NILAI BERKAH SEEKOR CICAK

Jika anda memiliki kemampuan menjadi pengamat ataupun peneliti, maka anda akan sangat terkagum-kagum dengan salah satu binatang bertubuh kecil yang bernama cicak ini. Apa ya…? Benar-benar diluar nalar akal sehat manusia mungkin, bagaimana bisa seekor binatang kecil merayap bisa mendapatkan makanannya sementara sang buruan bertebangan di udara dengan kecepatan yang amat tinggi. Binatang sekelas nyamuk adalah bitanang terbang yang jarang sekali hinggap, kecuali ia memiliki sasaran empuk untuk disantap. Lalu bagaimana caranya cicak memperoleh rizki bagi kehidupannya, jika mangsanya saja sulit dikejar. Dan tahukah anda bahwa ternyata manusia juga memiliki pola pikir yang sama dengan cicak dalam mencari rizki. Mampukah anda membaca makna dibalik fenomena ini, berikut kami uraikan salah satu keajaiban pada cicak.

Cicak, binatang bertubuh mungil ini memang kerap dianggap binatang menjijikkan bagi sebagian orang yang pernah menyentuh dan tanpa sengaja bersentuhan langsung dengan mereka. Karena memang tekstur tubuh cicak yang sangat kenyal dan rapuh, membuat sebagian orang merasa geli jika menemukan mereka dalam keadaan mati sekalipun. Disamping ada banyak mitos yang melekat pada binatang melata yang satu ini, seperti misalnya jika seseorang kejatuhan cicak di kepalanya, maka ia akan tertimpa sial. Atau jika seseorang sedang berbicara lalu terdengar sautan suara cicak, maka itu menandakan kebenaran isi pembicaraan yang sedang di diskusikan. Ada juga yang memanfaatkan keberadaan cicak yang digunakan untuk pakan ternak ikan atau burung, dan ada juga yang menjadikannya alternative pengobatan, dan lain sebagainya. Tapi diluar itu semua, perhatikanlah cara mereka mencari rizki alias makanan sehari-hari. Mereka harus bekerja susah payah berkeliling mencari hewan mangsaannya untuk dilahap, terutama ketika ada nyamuk ataupun binatang terbang lain yang melintas di hadapannya. Mereka harus selalu siap dan siaga tanpa lelah hanya untuk mendapatkan seekor nyamuk kecil demi mengisi perutnya. Disinilah nilai keteladanan yang ingin ditunjukkan sang cicak, bahwa meski Allah sudah menentukan rizki setiap mahluknya, namun seekor cicak pun diharuskan untuk berusaha sekuat tenaga untuk mencari nafkahnya. Cicak pun harus sama-sama berkeringat mencari nafkah sama halnya manusia. Tentu dengan jalan yang baik dan sesuai aturan yang ada. Ini artinya bahwa meski seekor cicakpun sudah disiapkan rizkinya namun ia harus berupaya sendiri untuk mendapatkannya. Coba perhatikan lagi, pada hewan sekecil inipun Allah tetap menyiapkan seluruh keperluan yang dibutuhkan seekor cicak agar ia tetap bisa hidup dan menjadi predator bagi mahluk kecil lainnya. Ya…walau ukuran tubuhnya kecil, tapi lihatlah kemampuan lebih yang dimiliki cicak tidaklah dimiliki mahluk lain, yaitu menempel di dinding. Apakah anda tahu jenis perekat apa yang ada di telapak tangan dan kaki cicak sehingga ia tidak jatuh ketika berjalan di dinding? Bahkan sang tokoh super hero Spiderman pun belum tentu tahu, cairan apa yang digunakan. Ya Allah sudah sedemikian telitinya sehingga mengetahui dengan pasti bahwa satu satunya predator yang mampu memangsa nyamuk (hewan terbang) adalah hewan yang bisa mencapai ketinggian tanpa menggunakan sayap. Maka diciptakanlah sanga CICAK, seekor binatang yang bisa berjalan dan berdiri tegak di atas dinding. Dengan posisi berdiri tegaklah maka cicak bisa dengan tepat menembak sasarannya. Walau kadang meleset dan tidak tepat sasaran tapi cicak dilarang berputus asa, jika sudah seperti ini maka mereka harus segera turun ke lantai untuk mencari sepotong makanan atau remah-remah sisa makanan yang berserakan di lantai, atau memangsa serangga kecil lain yang sudah mati dan lain sebagainya. Bagi cicak tidak ada masalah dengan cara hidup seperti ini, selama masih bisa dimakan dan halal, yang pasti mereka sudah berusaha sekuat tenaga dan mau menerima apapun hasil yang didapat. Dengan cara inilah maka cicak bisa bertahan hidup dan bahkan menjaga rantai makanan tetap terjaga.
Bagaimana? Apakah anda sudah terkesima dengan kehebatan si cicak ini. Pesan tersurat dari sini adalah, bahwa setiap mahluk hidup memang sudah disediakan nafkahnya masing-masing, namun mereka harus berupaya sendiri dengan kemampuan dan kelebihan yang mereka miliki masing-masing. Disini kita melihat bahwa pada dasarnya setiap mahluk memiliki kemampuan lebih pada diri mereka masing-masing yang tidak dipunyai orang lain. Kemapuan setiap bitanang merayap saja tidak sama, apalagi kemapuan lebih yang ada pada setiap manusia, tentulah amat banyak dan bisa dikembangkan. Allah sudah amat sangat teliti menciptakan cicak yang kecil ini, apalagi pada manusia, tentulah amat sangat besar anugerah yang diberikan pada manusia. Cicak pastilah tidak ada apa-apanya, yang diperlukan manusia hanya bersyukur dan berusaha lebih besar dari apa yang sudah dilakukan cicak. salam

