ISLAM: AGAMA PALING POPULER DI DUNIA SAAT INI

Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001.

Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan Al Qur’an, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa “serangan ini akan mengubah alur sejarah dunia”, dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.

Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa

Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar “kedudukan kaum Muslim di Eropa” dan “dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim.” Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim.

Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul “Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di Eropa” membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.


Gereja Katolik dan Perkembangan Islam
Gereja Katolik Roma, yang berpusat di kota Vatican, adalah salah satu lembaga yang mengikuti fenomena tentang kecenderungan perpindahan agama. Salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bulan Oktober 1999 muktamar gereja Eropa, yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta Katolik, adalah kedudukan Gereja di milenium baru.


Tema utama konferensi tersebut adalah tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. The National Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras menyatakan bahwa satu-satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam; kalangan lain yang lebih objektif dan rasional menekankan kenyataan bahwa oleh karena kedua agama percaya pada satu Tuhan, sepatutnya tidak ada celah bagi perselisihan ataupun persengketaan di antara keduanya. Dalam satu sesi, Uskup Besar Karl Lehmann dari Jerman menegaskan bahwa terdapat lebih banyak kemajemukan internal dalam Islam daripada yang diketahui oleh banyak umat Nasrani, dan pernyataan-pernyataan radikal seputar Islam sesungguhnya tidak memiliki dasar.

Mempertimbangkan kedudukan kaum Muslim di saat menjelaskan kedudukan Gereja di milenium baru sangatlah tepat, mengingat pendataan tahun 1999 oleh PBB menunjukkan bahwa antara tahun 1989 dan 1998, jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa.


Kesadaran Beragama di Kalangan Muslim Meningkat di Eropa
Penelitian terkait juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universita

Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.


Islam adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Eropa
Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.

Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.

Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.


Bersatu pada Pijakan Bersama: “Monoteisme”
Perkembangan Islam juga tercerminkan dalam perkembangan dialog antar-agama baru-baru ini. Dialog-dialog ini berawal dengan pernyataan bahwa tiga agama monoteisme (Islam, Yahudi, dan Nasrani) memiliki pijakan awal yang sama dan dapat bertemu pada satu titik yang sama. Dialog-dialog seperti ini telah sangat berhasil dan membuahkan kedekatan hubungan yang penting, khususnya antara umat Nasrani dan Muslim. Dalam Al Qur’an, Allah memberitahukan kepada kita bahwa kaum Muslim mengajak kaum Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi) untuk bersatu pada satu pijakan yang disepakati bersama:

Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. Ali ‘Imran, 3: 64)

Ketiga agama yang meyakini satu Tuhan tersebut memiliki keyakinan yang sama dan nilai-nilai moral yang sama. Percaya pada keberadaan dan keesaan Tuhan, malaikat, Nabi, Hari Akhir, Surga dan Neraka, adalah ajaran pokok keimanan mereka. Di samping itu, pengorbanan diri, kerendahan hati, cinta, berlapang dada, sikap menghormati, kasih sayang, kejujuran, menghindar dari berbuat zalim dan tidak adil, serta berperilaku mengikuti suara hati nurani semuanya adalah sifat-sifat akhak terpuji yang disepakati bersama. Jadi, karena ketiga agama ini berada pada pijakan yang sama, mereka wajib bekerja sama untuk menghapuskan permusuhan, peperangan, dan penderitaan yang diakibatkan oleh ideologi-ideologi antiagama. Ketika dilihat dari sudut pandang ini, dialog antar-agama memegang peran yang jauh lebih penting. Sejumlah seminar dan konferensi yang mempertemukan para wakil dari agama-agama ini, serta pesan perdamaian dan persaudaraan yang dihasilkannya, terus berlanjut secara berkala sejak pertengahan tahun 1990-an



Kabar Gembira tentang Datangnya Zaman Keemasan

Dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada, terungkap bahwa terdapat suatu pergerakan kuat menuju Islam di banyak negara, dan Islam semakin menjadi pokok bahasan terpenting bagi dunia. Perkembangan ini menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju zaman yang sama sekali baru. Yaitu sebuah zaman yang di dalamnya, insya Allah, Islam akan memperoleh kedudukan penting dan ajaran akhlak Al Qur’an akan tersebar luas. Penting untuk dipahami, perkembangan yang sangat penting ini telah dikabarkan dalam Al Qur’an 14 abad yang lalu:


Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS. At Taubah, 9: 32-33)

Tersebarnya akhlak Islami adalah salah satu janji Allah kepada orang-orang yang beriman. Selain ayat-ayat ini, banyak hadits Nabi kita SAW menegaskan bahwa ajaran akhlak Al Qur’an akan meliputi dunia. Di masa-masa akhir menjelang berakhirnya dunia, umat manusia akan mengalami sebuah masa di mana kezaliman, ketidakadilan, kepalsuan, kecurangan, peperangan, permusuhan, persengketaan, dan kebobrokan akhlak merajalela. Kemudian akan datang Zaman Keemasan, di mana tuntunan akhlak ini mulai tersebar luas di kalangan manusia bagaikan naiknya gelombang air laut pasang dan pada akhirnya meliputi seluruh dunia. Sejumlah hadits ini, juga ulasan para ulama mengenai hadits tersebut, dipaparkan sebagaimana berikut:

