amalan terbuang sia-sia, padahal ia sudah melaksanakan semua kewajiban sesuai tuntunan. Tetapi ketika di perlihatkan ternyata amalan itu tidak ditujukan untuk mensucikan hatinya, tidak ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah melainkan untuk niat lain. 

Jiwa yang menjadi saksi pada saat itupun membenarkan bahwa semua amal ibadahnya dilakukan dalam rangka untuk sekedar menjalankan kewajiban, bukan karena mengharap ridho-Nya, atau ada juga yang niat agar bisa dinaikkan pangkatnya, atau agar diberikan rizki yang banyak, dan agar-agar lain. Sungguh manusia pada saat itu sudah berada dalam kerugian yang besar, karena pada akhirnya semua amal solehnya itu tidak ditimbang sedikitpun melainkan dicaci maki dan dilemparkan begitu saja. Maka bangkrutlah orang itu seketika di depan Allah sebagaimana hadist berikut ini: Kata Abu Hurairah ra. 

Bahwa Nabi saw pernah bersabda;”Apakah kalian tahu orang yang bangkrut!” Para sahabat menjawab;”Ya Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan kenikmatan.

” Sabda Nai saw:’ Orang yang bangkrut di kalangan umatku kelak ialah orang yang pada hari kiamat didatangkan amal shalatnya, puasanya dan zakatnya, justru amal itu akan dicaci-caci dan dilemparkan begini…”

Berikut kisah pengadilan akhirat yang terdapat dalam hadits Rasulullah dari Abu Hurairah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim, An-Nasa-i, Imam Ahmad dan Baihaqy. Kisah yang sama dalam teks hadits yang berbeda juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Di akhir hadits, Abu Hurairah bahkan membaca firman Allah yang menjadi hikmah pelajaran atas kisah tersebut.  

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan,” (QS Hud: ayat 15-16). 

Ada tiga orang yang sedang menanti sidang dengan kepercayan diri amat senang. Ketiganya yakin betul akan diputuskan menjadi penghuni surga. Namun pengadilan Allah jauh berbeda dengan pengadilan manusia. Allah Maha Tahu segala hal meski ukurannya seberat dzarrah. Allah pun memiliki sifat Maha adil yang memutuskan setiap perkara tanpa dzalim. Tiga orang yang merasa menjadi calon penghuni surga ini pun terbelalak. Mereka yang terdiri dari orang-orang shalih itu justru berakhir di neraka. Mereka diseret dengan kasar ke dalam api yang membara. Apa gerangan yang terjadi? Rupanya mereka hanyalah shalih di pandangan manusia, namun tak mentauhidkan Allah dalam niat amal mereka. 

Orang pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang pria yang mati syahid. Si pria mengakui banyaknya nikmat yang diberikan Allah padanya. Allah pun bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?” Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid,” ujarnya. Allah ta’ala pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian,” firmanNya. Mujahid riya itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke jahannam. 

Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Alquran pada manusia. Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat berbagai nikmat itu?” Sang ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari dan mengajarkannya Alquran karena Engkau,” ujarnya. Namun Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut sebagai seorang qari,” Allah, mengadili. Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka yang apinya menjilat-jilat. 

Orang ketiga pun dipanggil. Kali ini ia merupakan seorang yang sangat dermawan. Sang dermawan dianugerahi Allah harta yang melimpah. Allah pun menanyakan tangung jawabnya atas nikmat itu, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmatKu” firmanNya. Sang dermawan menjawab, “Saya tidak pernah meninggalkan sedeqah dan infaq di jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau,” jawabnya. Dia pun tak jauh beda dengan dua orang sebelumnya. “Kau berdusta,” firman Allah. “Kau melakukannya karena ingin disebut sebagai seorang dermawan. Dan begitulah yang dikatakan orang-orang tentang dirimu,” firmanNya. Sang dermawan yang riya ini pun diseret dan dilempar ke neraka, bergabung dengan dua temannya yang juga menyimpan sifat riya di hati. 