HIDAYAH MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

Dalam islam ada banyak anjuran untuk banyak-banyak bersyukur, tapi sayangnya banyak kaum muslim tidak mengerti definisi dari kata syukur itu sendiri. Kata syukur secara harfiyyah/etimologi artinya adalah "berterimakasih" lafad syukur dalam berbagai bentuk terulang sebanyak 74 kali dalam Al-Quran. Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak pemberiannya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat. Banyak umat muslim menganggap remeh kata syukur ini, padahal di sana terdapat pertolongan Allah. ''Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS 14: 7). Apakah benar manusia adalah satu-satunya mahluk yang tidak pandai mensyukuri nikmat? Lalu nikmat Allah yang seperti apa saja yang tidak disyukuri oleh manusia? Mungkin dalam kenyatannya manusia bukan tidak mensyukuri hanya saja manusia tidak menyadari nikmat yang mana saja yang harus ia syukuri. Akibat sibuknya mereka dengan berbagai urusan hidup sehari-hari sehingga mereka menjadi gamang dan rentan atas apa saja yang menghampiri. Lalu mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang datang dan pergi adalah sebuah bagian dari rutinitas semata, bukan bagian dari karunia dan nimat yang ALLAH limpahkan kepadanya. Sebagian mungkin karena manusia selalu mensejajarkan sebuah nikmat dengan uang, sehingga mereka selalu berpikiran bahwa sebuah nikmat adalah sesuatu yang bisa dinikmati secara langsung yang senilai dengan uang atau materi. Apakah benar seperti itu? Memang secara keseluruhan manusia adalah mahluk yang penuh dengan banyak kemudahan dan disempurnakan keberadaannya jika dibandingkan mahluk lain. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki adalah bagian dari ciptaan Allah yang tidak ada cela dan kekurangannya. Maka sudah sepatutnyalah manusia bersyukur dengan nikmat jasmani tersebut dengan cara menjaga dan merawat seluruh aseet yang manusia miliki tersebut. Nikmat manusia lainnya adalah berbagai kemudahan penjunjang hidup sehari-hari, materi atau bahan baku apa yang tidak tersedia untuk mempermudah kehidupan manusia, semua disediakan dengan sangat lengkap dan rapih. Tidak seharusnya kita mengingakari dan menganggap bahwa itu bukan bagian dari nikmat Allah. Tentu saja manusia tidak akan mampu menciptakan segala bahkan kebutuhannya sendiri jika bukan karena karunia Allah. Lalu mengapa Allah menganggap bahwa manusia adalah salah satu mahluk yang tidak bersyukur. Seperti dalam firmanya berikut ini. “Sesungguhnya Alloh benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas umat manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya.” [QS Yunus: 60] Nikmat Allah yang mana yang dalam firman ini yang menunjukkan bahwa seharusnya manusia amat sangat banyak bersyukur dan mau dengan segenap jiwa dan raga menerima dan menjaganya hingga akhir hayat. Nikmat allah yang seperti apa selain semua kenikmatan materi dan duniawi yang sudah disebutkan diatas yang harus diakui dan dijadikan pegangan hidup. Yaitu adalah nikmat hidayah. Ya…, benar, kita sebagai manusia materialis memang selalu menganggap bahwa manusia harus berjalan berdasarkan perhitungan matematika yang pasti, padahal dibalik semua itu ada lagi perhitungan Allah yang lebih pasti dan lebih terencana. Perhitungan allah memang (kita semua mengakui) tidak bersifat matematik, seperti misalnya perkalian 1 x 1 = 1. Maka dalam perhitungan Allah bisa saja menjadi 1 x 1 = 10, atau bisa saja menjadi 100, 200, atau bahkan tidak terbatas. Hidayah disini yang dimaksud bukanlah sekedar cahaya kesadaran yang ditunjukkan kepada manusia tentang suatu nilai kebenaran hakiki, namun cahaya hidayah itu bersifat permanen dan continue dalam segala aspek kehidupan manusia. Cahaya itu akan selalu menerangi hati manusia setiap saat. Cahaya hidayah itu yang akan selalu mendampingi dalam susah dan senang, cahaya itu akan mengalahkan kekuatan jahat yang ingin mengganggu kehidupan seseorang, cahaya itu yang akan menuntun manusia menuju cahaya illahi sejati di yaumil akhir nanti. Itulah nikmat Allah yang selama ini banyak diabaikan manusia dan Allah sangat amat menyayangkan sikap manusia yang tidak bersyukur pada nikmat yang satu ini. Berikut penjelasan lengkap tentang sifat dan wujud nikmat hidayah. Tahukan anda bahwa dalam kehidupan sehari-hari, Allah selelu ikut campur dalam kehidupan setiap manusia, bagaimanapun