Selama [masa] ini, umatku akan menjalani kehidupan yang berkecukupan dan terbebas dari rasa was-was yang mereka belum pernah mengalami hal seperti itu. [Tanah] akan mengeluarkan panennya dan tidak akan menahan apa pun dan kekayaan di masa itu akan berlimpah. (Sunan Ibnu Majah)

… Penghuni langit dan bumi akan ridha. Bumi akan mengeluarkan semua yang tumbuh, dan langit akan menumpahkan hujan dalam jumlah berlimpah. Disebabkan seluruh kebaikan yang akan Allah curahkan kepada penduduk bumi, orang-orang yang masih hidup berharap bahwa mereka yang telah meninggal dunia dapat hidup kembali. (Muhkhtasar Tazkirah Qurtubi, h. 437)

Bumi akan berubah seperti penampan perak yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan … (Sunan Ibnu Majah)

Bumi akan diliputi oleh kesetaraan dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi oleh penindasan dan kezaliman. (Abu Dawud)

Keadilan akan demikian jaya sampai-sampai semua harta yang dirampas akan dikembalikan kepada pemiliknya; lebih jauh, sesuatu yang menjadi milik orang lain, sekalipun bila terselip di antara gigi-geligi seseorang, akan dikembalikan kepada pemiliknya… Keamanan meliputi seluruh Bumi dan bahkan segelintir perempuan bisa menunaikan haji tanpa diantar laki-laki. (Ibn Hajar al Haitsami: Al Qawlul Mukhtasar fi `Alamatul Mahdi al Muntazar, h. 23)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, Zaman Keemasan akan merupakan suatu masa di mana keadilan, kemakmuran, keberlimpahan, kesejahteraan, rasa aman, perdamaian, dan persaudaraan akan menguasai kehidupan umat manusia, dan merupakan suatu zaman di mana manusia merasakan cinta, pengorbanan diri, lapang dada, kasih sayang, dan kesetiaan. Dalam hadits-haditsnya, Nabi kita SAW mengatakan bahwa masa yang diberkahi ini akan terjadi melalui perantara Imam Mahdi, yang akan datang di Akhir Zaman untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan, ketidakadilan, dan kehancuran akhlak. Ia akan memusnahkan paham-paham yang tidak mengenal Tuhan dan menghentikan kezaliman yang merajalela. Selain itu, ia akan menegakkan agama seperti di masa Nabi kita SAW, menjadikan tuntunan akhlak Al Qur’an meliputi umat manusia, dan menegakkan perdamaian dan menebarkan kesejahteraan di seluruh dunia

Kebangkitan Islam yang sedang dialami dunia saat ini, serta peran Turki di era baru merupakan tanda-tanda penting bahwa masa yang dikabarkan dalam Al Qur’an dan dalam hadits Nabi kita sangatlah dekat. Besar harapan kita bahwa Allah akan memperkenankan kita menyaksikan masa yang penuh berkah ini.

HAKIKATNYA MANUSIA : PEMBERI PERINGATAN


Hakikatnya tujuan hidup setiap manusia adalah pemberi peringatan, saling mengingatkan satu sama lain dan saling memberi petunjuk pada kebenaran. Pemberi peringatan dalam banyak hal dan dalam banyak bentuk, tergantung kemampuan masing-masing orang, tidak ada batasan. Manusia harus selalu diberi peringatan pada banyak hal, terutama pada hakikat kemanusiaannya karena mereka kerap lupa dan terlena pada keindahan dunia. Lalu mengapa allah memerintahkan kita agar saling mengingatkan? berikut ulasannya.

Tidak ada tujuan hidup lain bagi setiap umat manusia didalam diri mereka selain mereka diminta untuk menjadi seorang pemberi peringatan kepada sesamanya. Menjadi manusia yang bisa menjadi penyeru pada jalan kebaikan dan kebenaran kepada siapa saja tidak ada batasan agama ataupun harta. Tidak ada tujuan lain bagi setiap manusia selain menjadi tangan kanan Tuhan di bumi untuk menjalankan kiprahnya selaku pemimpin (khalifah) di muka bumi. Karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perintah memberi peringatan ini amat jelas tertera dalam ayat suci al quran berikut ini.

[35:23] "Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan."

[35:24] "Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan."

Bahwasanya tugas setiap orang atas diri yang lainnya adalah memberi peringatan, tugas ini bukan hanya diwajibkan bagi para nabi dan rasul, karena sesungguhnya pada diri setiap orang memiliki kemampuan yang sama, memiliki keinginan untuk saling tolong menolong. Pada diri setiap orang selalu ada kebutuhan untuk saling mengasihi dan menyayangi, dan faktanya tidak ada orang yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia akan saling membutuhkan diantara sesamanya karena itulah kodrat kehidupan mereka. Hakikat diri manusia adalah sifat kebaikan, suka menolong-menolong, suka pada keindahan dan setiap orang memiliki sumber daya dan potensi yang sama di mata Allah swt. Memberi peringatan pada sebagian yang sudah mulai lupa, mulai terlena paada gemerlap dunia, lupa pada siksa hari akhir dan lalai pada kewajibannya sebagai umatnya nabi saw itu adalah kewajiban bagi siapapun untuk memberi peringatan, tidak terkecuali.