Di mata manusia, ketiganya merupakan seorang yang taat beribadah dan diyakini akan menjadi penduduk surga. Namun hanya Allah yang mengetahui segala isi hati hambaNya. Ketiganya tak pernah mengikhlaskan amalan untuk Allah, melainkan agar diakui manusia. Mereka pun berakhir di neraka dan menjadi penghuni pertama neraka. Nauzubilah minjalik

SIAPA SOSOK RUH DALAM DIRI MANUSIA

Nuurislami.blogspot.com Siapa sosok ruh yang ada dalam diri kita? Sudahkah kita mengenal dia dan sadarkah kita dengan keberadaannya, hidup kita sangat tergantung pada setiap tindak-tanduk yang ia lakukan. Lalu siapa sosok ruh itu sebenarnya? Sebelum kita melangkah lebih jauh membahas Ruh, maka ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui perbedaan mendasar antara Jiwa dengan Ruh. Sebab, banyak di antara kita yang merancukan keduanya.

Ruh adalah untuk menggambarkan ‘sesuatu’ yang menyebabkan munculnya kehidupan pada benda-benda yang tadinya mati, sekaligus 'menularkan' sifat-sifat ketuhanan kepadanya. Selain itu, kata Ruh juga digunakan untuk menggambarkan malaikat, dalam bentukan kata Ruh al Qudus dan Ruh al Amin. Roh adalah suci, ciptaan Allah, sehingga ia dikategorikan sebagai Makhluk. Ayat berikut ini menggambarkan fungsi kehidupan ruh.

 QS. As Sajadah (32) : 9 “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya Ruh Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”

Setidak-tidaknya ada tiga hal yang menyebabkan Ruh dan Jiwa berbeda. Yang pertama, karena substansinya. Yang kedua, karena fungsinya. Dan yang ketiga, karena sifatnya.  

1. Perbedaan yang pertama, pada substansinya.

  Jiwa dan Ruh berbeda dari segi kualitas ‘dzat’nya. Jiwa digambarkan sebagai dzat yang bisa berubah-ubah kualitasnya: naik dan turun, pasang dan surut, kotor dan bersih, penuh dan kosong dan seterusnya. Sedangkan Ruh digambarkan sebagai dzat yang selalu baik dan suci, serta berkualitas tinggi. Bahkan digambarkan sebagai 'turunan' dari Dzat Ketuhanan.

 QS. Al Hijr (15) : 29 “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya RuhKu, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”

Tingginya kualitas Ruh itu tergambar dari 2 hal, sebagaimana disebutkan ayat di atas. Yang pertama, ditunjukkan oleh keharusan tunduk seluruh malaikat kepada manusia. Dan yang kedua, ditunjukkan oleh penggunakan 'kata ganti' KU, yang menggambarkan bahwa Allah mengakui betapa dekatNya dzat yang bernama Ruh itu dengan Allah. Kita semua tahu, malaikat tunduk kepada Adam setelah Allah 'meniupkan' RuhNya kepada Adam. Setelah Allah menyempurnakan kejadian Adam sebagai seorang manusia.

Jadi, kita bisa mengambil kesimpulan umum, bahwa kualitas Ruh itulah yang menyebabkan meningkatnya martabat seorang manusia, sehingga menjadikan para malaikat menghormatinya. Yang kedua, ketinggian dzat yang disebut Ruh itu terlihat dari bagaimana Allah mengatakannya sebagai Ruh Ku. Tidak pernah Allah, dalam firmanNya, menggunakan kata ganti kepunyaan 'KU' untuk Jiwa. Misalnya, mengatakan 'JiwaKU'. Tetapi Dia menggunakan kata ganti kepunyaan itu, untuk menggambarkan itu adalah Ruh-Nya. Penggunaan kata Ruh Ku ini tentu jangan ditafsirkan sebagai Ruh Allah yang masuk ke dalam diri manusia. Melainkan itu Ruh milik (ciptaan) Allah. Meskipun, di ayat lain, Allah juga mengatakan sebagian dari RuhKu, yang menggiring kita pada pemahaman bahwa Allah ‘mengimbaskan’ sebagian dari sifat-sifatNya kepada manusia lewat Ruh itu. Dengan adanya Ruh itulah manusia jadi memiliki kehendak. Dengan Ruh itu pula manusia bisa berilmu pengetahuan. Dengan Ruh itu pula ia menjadi bijaksana, memiliki perasaan cinta dan kasih sayang, serta berbagai bagai sifat ketuhanan, dalam skala manusia. Ya, Ruh adalah dzat yang menjadi media penyampai Sifat-sifat Ketuhanan di dalam kehidupan manusia. QS Tahrim (66) : 12  

dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari Ruh Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang ta'at. QS. As Sajdah (32) : 9 Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya Ruh Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Dalam kaitannya dengan fisik, Allah menjelaskan bahwa Ruh tersebutlah juga dilengkapi dengan seperangkat kemampuan pendengaran, penglihatan dan hati. Ketiga unsure ini adalah merupakan salah satu dari nama-nama dan sifat-sifat terbaik allah yang kesemuanya terhimpun dalam 99 nama Asmaul Husnah. Kemampuan pendengaran yang berasosiasi dengan sifat allah yang maha mendengar (al Sammi), kemampuan penglihatan yang berasosiasi dengan salahs satu sifat allah yang maha melihat (Al Bashir) dan hati yang mana ini bukanlah bagian dari hati yang berbentuk segumpal darah dan berwarna merah, namun itu berhubungan dengan unsure yang amat peka dan paling lembut dari sifat allah yang didalamnya akan menjadi tempat masuknya hidayah, al hikmah, dan wahyu. Didalam lubuk hati kepunyaan allah yang melekat dalam unur ruh inilah nabi Muhammad saw menerima wahyu melalui malaikat jibril.

Jika tidak adanya ketiga unsure Ruh inilah, maka fungsi penglihatan pada mata, pendengaran pada telinga dan 'hati' tidak akan mampu menghasilkan kefahaman bagi seorang manusia. Dengan Ruh yang maha melihat, maha mendengar dan memahami inilah manusia dapat mengambil pelajaran. Jika tidak ada ruh maka manusia akan bertindak bagai seekor binatang saja. Hal ini dikemukakan oleh Allah dalam firmanNya. QS. Al A'raaf (7) : 179

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

 Jadi kita bisa merasakan betapa istimewa dan terpujinya Ruh ini. Pada Ruh lah yang menjadikan kita sebagai manusia seutuhnya, yang 'menularkan' Sifat-sifat terpuji Allah yang Serba Sempurna dalam skala kehidupan manusia. Karena demikian tingginya kualitas Ruh itu, maka di ayat lain, Allah menegaskan bahwa Ruh adalah urusan Allah. QS. Al Israa' (17) : 85  

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit

2. Perbedaan yang kedua, antara Jiwa dan Ruh adalah pada fungsinya. 

Jiwa digambarkan sebagai ‘sosok’ yang bertanggung jawab atas segala perbuatan kemanusiaannya. Bukan Ruh yang bertanggung jawab atas segala perbuatan manusia, melainkan Jiwa. Karena dalam proses penciptaannya, sosok jiwa sudah diambil sumpah untuk menjadi saksi keesaan allah ketika di alam ruh, berikut firman Allah swt dalam surah (Al Araaf:172) yang bermaksud:

Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : ”Bukakankan Aku ini Tuhanmu”, mereka menjawab :”Bahkan engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan demikaian agar di hari akhirat kelak kamu tidak mengatakan: sesunggunya kami adalah oran-orang lalai terhadap keesaaaan Mu. 

Ruh adalah dzat yang selalu baik dan berkualitas tinggi. Sebaliknya Hawa Nafsu lawammah adalah dzat yang berkualitas rendah dan selalu mengajak kepada keburukan. Sedangkan Jiwa/nafs adalah dzat yang bisa menentukan pilihan, jalan kebaikan atau keburukan. Maka, Jiwa yang akan bertanggung jawab terhadap pilihannya itu. Surah Asy Syams (91:7-10) . Firmanya yang bermaksud:

"Dan demi nafs (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan kepada nafs itu jalan ketaqwaaan dan kefasikannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya dan sesungguhnnya rugilah orang yang mengotorinya.

Setiap Jiwa akan menerima konsekuensi atau balasan dari perbuatan jeleknya atau perbuatan baiknya. la terkena hukum dosa dan pahala. Sedangkan Ruh, selalu ‘mengajak’ kepada kebaikan. Ini juga ada kaitannya dengan istilah Ruh yang digunakan untuk menyebut malaikat. Malaikat adalah agent kebaikan. Lawan dari Iblis dan setan sebagai agent kejahatan.

 QS. Al Mursalat (77) : 1 Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,

QS. Fathiir (35) : 5 Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.

 3. Dan yang ketiga, Perbedaan itu ada pada sifatnya.

Jiwa bisa merasakan kesedihan, kecewa, kegembiraan, kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, dan kedamaian. Sedangkan Ruh bersifat stabil dalam 'kebaikan' tanpa mengenal perbandingan suasana. Ruh adalah kutub positif dari sifat kemanusiaan. Sebagai lawan dari sifat setan yang negatif. Dalam kalimat yang berbeda, Ruh juga digambarkan bagaikan malaikat yang mengajak pada cahaya yang terang benderang, melepaskan diri dari dunia kegelapan hawa nafsu. Seiring dengan substansi malaikat yang terbuat dari cahaya.