situasi yang dihadapi, maka di sana selalu ada ikut campur Allah. Mulai dari bangun di pagi hari, maka semua skedul kegatan hari itu sudah Allah siapkan dengan amat matang, hingga menjelang ditutupnya malam, maka allah selalu siap dan stand by ada di sisi kita. Pada saat itu allah ada dimana? Ya…ia ada dalam hati kita mengawasi dan menjaga setiap tingkah laku kita. Manusia kadang tidak mamahami makna atau signal yang dikirimkan Allah kedalam relung hati manusia untuk mengambil suatu keputusan misalnya A, tapi karena pertimbangan ini dan itu lalu memutuskan mangambil keputusan B, dan pada akhirnya ia harus menanggung kecewa. Ya itulah salah satu bentuk ikut campur Allah dalam kehidupan kita. Kita kadang selalu mengabaikan kata hati kita sendiri, yang mana disana sebenarnya Allah juga selalu memberi petunjuk kebenaran yang bersifat jangka panjang. Manusia memang selalu mementingkan kepentingan jangka pendek, karena memang benar setan/iblis juga selalu bisa mempengaruhi pikiran manusia dengan perhitungan matematik. Disinilah letak pertarungan sebenarnya, mungkin anda pernah merasakannya, ketika harus mengambil keputusan cepat, maka dua komponen utama akan bekerja keras saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu kekuatan mata hati (hidayah) dan pikiran (otak). Kekuatan mata hati sangat dipengaruhi oleh unsur nur Allah yang banyak mengajak kita ke jalan kebaikan dan bersifat jangka panjang, ketika hati seseorang dalam keadaan bersih karena selalu berdzikir dan menggemakan asma Allah, maka keadaan hati itu akan bercahaya dan kekuatannya tidak akan mampu dikalahkan oleh kecerdasan otak sekalipun. Sementara kekuatan pikiran atau otak yang dimiliki manusia sangat tergantung pada kekuatan kalkulasi dan perhitungan matematika di masa lalu. Biasanya setan sangat suka mempermaikan logika manusia untuk kepentingan mereka mengalahkan kekuatan hidayah yang muncul dari dalam hati seseorang. Setan akan berupaya menampilkan data-data dan kalkulasi matematis untuk menyakinkan manusia bahwa keputusan yang diambil berdasarkan perhitungan matematika sangatlah akurat dan bersifat pasti. Jika pada akhirnya keputusan diambil berdasarkan kekuatan logika, maka disanalah bangsa setan dan jin bersorak kegirangan, karena mereka bisa memenangkan pertarungan. Tapi jika sebaliknya, maka bangsa jin/setan akan merasa kesakitan dan menerima kekalahan. Tahukah anda bahwa nikmat hidayah ini hanya dimiliki oleh kaum muslimin, dan tidak ada pada kaum non muslim. Pada kenyataannya memang kaum non muslim lebih banyak menggunakan kekuatan pikiran dan otaknya, itu karena mata hati mereka kosong (karena cahaya hidayah tidak masuk pada orang yang tidak pernah mengenal asma Allah). Dan segala keputusan hidupnya memang banyak dipengaruhi oleh nafsu yang dikendalikan bangsa setan/jin, mereka selalu menggunakan kemampuan otaknya untuk membangun kehidupannya. Itulah sebabnya mereka bisa hidup mewah tanpa gangguan dan bisa mendapatkan kenikmatan duniawi (tidak kenikmatan akhirat). Itulah sebabnya mereka bisa membangun Negara mereka menjadi Negara maju dan beradab. Karena memang orientasi mereka hanya untuk kehidupan duniawi semata. Sebaliknya dengan kaum muslim, mereka harus berusaha keras mempertahankan keyakinannya, karena sudah pasti akan selalu diganggu oleh bangsa jin dalam setiap kondisi. Meski demikian, sebagian besar Negara mayoritas muslim adalah Negara dengan kekayaan alam berlimpah, misalnya Brunai, Saudi Arabia, Qatar, Indonesia dan lain sebagainya adalah Negara mayoritas muslim dengan sumber daya alam terbesar. Jadi, meski setiap saat warganya harus bertarung melawan kekuatan jahat dalam dirinya, dalam hal kebutuhan dan kelangsungan hidup sudah Allah penuhi sehingga kaum muslim tidak perlu merasa khawatir dan takut kekurangan bahan makanan. Di situlah letak kebesaran nikmat Allah, sungguh hanya Allah SWT yang maha mengetahui. Begitulah bentuk kasih sayang allah kepada kaum muslim, meski ada banyak gangguan dan akhirnya menerima kekecewaan akibat kesalahan dalam pengambilan keputusan, allah selalu melipat gandakan nikmatnya kepada siapa saja yang berpendirian teguh. Tugas kaum muslim terutama saat ini adalah menjaga iman dan taqwa dari segala pengaruh jahat dan buruk bangsa jin. Tidaklah perlu merasa takut dan merasa dirugikan, selagi masih ada iman di hati maka nikmat Allah tidak perlu diragukan lagi.