“Orang mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain; dengan memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran serta mendirikan shalat.” [9:71]

“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, namun mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan akal." (QS. Al Maidah : 58).

Bahwa sebaik-baiknya peringatan adalah ketika seseorang menyadari kesalahan yang mana kesalahan itu adalah akibat kelalaian dirinya lalu ia memohon ampun dan tobat kepada Yang Maha Kuasa. Dan seburuk-buruknya peringatan adalah ketika wewenang pemberi peringatan itu sudah diserahkan kepada Allah swt, dan jika wewenang peringatan itu sudah ada di tangan Allah, maka tunggulah kehancurannya. Janganlah kita menunggu peringatan itu hingga berada di tangan Allah, karena pastilah kita tidak akan sanggup menanggung beratnya siksa.

Janganlah kita membiarkan diri kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita menjadi korban keganasan akibat tahap peringatan yang di lalaikan. Akibat kita sendiri selama ini tidak pernah memberi peringatan kepada mereka untuk berjalan di jalan yang benar, atau akibat kita sendiri juga itu larut dalam kehidupan yang melenakan dan menghindar atau menolak untuk menjadi pemberi peringatan. Maka ketika wewenang pemberi peringatan itu dikembalikan kepada Allah, maka luluh lantaklah kita semua.

“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan Malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkara. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.”
(QS. AL Baqarah : 210).

“ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah satu orang diantara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Ash Shu’ara:194)

Ada banyak bentuk peringatan bagi setiap umat manusia, mulai dari yang ringan hingga yang berbentuk cobaan yang berat. Peringatan kecil bisa berbentuk perasaan bersalah dalam diri setiap orang karena tidak mempedulikan peringatan untuk kembali menjalankan kewajiban sebagai umat, mendirikan shalat misalnya. Peringatan dalam bentuk kemiskinan dan kekurangan harta, peringatan dengan datangnya bencana dalam keluarga yang mengalami kecelakaan, peringatan yang berupa bencana alam yang menewaskan seluruh anggota keluarga, atau peringatan yang dalam bentuk bencana besar menimpa suatu daerah sehingga mengakibatkan banyaknya korban berjatuhan dari semua kalangan tanpa kecuali.

“Dan sesungguhnya akan kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuraangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada yang sabar.”
(Quran surat Al Baqarah :265).

Jika peringatan sudah dalam cakupan yang luas dan bersifat massif, maka itu adalah peringatan kepada bagi segenap umat di dunia. Ini menunjukkan bahwa peristiwa tragis yang dialami segelintir orang dalam sebuah tragedi memilukan Jatuhnya pesawat komersial Airasia QZ 8501 tersebut adalah bagian dari sebuah peringatan yang bersifat umum. Dalam hal ini peringatan ini sudah berada di atas kekuasaan Allah swt, karena kejadian hilangnya pesawat tersebut berada di atas awan-Nya, yang mana sebagian orang tahu bahwa wilayah langit, termasuk didalamnya Awan, angin dan udara adalah daerah wilayah kekuasaan Allah, maka kejadian itu sudah masuk dalam kategori kejadian atas ijin ALLAH SWT. Peristiwa hilangnya pesawat itu adalah ketika cuaca sedang buruk dan di atas awan sedang berlangsung badai besar, ketika manusia memaksa masuk maka manusia tidak akan kuasa melewatinya.

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang dliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), diatasnya (lagi) awan, gelap gulita yang bertindih-tindih, apabila dia menyeluarkan tangan-Nya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mampunyai cahaya sedikitpun.”
(QS. An-Nur :40)


“Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwa, serta janganlah tolong menolong dalam hal dosa dan kemaksiatan.”
[5:2]

Maka dari itu sebaik-baiknya umat yang mengetahui dan mengerti datangnya suatu peringatan, maka sudah menjadi kewajiban baginya untuk segera bertobat dan memperbaiki diri. Dan sesungguhnya niat seseorang untuk kembali ke jalannya, lalu jalankanlah perannya sebagai pemberi peringatan kepada orang yang ada disekelilingnya. Insya allah kita terhindari dari berbagai cobaan berat.

“…Sesunguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (QS. Al Araf :170)

Dan jika didalam suatu tragedy didalamnya juga ada orang non muslim, maka itu juga merupakan bagian dari peringatan kepada mereka untuk segera kembali kepada kebenaran sejati (Al Quran). Bencana ini terjadi sifatnya masal dan umum, maka peringatan ini juga bersifat umum kepada siapa saja yang memiliki mata hati.

“Ini adalah sebuah kitab (Al Quran) yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman."(QS. Al A’raf :2)

Ketika manusia melepaskan tugas utamanya ini, lalu di tengah kekacauan manusia sudah tidak ada lagi yang bersungguh-sungguh memberi peringatan kepada sesama, maka datanglah berbagai bencana dalam berbagai bentuk dan rupa dan semua bencana itu adalah dalam rangka mengingatkan manusia untuk kembali pada jalan yang benar.