Sedangkan Jiwa adalah sosok yang 'bergerak' dan kualitasnya berubah terus di antara 'kutub cahaya' sang Ruh dengan 'kutub kegelapan' badan manusia yang terbuat dari tanah. Antara 'kutub malaikat' dan 'kutub setan'. Jadi kalau digambarkan secara ringkas, Allah menciptakan badan manusia dari material tanah dan kemudian 'meniupkan' sebagian Ruh-Nya kepada badan itu. Maka, hiduplah' bahan organik tanah' menjadi badan manusia, disebabkan oleh adanya Ruh. Dan akibat dari bersatunya Badan dan Ruh, sejak saat itu pula mulai aktiflah Jiwa manusianya.

Jadi, Jiwa adalah akibat. Bukan penyebab. Penyebab utama adalah masuknya Ruh ke dalam badan, kemudian muncullah Jiwa sebagai hasil interaksi antara Ruh dengan Badan. Di dalam badan yang sudah ada Ruhnya itulah Jiwa berkembang mencapai bentuknya yang tertinggi. Ada 2 kutub yang saling tarik-menarik di dalam diri kita, yaitu : Ruh dan Badan.

Ruh mewakili sifat-sifat malaikat yang penuh dengan ketenangan, ketaatan, keikhlasan, akal sehat, kesucian, cinta kasih dan kesempurnaan. Sedangkan badan mewakili sifat-sifat iblis dan setan yang menggambarkan kehidupan materialistik, pemenuhan kebutuhan badaniah, hawa nafsu, keserakahan, kesombongan, pertentangan, kemarahan, dan segala tipu daya kehidupan.

Dalam kalimat berbeda, Ruh menggambarkan Akhirat sebagai kehidupan yang sesungguhnya, sedangkan Badan menggambarkan Dunia sebagai kehidupan sementara yang penuh kepura-puraan dan semu. Ruh adalah adalah sumber Akal Sehat, sedangkan Badan adalah sumber Hawa Nafsu!



Untuk memberi keyakinan yang lebih dalam lagi kepada diri kita bahwa didalam unsure ruh manusia ini terdapat unsure dzat maha suci allah yaitu 2 dari 99 asmaul husnah, diantaranya sifat maha mendengar dan maha melihat serta maha mengetahui. Simak uraian berikut ini mengenai proses keluarnya ruh dari dalam jasad ketika menjelang kematian. Bagi kaum yang beriman, maka allah memerintahkan malaikat untuk menulis sebagian asma allah di telapak tangannya, barulah ruh itu dengan sukaren keluar dari jasad dalam keadaan tenang.
 
Baginda Rasullullah saw bersabda:

Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai kelutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”

Sambung Rasullullah saw lagi:

“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail as akan menebarkan sayapnya yang di sebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada di sekelilinginya. Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibrail as “Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail as akan menebarkan sayap di sebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya.

Dari sebuah hadis bahawa apabila Allah swt menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata: “Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah swt ” Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali kepada Allah swt dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu.

Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud:

“Wahai malaikat maut, kamu cabutlah ruhnya dari arah lain.” Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah swt maka malaikat maut pun cuba mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak yatim dan keluar penulisan ilmu. Maka berkata tangan: Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu pengetahuan.” Oleh kerana malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka malaikat maut cuba pula dari arah kaki. Malangnya malaikat maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata: Tidak ada jalan bagimu dari arah ini Kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu.” Apabila gagal malaikat maut mencabut roh orang mukmin dari arah kaki, maka malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut menghampiri telinga maka telinga pun berkata: “Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir.” Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata: “Tidak ada jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana takutkan Allah.” Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah swt.

Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud:

“Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu. ” Sebaik saja mendapat perintah Allah swt maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan menunjukkan Asma Allah swt. Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya kepada Allah swt maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang. 
Maha benar allah dengan segala firman-Nya.


Nb: Artikel ini berasal dari hasil tulisan ustadz Hakim Bawazier yang dipublish tanggal 12 april 2012. Akibat berbagai perkembangan ilmu maka di tanggal 21 nopember 2014 ini atau setelah 2 tahun artikel ini beredar maka ia mengalami perubahan dan perbaikan untuk mendapatkan lebih baik lagi pemahaman dan pengetahuan bagi yang membacanya. Semoga bermanfaat.