JUMLAH IBADAH SEEKOR ULAT MERAH


Al kisah suatu ketika Nabi Daud as duduk di serambi membaca Kitab Zabur sambil melihat seekor ulat merah melata diatas tanah. Nabi Daud as lantas bertanya pada dirinya; "Allah punya kehendak apa atas ulat ini!" Dan dengan ijin Allah ulat ini bisa berbicara, "Wahai Nabi Allah, bilamana siang datang, Allah mengilhamkan kepadaku untuk mengucapkan. "Subhanallah wal Hamdulillah wala ilaahha il-llallauhu wal-llaahhu akbar....sebanyak 1000 kali setiap harinya. Dan bila malam telah tiba Dia memerintahkan kepadaku untuk mengucapkan "Allahhumma sholi 'Alaa muhammadinin-nabiyyil ummiyyi wa'alaa alihhi wa shohbihhi wa sallim, sebanyak 1000 kali." Lalu buat kamu lafadz apa yang harus kukatakan agar memperoleh kebajikan darimu kelak!, tanya si ulat. Saat itu juga Nabi Daud langsung menyesal karena sudah meremehkan mahluk ulat, ia langsung bertobat kepada Allah swt. Nabi Ibrahim Kholilullah kalau ingat kesalahannya maka ia akan langsung pingsan, dan hatinya bergetar hebat sampai terdengar sejauh 1 mil. Lalu Allah langsung mengutus malaikat jibril agar berkata kepadanya; "Tuhan titip salam buatmu, wahai Ibrahim! Dia berfirman kepadamu; 'Apakah engkau melihat seorang kekasih yang takut kepada kekasih-Nya!" "Wahai jibril, bilamana aku ingat kesalahanku dan memikirkan bagaimana keras siksa-Nya, spontan aku bisa lupa hubunganku dengan kekasihku".

Demikianlah sifat dan keadaan Para Nabi ALlah, orang-orang saleh dan orang-orang yang amat takut kepada Rob-Nya. Bagaimana dengan keadaan manusia pada saat ini, sebuat hadist pernah memberitakan behwa pada suatu masa kelak akan ada sebagian umat Nabi Muhammad yang amat mencintai dunia, Nabi saw bersabda: "Akan datang zaman menimpa umatku, dimana mereka amat mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara. (1) Mereka mencintai dunia namun lupa akherat, (2) Cinta harta benda dan lupa hisab, (3) Cinta terhadap sesaman mahluk dan lupa kepada Sang Pencipta (4) Cinta kepada dosa dan lupa bertobat, (5) Mencintai rumah-rumah mewah dan lupa terhadap kuburan (tempat kembali)". Ya seperti itulah perilaku dan sifat manusia yang ada saat ini, mereka semua menganggap kehidupan di dunia ini adalah tempat peristirahatan terakhir, saling berlomb-lomba dan bermegah-megah dan menganggap kehidupan dunia adalah kekal, Ya...Allah semoga saja nasib manusia kelak dihari akhirat tidaklah lebih buruk dari seekor ulat merah dalam kisah diatas. amin

NIKMAT BAGI PARA PENOLONG AGAMA ALLAH



Saat ini ada banyak sekali media online yang menyajikan kumpulan artikel bernuansa islami, pada umumnya berupa blog dan situs sederhana yang di isi dan dikembangkan oleh penulis mandiri atau biasa disebut penulis lepas. Penulis lepas yang mengabdikan diri dan waktunya untuk banyak menerbitkan artikel-artikel tentang islam, mereka sebagian besar bekerja sendiri dan melakukan penulisan sendiri atau bahkan menjadi penerbit sekaligus. Penulisan blog dimungkinkan untuk melakukan penerbitan melalui media online tanpa harus melewati jajaran meja editor. Mereka menggunakan banyak fasilitas penunjang yang memungkinkan bagi mereka untuk melakukan penerbitan sebuah artikel sederhana yang bernada menebarkan kebaikan dan keislaman.