FENOMENA AWAN DAN ADA HAK ALLAH DI DALAMNYA
Peristiwa hilangnya pesawat Air Asia adalah salah satu bentuk peringatan dari Allah taala, tidak akan mudah bagi setiap orang untuk menjabarkan fenomena ini jika mereka tidak memiliki mata hati dan mereka menganggap bahwa ini semata-mata akibat factor cuaca. Sesungguhnya itu adalah salah satu bentuk teguran dan peringatan Allah swt kepada segenap umat manusia. Peristiwa hilangnya pesawat ini terjadi beberapa hari menjelang pergantian tahun, dimana kebiasaan umum orang kita yang selalu mengadakan pesta berlebihan di malam tersebut dengan menyalakan ribuan kembang api yang menyembur ke langit-langit di angkasa.

Dan tahukah anda bahwa hal ini amat dibenci Allah, karena akibat dari asap pembakaran kembang api ini mengotori awan yang ada di langit. Disamping karena tradisi pembakaran kembang api ini adalah bagian dari tradisi perayaan tahun baru China. Mereka percaya bahwa suara-suara kembang api dapat mengusir roh jahat. Faktanya tradisi ini sekarang sudah dutinggalkan karena mengakibatkan tingginya polusi udara dan angkasa tertutup awan gelap dan meningkatnya kadar pencemaran udara dan meningkatkan juga volume curah hujan akibat tebalnya awan sehingga china kerap menghadapi banjir bandang di wilayahnya.

Adanya fakta bahwa apa-apa yang ada dilangit, maka itu sudah masuk dalam daerah kekuasaan Allah swt. Apa-apa yang ada di langit seperti angin, awan, hujan, itu semua adalah milik Allah dan hanya Allah yang memutuskan apa saja perkara yang berlangsung di atas dan dibawahnya. Bukan sekedar mengatur iklim dan cuaca bahkan melalui langit ini Allah menumbuhkan tanaman, buah-buahan, hewan-hewan ternak dan sebagainya, disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia juga untuk memberi peringatan melalui badai dan angin topan. Dan nyatanya bagi Allah perilaku membakar kembang api adalah sebuah kesalahan besar, karena sesungguhnya Allah menciptakan awan itu dalam rangka untuk menumbuhkan berbagai sumber kehidupan bagi manusia, bukan untuk dikotori oleh perilaku manusia. Allah menciptakan awan dalam rangka menjadi perantara datangnya hujan, turunnya ilmu, turunnya berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan dan berbagai rahmat-Nya yang lain untuk menolong manusia dari kehancuran. Sebagaimana firman-Nya berikut ini:

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makanlah hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?" (QS. As Sajdah : 27)

“…..Dia sebarkan di bumi ini segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sesungguhnya (terdapat) tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kamu yang memikirkannya.”(QS. Al Baqarah 164)

Umat islam yang selama ini sudah banyak membiarkan diri mereka mengikuti ritual bakar kembang api di malam pergantian tahun adalah sebuah perilaku yang akan merugikan diri mereka sendiri. Tindakan ini menunjukkan bahwa umat islam sudah membiarkan diri mereka mengikuti langkah-langka syaitan. Dan itulah sebabnya guna memperingatkan pada sebagian umat manusia, Allah menurunkan azabnya dengan peristiwa hilangnya maskapai penerbangan asal Malaysia Airasia QZ 8501 ini. Hikmah dari kejadian ini adalah hampir semua perhartian manusia tertuju pada tragedy ini dan sedikit melupakan persiapan menjelang malam pergantian tahun. Orang jadi lupa pada niat awalnya ingin merayakan pergantian tahun dengan hura-hura, kini mereka menjadi prihatin dan menahan diri, lalu perhatian beralih pada proses pencarian dan penemuan serpihan pesawat yang diberitakan di media elektronik. Jasad manusia diangkat sepotong-demi potong daging berserakan di atas air, sementara ombak laut menerjang tim SAR dengan sangat keras mereka kesulitan melakukan evakuasi. Ini pertanda apa? adalah fakta bahwa di tahun depan mungkin kita akan menghadapi lebih banyak lagi musibah yang memilukan hati, pemandangan ini bukan sekedar musibah tetapi sudah menjadi bagian dari peringatan Tuhan kepada kita. Itulah hikmah yang ingin disampaikan kepada sekalian mahluk-Nya. Dapatkah kita menerima jika itu terjadi pada diri kita esok? maka dari itu, Allah tidak menyukai perbuatan yang berlebih-lebihan, maka jauhilah peringatan itu sebisa mungkin.

Hal lazim yang seharusnya dilakukukan di malam pergantian tahun oleh kaum muslimin adalah bermuhasabah, bermunajat, melakukan intropeksi diri, memohon ampunan dan bertafakur di masjid-masjid. Banyak-banyak berdoa semoga di tahun depan allah tidak menimpakan azabnya yang jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Semoga allah senantiasa melindungi kita dari segala macam bencana dan niat buruk manusia-manusia berjiwa jahat. Dan semoga Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya.