Dengan makin berkembangnya kecanggihan teknologi ini membuat banyak orang dengan sukarela mau mengabdikan waktu dan tenaganya untuk menyuarakan tentang kebenaran islam, mereka bekerja secara sukarela menjadi penyambung dan media perantara antara pencari berita dengan berbagai ilmu dan pengetahuan. Perilaku mereka ini sangatlah terpuji, karena tidak mengharapkan imbalan dan hanya mengandalkan rasa persaudaraan dan perjuangan seiman. Mereka mau melakukan pekerjaan sukarela ini semata-mata hanya karena ingin menyelamatkan tauhid dan akidah Allah swt. motifasi lain yang mendasari kegiatan mereka adalah karena adanya kesadaran dari dalam diri masing-masing tentang makin sekulernya berbagai media massa memberitakan islam, berbagai media massa seperti koran dan elektronik sudah menjadi media bagi sekelompok orang yang tidak suka dengan islam menjadikan islam bahan tertawaan mereka dan selalu menyudutkan dari berbagai sisi kehidupan.

Tidak ada motovasi materi, walau memang ada beberapa blog yang mengkomersilkan situsnya dengan memasang beberapa iklan, tapi itu jumlahnya tidaklah banyak, hasilnya sama sekali tidak signifikan. Lalu apa motif yang mendasari perilaku mereka ini? Mengapa mereka mau melakukan hal tersebut. Pada umumnya penulis lepas ini memiliki kepekaan yang tinggi mengenai persoalan yang dialami saudara-saudaranya, ya susah mencari media penyeimbang. Ini juga disebabkan karena sebagian orang ini mau melakukannya karena ada panggilan dalam dirinya yang membuat mereka merasa dihargai ketika mereka mampu menjadi penengah atau bahkan jalan keluar bagi sebagian orang yang membutuhkan pencerahan dalam hidupnya. Disamping memiliki kemampuan menulis yang baik, penulis lepas ini juga ternyata sudah mendapat petunjuk Allah swt dalam hatinya untuk mau banyak menolong sesama. Allah swt senantiasa menjaga dan menerangi hatinya dengan hidayah yang membuat ia selalu ingin menjadi perantara dan penolong agama Allah.

Ayat tentang datangnya hidayah…..

"Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus" (QS. Al-Baqarah: 213).

Orang dengan kategori ini menjadi sangat istimewa dimata Allah, karena tidak semua orang memiliki kemampuan ini, tidak semua orang mau melakukan ini dan tidak semua orang di beri petunjuk oleh Allah untuk mau menjadi penolong agama Allah (hidayah). Tidak semua orang mau menerima petunjuk dan melaksanakan petunjuk (hidayah) itu dengan sukarela. Karena memang tidak mudah untuk mau benar-benar mengatasnamakan kepentingan agama. Ada seribu tantangan untuk yang mau menggeluti pekerjaan ini, diantaranya adalah gangguan dan godaan selama pelaksanaan penulisan. Anda tahu siapa yang paling dirugikan jika seorang penulis lepas berhasil menghasilkan sebuah artikel yang dapat mempengaruhi bahkan merubah cara berpikir orang muslim? Yaitu adalah setan dan iblis serta bangsanya. Mereka marah sekali jika ada penulis yang mampu membuat sebuah artikel yang mampu mempengaruhi cara berpikir kebanyakan orang islam yang selama ini kebanyakan salah kaprah. Penulis lepas ini adalah benar-benar sangat dibenci bangsa setan, karena sudah sekian lama mereka bekerja banting tulang untuk membelokkan dan menjerumuskan manusia ke lembah dosa, lalu hanya gara-gara selembar kertas, tiba-tiba orang itu berbalik arah dan meninggalkan kebiasan buruknya lalu bertobat pada allah. Setan marah sekali dan geram sekali dengan si penulis lepas ini, maka dari itu, setan akan mengirimkan pasukan setingkat jenderal di kalangan mereka untuk membuat penulis tidak konsentrasi, tidak focus, pembahasannya melebar tak jelas arah tujuannya dan lain sebaginya. Penulis artikel ini sendiri sering sekali mengalami gangguan, dimana seketika ada gerombolan orang datang mendekati dan duduk di sebelah penulis yang sedang focus membuat sebuah artikel, lalu mereka tertawa terbahak-bahak di tempat umum. Atau bahkan tiba-tiba ada banyak nyamuk yang datang mengganggu ketika sedang asik mengetik. Ada banyak tantangan dan rintangan untuk melakoni profesi ini, ya itulah sebabnya harus banyak-banyak berserah diri pada allah.
Jadi ini sebabnya mengapa profesi ini hanya berlaku bagi orang tertentu dengan kriteria memiliki kemampuan dan orang yang mau menerima hidayah Allah saja yang akan diberikan petunjuk untuk mau menjadi penolong agama Allah. Tidak sembarangan dan membutuhkan perjuangan siang dan malam. seperti ditegaskan dalam ayat berikut ini….

1) "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam memperoleh hidayahKu, niscaya akan Kami tunjuki jalan-jalanKu" (QS. Al-Ankabuut: 69).

2) " Allah tidak memberi hidayah kepada orang-orang yang fasik" (QS. Al-maaidah: 108), juga firman-Nya, "Dan Allah tidak menunjuki orang-orang yang dahlim" (QS. Ali Imran: 86), "Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang kafir" (QS. At-Taubah: 37).

Para penolong agama Allah ini tidak bisa terlihat kasat mata dan Allah sama sekali tidak memberi tanda khusus dimana kita bisa menemukan mereka. Itu karena keberadaan mereka sangatlah istimewa, maka Allah akan senantiasa menjaga mereka dari segala keburukan dan kejahatan niat buruk orang-orang yang ada disekitarnya. Umumnya kehidupan mereka jauh dari hiruk pikuk dan hingar binger gemerlap duniawi, mereka hidup sederhana dan bersahaja. Mengapa demikian, karena seorang penolong agama Allah haruslah seorang yang bisa menjaga diri dan imannya agar sentiasa lurus dan konsisten. Orang yang mampu membedakan mana jalan yang menuju kefasikan mana yang menuju ketaqwaan. Jika Allah memilih seorang penolong adalah seseorang selalu ingin eksis, mencolok disegala suasana, selalu membanggakan diri mereka dari ujung rambut sampai ujung kaki, maka pesan dan hidayah Allah tidak akan masuk ke dalam relung hati mereka. Cahaya hidayah itu akan tertutup kabut dan orang yang diberi amanah itu sama sekali tidak akan mampu menjadi penolong bagi sesamanya, karena ia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri.

Lalu apa saja ciri-ciri dari orang yang mendapatkan hidayah dari Allah swt:

1. Merasa mudah dalam beramal saleh.
Orang yang telah mendapatkan hidayah taufiq akan merasa mudah atau ringan dalam melakukan amal saleh, rajin dan tekun dalam beribadah, serta sangat takut berbuat kedurhakaan. Allah memberikan banyak kemudahan pada dirinya agar ia dapat menyelesaikan misinya itu dengan baik, diantaranya nikmat kesehatan. Ia selalu merasa senang dan bahagia menjalankan tugasnya, selalu ingin terus terkoneksi dengan allah dimana pun berada. Sementara orang yang tidak mendapatkan hidayah-Nya, akan merasa malas dalam beramal saleh dan tidak merasa bersalah kalau berbuat maksiat.

“Barang siapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al An’am 6: 125)

Maksud ayat Dia melapangkan dadanya untuk Islam adalah orang yang mendapat hidayah akan merasa mudah melaksanakan ajaran-ajaran-Nya, dadanya lapang tanpa beban, berbagai ilmu masuk kepada dirinya dan ia merasa bahwa itu adalah bagian dari pemahaman. Dan yang dimaksud niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit adalah orang yang tidak mendapat hidayah, akan merasa malas beramal saleh karena dadanya merasa berat dan terkekang saat melaksanakan aturan-aturan Allah SWT.

2. Konsisten.
Orang yang mendapat hidayah taufiq akan konsisten dalam menjalankan perintah-perintah-Nya. Akan merasa nikmat saat beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut :
“Bagaimanakah kamu menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada ditengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Ali Imran 3: 101)
Maksudnya, Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus ialah orang-orang yang mendapat petunjuk atau hidayah akan berpegang teguh alias konsisten pada ajaran-ajaran Allah SWT. Tidak peduli banyaknya halangan dan rintangan, maka hidayah itu akan tetap masuk dan menerangi dirinya.

3. Bersemangat dalam mempelajari ajaran agama.
Orang yang mendapat hidayah taufiq akan memiliki semangat untuk selalu menelaah ajaran-ajaran Allah. Islam itu agama yang harus dipahami, bukan sekedar diyakini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah akan memberikan kebaikan pada seseorang, Dia faqihkan orang tersebut dalam agama”.
Yang dimaksud Dia faqihkan orang tersebut dalam agama adalah orang tersebut sellau bersemangat untuk menelaah ajaran-ajaran Islam.
(Sumber: Aam Amiruddin, Tafsir Al Qur’an Kontemporer jilid II)

Adalah sebuah kenikmatan tersendiri, jika tulisan artikel yang dibuatnya banyak dibaca orang, apalagi diserpon positif. Tentulah si penulis akan mendapatkan kepuasan ketika artikelnya mendapat penilaian baik, nilai kepuasan itu bisa melampaui kenikmatan materi. Karena itu menandakan bahwa si penulis berhasil menyampaikan pesan positif kepada pemirsanya sehingga di pembaca merasa tertolong dan bisa mengatasi permasalahn yang sedang di hadapi.

Menjadi penulis juga bukan pekerjaan mudah, diperlukan ketekunan dan tekad kuat dalam menjalaninya. Ini adalah tugas mulia yang membutuhkan banyak pengorbanan, mulai dari waktu, tenaga, biaya dan semangat tiada henti. Ada satu lagi syarat bagi penulis ini agar tidak surut semangat dan jangan selalu mengharap imbalan.. Tidak selalu baik, itu karena cara pandang setiap orang berbeda-beda. Dan karena sesungguhnya semua itu harus dikembalikan lagi kepada Allah, hanya Allah yang maha menggerakkan hati setiap manusia. Hanya allah yang berhak memberikan pencerahan kepada siapa saja yang Ia kehendaki dan tidak ia kehendaki. Jadi tugas mulia satu-satunya penulis ini adalah merangkaikan kata dan kalimat sehingga rangkaian kata itu bisa di laksanakan oleh seluruh anggota tubuh manusia lainnya. Rangkaian kalimat itu berisi ajakan melakukan kebaikan dan upaya makin mempertebal keimanan. Selama kalimat baik yang dituangkan penulis bisa dimengerti, maka semoga itu bisa dilaksanakan oleh anggota tubuh si pembaca dan si penulispun mendapatkan pahala berlimpah. Itu pemikiran sederhana yang harus ditanamkan dalam-dalam oleh penulis, tidak ada yang lain.