SIKSA BAGI YANG LALAI PADA TUGAS MEMBERI PERINGATAN
Bagi manusia yang lalai menjalankan perintahnya selaku pemberi peringatan, maka atas mereka kelak akan ditimpakan suatu keadaan dimana pada saat itu matahari di dekatkan ke kepala. Seluruh mahluk setelah dibangkitkan mereka di kumpulkan di tanah lapang, semuanya saling berdesak-desakan. Kepada manusia yang selama hidupnya di dunia tidak pernah sedikitpun berkeringat mencari kebenaran apalagi tidak pernah memberi peringatan kepada sesamanya. Dalam hidup mereka senantiasa aman dan senang dengan berbagai kesenangan dunia, mereka lalai pada perintah Tuhannya, maka atas mereka akan ditimpakan suatu masa dimana ketika dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan di hari kiamat mereka dalam keadaan tenggelam oleh lautan keringat mereka sendiri selama 70 tahun lamanya.

Kata ibnu Umar ra. Bahwa Nabi saw pernah bersabda: “Kelak pada hari dimana semua manusia berdiri menghadap pada Tuhan yang menguasai semua mahluk, mereka akan ditenggelamkan sampai dengan setengah telinganya.”

Kata Abu Hurairah ra. Bahwa Nabi saw bersabda: “Pada hari kiamat semua manusia akan berkeringat sampai semua keringat di bumi hilang selama 70 tahun lamanya, terkendalikan dan tenggelam sampai setinggi telinga mereka.” Sebagaimana ada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahehnya.

Dalam hadist lain:”Kelak pada hari kiamat semua pandangan terangkat ke atas menatap ke langit, dan keringat mereka sampai menenggelamkan dirinya karena sangat besarnya rasa kesusahan.”

Sabda Nabi saw : “ Kelak pada hari kiamat matahari akan didekatkan diatas kepala, semua manusia berkeringat; keringatnya ada yang sampai leher, ada yang sampai tenggelam dan terminum, ada yang sampai lututnya, ada yang sampai pahanya, ada yang sampai mulutnya dan tangannya hanya bisa menggapai-gapai, ada yang tenggelam sangat dalam dan kedua tangannya hanya bisa memukul-mukul kepalanya.”

Maka perhatikanlah wahai orang mukmin, akan ada siksa banjir keringat dengan teramat kesusahan. Diantara mereka ada yang menjerit-jerit ; “Hentikanlah wahai Tuhan, hentikan dari kesusahan ini, dan putuskanlah walau kami masuk neraka.”

Keadaan ini bukan sesudah di hisab, juga bukan semacam siksaan, dan mereka tidak tahu sampai kapan banjir keringat ini berakhir.

Ketahuilah bahwa hanya ada dua orang yang akan selamat dari siksa banjir keringat ini, pertama adalah kaum fakir miskin yang sabar dan kaum penyeru atau para pemberi peringatan.

Pertama, Kaum fakir yang sabar adalah orang-orang yang semasa hidupnya mereka senantiasa sabar menerima takdir kemiskinan atas dirinya dan mereka selalu bermandi keringat mencari rizki yang berkah di jalan-Nya. Kesengsaraan keringat yang mereka dapat selama di dunia tidak akan mereka rasakan lagi di masa ini, karena mereka senantiasa sabar pada ketentuan-Nya.

Kedua, para penyeru dan pemberi peringatan adalah orang-orang yang selama hidupnya sudah membelanjakan hartanya di jalan Allah, memberi peringatan kepada banyak orang dengan menggunakan uangnya pribadi tanpa mempedulikan situasi apapun mereka tidak pernah menghadap imbalan sedikitpun. Jerih payah keringat dan usaha yang mereka kerjakan selama di dunia akan menyelamatkan mereka dari situasi ini.

Ketahuilah bahwa kesengsaraan keringat tidak akan dirasakan oleh orang-orang yang berjuang di jalan Allah; ahli shalat, ahli puasa, mengembalikan hak sesame muslim dan orang-orang yang sering kesusahan membela kebenaran dan mencegah kemungkaran. Bagi mereka akan dihilangkan susahnya hari kiamat dan lamanya penderitaan.

Pernah seorang sahabat bertanya, “dimanakah orang-orang mukmin ketika itu?” Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab,

يُوضَعُ لَهُمْ كَرَاسِيُّ مِنْ نُورٍ وَتُظَلِّلُ عَلَيْهِمُ الْغَمَامُ يَكُونُ ذَلِكَ الْيَوْمُ أَقْصَرَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ مِنْ سَاعَةٍ مِنْ نَهَارٍ

“Diletakkan untuk mereka kursi-kursi dari cahaya, lalu awan menaungi atas mereka sehingga hari itu dipendekkan atas orang-orang mukmin serasa sesaat di siang hari.” (HR Ibnu Hibban, al-Albani mengatakan haditsnya hasan)"


Di saat para penghuni makhsyar berada di puncak kehausan, orang-orang mukmin bisa mendapatkan fasilitas minum di telaganya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana masing-masing Nabi juga memiliki haudh (telaga) yang disediakan bagi umatnya yang taat. Di saat yang lain merasa penderitaan yang terasa sangat-sangat lama, maka hal itu dirasakan ringan oleh orang-orang yang beriman, terasa singkat pula peristiwa besar itu dijalani. Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

حَوْضِى مَسِيرَةُ شَهْرٍ وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ وَمَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ الْوَرِقِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلاَ يَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا

“Telagaku (panjang dan lebarnya) adalah satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit, barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.”
(HR. Bukhari)

Mereka tidak haus, tidak lapar dan tidak kepanasan, semoga Allah memasukkan kita ke dalamnya. Aamiin. (Abu Umar Abdillah)

MANUSIA GENERASI BARU GEN-X

GENERASI MASA DEPAN

Pernahkah anda membaca sepenggal artikel yang berisi tentang akan datangnya suatu generasi baru dimasa depan. Mulai dari yang disebut generasi x, y dan z. atau generasi masa depan nibiru, generasi millennium dan sebagainya. Bahkan ada juga yang menganggap bahwa generasi ini berasal dari planet tertentu, memiliki perbedaan struktur genetika, memiliki level kecerdasan lebih tinggi dari manusia umumnya, memiliki peradaban maju dan lain sebagainya. Seperti yang sering kita lihat di film-film holywood bergenre ilmiah futuristik. Terdengar sangat fantastik dan mengundang decak kagum bukan. Tapi benarkah berita ini? Adakah ini sebuah fakta yang benar-benar akan terjadi. Lalu bagaimana dengan nasib manusia yang ada saat ini? Dan bagaimana seorang muslim harus menanggapinya? Kita sebagai seorang beriman yang memiliki penglihatan, pendengaran dan hati serta kitab suci yang maha benar maka sudah seharusnya sikap kita adalah mencari tahu kebenaran itu untuk menjadi pembelajaran berharga dengan melakukan croscek pada kitab suci dan hadist nabis saw yang pernah ada. Bagaimana sesungguhnya keadaan pengikut umat nabi di masa depan menurut sudut pandang seorang nabi kala itu? benarkah akan lahir manusia baru sekelas malaikat atau bahkan melebihi.

Misalnya Generasi Y, sebagian ahli memaparkan bahwa di dunia kerja generasi ini adalah
kelompok generasi yang cerdas dan handal, memiliki karakter kemampuan menghasilkan ide-ide brilian dan dinamis. Mereka memiliki ketergantungan pada teknologi yang tinggi dan suka mengekspresikan diri dalam berbagai situasi. Sikapnya lebih banyak dipengaruhi oleh mood atau suasana hati. Orientasinya adalah kemapanan dan masa depan cerah tanpa batas. Berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, maka pada kelompok ini membutuhkan banyak perhatian dan diperlukan kepekaan yang tinggi untuk memahami perilakunya yang kadan spontan dan tak berarah.

Sebelum lebih jauh, maka ada baiknya juga kita melihat pada buku panduan umat kitabullah dan hadist. Jika mengacu pada kitab suci Allah Al Quran, maka tidak ada satupun kalimat yang sesuai dengan fenomena diatas. Al Quran tidak pernah menyebutkan bahwa kelak akan ada manusia Ras baru dengan ciri-ciri seperti yang disebutkan diatas. Kelak manusia akan disingkirkan dan diganti dengan jenis manusia baru yang jauh lebih baik dari yang ada saat ini, karena alasan tertentu. Kecuali ada beberapa ayat yang memiliki kesamaan visi tentang pergantian pengikut nabi, diantaranya:

“Maka datanglah sesudah mereka (zaman nabi), pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(QS: Maryam :59)

Al quran mengatakan bahwa akan datang suatu generasi yang keadaannya jauh lebih buruk dari yang pernah ada di muka bumi, golongan manusia yang lebih buruk perilakunya dari yang ada di jaman nabi, yaitu orang-orang yang menyia-nyiakan shalat dan menurutkan hawa nafsu. Kepada mereka allah menimpakan kesesatan yang nyata. Bahka Orang-orang ini melakukan kerusakan jauh lebih besar dari yang pernah dilakukan kaum yang ada sebelum datangnya para rasul. Kerusakan yang jauh lebih besar dari yang pernah dilakukan firaun dan pengikutnya. Firman Allah mengatakan:

"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka, dan telah mengolah bumi serta memakmurkannya lebih dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka. Akan tetapi, merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri." (QS. Al-Rum 30:9)

Untuk menjelaskan Al-Quran yang saya bacakan di atas, sebagian ulama tafsir Al-Quran menyebutkan banyak sabda Rasulullah saw, salah satu yang paling mendekati:

"Akan datang suatu zaman atas manusia. Perut-perut mereka menjadi Tuhan-tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar menjadi agama mereka. Kehormatan terletak pada kekayaan mereka. Waktu itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa Islam sedikit pun kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Al-Quran sedikit pun kecuali pelajarannya saja. Masjid-masjid mereka makmur dan damai, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk. Ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi. "Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka berbagai bencana : Kekejaman para penguasa, kekeringan masa, dan kekejaman para pejabat serta semena-mena dalam pengambil keputusan." Sebagaimana sabda rasulullah berikut ini:

1. Tidak akan menimpa kalian, kecuali kemungkaran sudah jelas-jelas ditampakkan, yakni akan tersebar penyakit yang belum pernah ditemui di jaman sebelumnya.