Tidak ada bayaran uang yang diterima, karena ini didasari atas landasan keimanan semata maka dengan kemampuan mereka sendiri mampu menjadi jembatan penyelamat, menjadi penjaga tapal batas yang jelas antara yang fasik dan yang taqwa. Maka disanalah letak kenikmatan sesungguhnya. Ketika penulis telah bersusah payah menuangkan pemikiran, lalu banyak yang membaca dan menghayati pesan yang terkandung di dalamnya. Perasaan bisa diterima oleh sebagian pengunjung adalah sebuah penghargaan yang sangat berarti, tidak selalu harus diukur dengan materi dan uang.

Lalu bagaimanakah pandangan islam melihat maraknya fenomena ini di kalangan masyarakat muda umumnya. Apa saja nikmat yang akan mereka dapatkan terkait perjuangan mereka memberi pencerahan kepada saudara seimannya. Nikmat dunia apa saja yang akan mereka terima selama mereka hidup. Dan apakah mereka termasuk golongan manusia yang untungkah di akhirat nanti.

Pada beberapa orang yang sudah melakukan tugas mulia ini, mereka mengakui telah merasakan berbagai nikmat Allah baik secara langsung maupun tidak langsung. Nikmat paling nyata yang pernah mereka rasakan adalah banyaknya kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bisa terhindar dari masalah, mendapatkan keutamaan dalam berbagai keperluan mendesak, tidak pernah terlilit hutang dan lain sebagainya hal tidak terduga. Pada intinya orang dengan ketegori para penolong agama Allah akan dimudahkan dalam segala urusan dunia, dihindarkan dari permasalahan berat dan dijauhkan dari keburukan dunia. Itu karena allah pun berkehendak pada dirinya, maka agar misi penulisannya terus mampu menjangkau lebih banyak lagi orang untuk bisa diajak pada kebaikan, maka si penulis ini tidak boleh ada penghalang yang dapat mengakibatkan pekerjaannya itu terganggu.Semua itu dibutuhkan dalam rangka menjaga eksistensinya menjadi perantara yang mumpuni. Apakah anda sudah mengabdikan hidup anda di jalan Allah, semoga saja anda segera mendapat hidayah-Nya.

Disamping itu, Allah swt juga sudah menjanjikan surga bagi siapa saja yang sungguh-sungguh berjuang atas nama islam di jalan Allah, tentu saja dengan cara yang benar menurut kaidah tuntunan islam. Surga yang dimaksudkan Allah amatlah sepadan dengan nilai perjuangan muslim tersebut selama di dunia. Karena kelompok  ini termasuk salah satu mahluk yang pertama kali masuk surge kelak. D
ari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhumaa dari Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM, beliau bersabda:
هَلْ تَدْرُونَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ
“Tahukah kalian diantara makhluk Allah yang paling pertama masuk surga?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.”
Beliau bersabda:
أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ الْفُقَرَاءُ
“Diantara makhluk Allah yang paling pertama kali masuk surga adalah golongan orang-orang fakir
وَالْمُهَاجِرُونَ الَّذِينَ تُسَدُّ بِهِمْ الثُّغُورُ وَيُتَّقَى بِهِمْ الْمَكَارِهُ
dan orang-orang yang berhijrah untuk mengisi tapal-tapal perbatasan antara kaum muslimin dan kafir, yang dengan perantara mereka malapetaka dapat dihindarkan,
وَيَمُوتُ أَحَدُهُمْ وَحَاجَتُهُ فِي صَدْرِهِ لَا يَسْتَطِيعُ لَهَا قَضَاءً

Nikmat yang dijanjikan di dunia di antaranya:

1. Keberuntungan, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (QS. Al-Mukminun:1)

2. Petunjuk, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’alaadalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS. Al-Hajj:54)

3. Pertolongan, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: .Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (QS. Ar-Ruum:47)

4. Kemuliaan/kekuatan, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, (QS. Al-Munafiqun: 8)

5. Khilafah dan keteguhan di muka bumi, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. (QS. An-Nuur: 55)

6. Membela mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membela orang-orang yang telah beriman. (QS. Al-Hajj:38)

7. Rasa aman, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An’aam:82)

8. Keselamatan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Yunus:103)

9. Kehidupan yang baik, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl:97)

10. Orang-orang kafir tidak bisa menguasai mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: dan Allah Subhanahu wa Ta’ala sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisaa`:141)