2. Tidak mengurangi takaran kecuali akan ditimpakan bencana kelaparan, biaya hidup yang amat berat, dan para penguasa yang sewenang-wenang.

3. Mereka tidak mau mengeluarkan zakat, kecuali allah tidak akan menurunkan hujan dari langit.

4. Mereka tidak memungkiri perjanjian dengan allah dan utusan-Nya, kecuali mereka dikuasai musuh dari jenis lain yang mengkudeta sesuatu yang ditangan mereka.

5. Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak memutuskan sesuatu berdasarkan Kitab allah, maka allah akan menciptakan kesulitan buat mereka.

Maka takjublah para sahabat mendengar pembicaraan Nabi. Mereka bertanya, "Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?"

Nabi menjawab, "Ya ! Bagi mereka, setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala."

Dalam hadis di atas, Nabi meramalkan akan datang suatu zaman ketika manusia menjadikan uang sebagai berhala mereka. Setiap keping uang, setiap keping dirham, dolar dan rupiah ... menjadi berhala. Rasulullah menggambarkan dengan indah: Pada zaman itu, manusia mempertuhankan perutnya.

Kalau yang disebut Tuhan adalah sesuatu yang diikuti dan ditaati tanpa memikirkan alasan-alasan apa pun, maka orang akan menaati keinginan dan perut mereka dengan melakukan apa saja. Mereka mau menghabiskan malam seluruhnya hanya untuk mengisi perutnya. Dulu di zaman Rasulullah, orang-orang yang taat ibadah kepada Allah menghabiskan malamnya dengan menunaikan shalat malam (tahajjud). Nanti, akan datang suatu zaman ketika manusia begadang sepanjang malam, untuk kepentingan perutnya. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Seks menjadi kejaran mereka.

Berikut beberapa hadist nabi saw tentang keadaan pengikut nabi di masa depan menurut sudut pandang beliau di masa itu:

1. Dari Zubair bin Adly bahwa ia melaporkan kepada Anas setelah perdebatan, lalu Ia (Anas) berkata,

“ Bersabarlah kalian !, Susungguhnya, tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang lebih jelek daripadanya hingga kalian menjumpai Tuhan kalian. Ini saya dengar dari Nabi SAW.” (HR Bukhari dan Turmudzi)

2. Dari Anas bin Malik r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saww. bersabda,
‘Tidaklah datang suatu zaman pada kalian, kecuali orang-orang pada zaman tersebut lebih buruk/jahat dari orang-orang yang ada pada zaman sebelum kalian.’

3. Abu Said Al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
“Akan datang suatu generasi sesudah enam puluh tahun, mereka melalaikan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka orang-orang ini akan menemui kecelakaan dan kerugian. Kemudian datang lagi suatu generasi, mereka membaca al-Quran tetapi hanya di kerongkongan (mulut) saja (tidak masuk ke hati) dan semua membaca al-Quran, orang mukmin, orang munafik dan orang-orang jahat dan fasik (tidak dapat lagi dibedakan mana orang mukmin sejati dan mana orang yang berpura-pura beriman)” (HR:Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim).

4. Dalam sebuah hadits lain, Rasulullah bersabda, Abu Umamah al Bahiliy bahwa Rasulullah bersabda;
“Ikatan-ikatan Islam akan lepas satu demi satu. Apabila lepas satu ikatan, akan diikuti oleh lepasnya ikatan berikutnya. Ikatan Islam yang pertama kali lepas adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat. (HR: Ahmad)


5. Melalui Hudzaifah ra. Nabi swa pernah bersabda;"Akan datang suatu jaman menimpa pada manusia, dimana bangkai keledai yang busuk lebih mereka sukai daripada orang mukmin yang ber-amar ma'ruf Nahi Mungkar.

6. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Qudamah Al Jumahi dari Ishaq bin Abu Furat dari Al Maqburi dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.”
(Sunan Ibnu Majah)

7. Sabda Nabi saw. Diriwayatkan oleh Ma’qobal bin Yasar ra. :

” Akan datang zaman dimana menimpa umat manusia, dimasa itu Al-quran amat kering di hati para lelaki (Umat) laksana pakaian using di tubuh. Mereka hanya mengutamakan ketamakan yang disertai kekhawatiran. Jika mereka berbuat baik, mereka berkata: “Amalku akan di terima….’Dan kalau mereka berbuat dosa, maka mereka akan berkata:” Aku pasti diampuni.”

8. Dari Ali kw. Katanya: “Aku pernah mendengar rasulullah swa. bersabda:
” Akan datang suatu kaum pada akhir zaman; yang lidah mereka pandai bicara sementara akalnya lemah. Mereka mengucapkan sabda Nabi swa, namun sabda itu tidak sampai melintasi tengggorokan mereka sendiri. Mereka bisa keluar dari agamanya seperti anak panah melesat dari busurnya.”

9. "Maka sebaik-baiknya manusia adalah generasiku (para sahabat radhiyallahu’anhu), kemudian orang-orang sesudah mereka (para tabiin), lalu orang-orang sesudah mereka lagi (tabiit tabiin). Setelah itu, datanglah kaum-kaum yang kesaksian seseorang diantara mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.’ (HR. Syaikhan).

Lalu mana diantara dua ramalan itu yang anda percayai sebagai seorang muslim beriman. Apakah ramalan yang berasal dari peneliti barat atau yang berasal dari al Quran dan hadist nabi saw junjungan kita. Harus banyak-banyak kita memperhatikan setiap perkataan orang yang bukan islam adalah menjerumuskan iman kita kedalam kesesatan. Harus kita kaji terlebih dahulu setiap kalimat yang mereka sodorkan apakah mengandung unsure bidah atau bersifat menyimpang dari aturan. Karena sesungguhnya pada setiap berita yang mereka buat selalu mengandung misi terselubung, seperti kita semua tahu untuk membuat kita ragu dengan keyakinan kita sendiri. Jadi Berhati-hatilah.

Apabila kita merasakan bahwa apa yang diramalkan nabi saw adalah sebagian besar kesesuaian keadaan dengan yang kita rasakan saat ini, bukankah ini artinya ramalan nabi saw itu benar. Bahwa akan menimpa banyak kemalangan para pengikut nabi di masa depan akibat kelalaiannya sendiri. Bukankah kita juga sama-sama setuju dan melihat bahwa sebagian besar ramalan hadist itu merujuk pada buruknya perilaku umat dari yang ada saat ini. Bahwa Nabi swa juga pernah bersabda akan kedatangan zaman dimana sebagian umatnya banyak menyimpang dan melampaui batas. Dan adapun umat yang dimaksud tersebut ternyata banyak merujuk pada sebagian dari keadaan kita saat ini. Maka sudah saatnya kita kembali kepada jalan kebenaran Sang Khalik.

Lalu apa makna dari kedatangan suatu kaum baru yang dimaksud hadist-hadist nabi saw diatas, itu adalah bagian dari peringatan keras bagi kita semua untuk memperhatikan ajaran islam lebih baik lagi. Karena sesungguhnya satu-satunya umat terbaik yang pernah ada di muka bumi ini adalah umat yang hidup dijaman rasulullah. Mereka adalah orang-orang terbaik yang membelanjakan hartanya di jalan Allah dengan ridho. Mereka yang membuat ikatan-ikatan antara umat muslim hingga terjalin ukhuah islamiah hingga saat ini. Dan seburuk-buruknya umat adalah manusia yang ada saat ini, karena isi ramalan nabi saw itu merujuk pada keadaan umat islam saat ini.

Menyangkut sekelompok orang yang pernah mendapat keistimewaan dari Allah, itu memang pernah terjadi di masa lalu, yaitu di jaman nabi musa dengan pengikutnya Bani Israil. Golongan ini
mendapat keistimewaan dari Allah yaitu kemampuan akal yang melebihi manusia pada umumnya. Hal ini dilakukan karena kaum Bani Israil pada saat itu adalah golongan yang paling keras dan paling sulit di ajak kepada kebenaran dan diajak menyembah Allah. Mereka kerap bertanya dan meminta bukti nyata keberadaan Tuhan-nya Nabi Musa. Maka Allah menganugerahkan mereka kecerdasan lebih, sesungguhnya agar mereka dapat melihat kebenaran lebih besar dan lebih bisa diterima oleh akal mereka. Tetapi yang terjadi adalah penolakan kaum Bani Israil yang semakin menjadi-jadi dan semakin mereka tidak percaya pada kebenaran yang di bawa Nabi Musa. Sudah berbagai mukjizat ditampakkan tetapi itu tidak pernah cukup bagi mereka, sebaliknya mereka makin membangkang dan berbalik menyembah berhala Sapi Betina dan penolakan itupun masih terjadi hingga hari ini. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

"Hai Bani israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segela umat." QS. A; Baqarah:47.

Itulah sebabnya hingga kini kita tidak akan pernah lagi menemukan ada umat yang diberi kelebihan akal seperti yang pernah terjadi di jaman nabi musa as. Dan dengan demikian berita yang bersebaran di dunia maya itu bukanlah sesuatu yang harus kita yakini adanya. Karena sesungguhnya Allah hanya mau membukakan hidayahnya kepada orang yang bersungguh-sungguh saja ingin mencari kebenaran. Allah hanya akan memberikan pemahaman kepada orang-orang yang berniat berdiri tegak di jalan-Nya. Hanya pada orang-orang tertentu saja yang didalam lubuk hatinya berserah diri penuh kepada ketentuan Allah swt. amin.

Allah berfirman," Allah tidak memberi hidayah kepada orang-orang yang fasik" (QS. Al-maaidah: 108), juga firman-Nya, "Dan Allah tidak menunjuki orang-orang yang dahlim" (QS. Ali Imran: 86), "Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang kafir" (QS. At-Taubah: 37). Hidayah Allah tidak diberikan tanpa alasan.

Allah membuka rahasia hidayah ini dengan firman-Nya,"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam memperoleh hidayahKu, niscaya akan Kami tunjuki jalan-jalanKu" (QS. Al-Ankabuut: 69).