11. Mendapat berkah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raaf:96)

12. Kebersamaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang khusus, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala beserta orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anfaal:19)

B. Adapun yang dijanjikan di akhirat

Di antaranya adalah:

1. Masuknya orang-orang beriman ke dalam surga, kekal di dalamnya, dan keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah:72)
2. Melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. (QS. Al-Qiyamah :22-23)

BUDAYAKAN MALU

Saat ini ada satu unsur yang sudah mulai hilang dari kebanyakan warga negara indonesia, yaitu unsur malu. Perilaku malu ini dulunya merupakan salah satu simbol identik dari bangsa ini yang mana masyarakat kita dikenal memiliki perilaku pemalu. Malu dari arti disini pada kala itu didefinisikan dengan sikap yang sangat menjaga jarak dengan orang baru, sikap yang tidak suka menunjukkan identitas sebenarnya kepada publik, sikap yang tidak suka membuat keributan, sikap yang suka menjaga tata krama, sikap yang santun dan lemah lembut dalam berbicara, sikap yang sangat hormat kepada orang yang lebih tua dan lain sebagainya.

Sikap dan perilaku ini sangat melekat dengan keseharian masyarakat kita karena memang itu sangat ditanamkan oleh para orang tua sebelumnya untuk menjaga sikap dan perilaku di masyarakat. Sikap itu memang tidaklah sepenuhnya hilang, tetapi sudah mengalami pergerseran dan perubahan. Dari yang tadinya tertutup kini jadi suka di ekspose, dari yang tadinya suka menyendiri jadi suka selfie, dari yang tadinya suka berdiskusi sekaran suka ambil jalan sendiri, dan lain sebagainya sikap dan perilaku di masyarakat.

Ini memang ada hubungannya dengan revolusi gadget yang berkembang pesat belakangan ini, tidak ada yang menyangkalnya. Perubahan ini bukan hanya mulai menghilangkan identitas dan budaya bangsa, bahkan identitas kepribadian perorangan juga ikut tergerus. Jaman sekarang orang sangat merasa risih jika ia tidak berpenampilan menarik, sekarang orang merasa tidak percaya diri jika tidak mengendarai kendaraan bagus, sekarang orang merasa tidak nyaman jika tidak tinggal di rumah bagus, dan perasaan-perasaan malu yang sebenarnya itu hanya bagian dari perhiasan dunia semata. memang ada semacam tuntutan untuk selalu menunjukkan kelebihan dalam hal materi yang dianggap bisa membawa banyak kepuasan. Lalu seberapa besar rasa puas yang ditimbulkan ketika orang sudah mencapai semua kelebihan itu? jawabannya ternyata tidak ada batasan puas, karena orang akan cenderung makin haus dan haus lagi. Lalu apa kabarnya dengan kualitas iman kita, bagaimana kita bisa menghadap Sang Ilahi jika mulut kita belepotan dengan berbagai kesenangan dunia, karena saking laparnya orang mengejar dunia ia lupa pada penampilan kita sendiri ketika kelak bertemu dengan-Nya, masih adakah rasa malu itu?

Jaman sekarang memang aneh, demi segala hal yang berbau keindahan dan kenyamanan, orang rela melakukan apa saja. Tapi apa yang sudah ditetapkan dan diperintahkan agama, santai saja menanggapi dan melaksanakannya dengan tanpa beban berdalih punya banyak kesibukan. Tidak ada yang merasa malu ketika sudah meninggalkan shalat lima waktu, tidak merasa risih makan siang di pinggir jalan ketika bulan ramadhan dan tidak malu memperlihatkan aurat kepada yang bukan muhrimya. Padahal itu semua adalah inti dari rasa malu, perhatikan hadist rasulullah tentang malu berikut ini:


"Jika Allah hendak menghancurkn suatu kaum(negeri), maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu.(HR.Bukhari-Muslim)

Subhanallah, apakah benar Allah hendak membiarkan bangsa ini kedalan kehancuran, sungguh amat disayangkan jika memang benar demikian adanya. Kita sudah selayaknya untuk banyak-banyak bertobat dan mulai menunggalkan kebiasan buruk tersebut. sabda Nabi saw. terhadap para sahabatnya:

"Apakah kalian menginginkan surga!" mereka menjawab,"ya," Kemudian beliau saw bersabda;"Sederhanakan angan-angan kalian dan malulah dengan sepenuh-penuhnya malu." Mereka berkata; "Kami selalu malu kepada Allah ya rasulullah." 
Sabda Nabi saw; "Bukan itu yang disebut malu, melainkan malu ialah ingat-ingat kuburan dan ingat mati, bencana, menjaga perut dan isinya, kepala dan anggota badannya."

Sesungguhnya orang yang menginginkan kebaikan akhirat akan meninggalkan indahnya dunia. inilah tempat orang yang bersikap malu dengan sepenuhnya malu kepada allah.

Berikut beberapa sikap malu yang harus banyak ditanamkan dalam jiwa dan raga di jaman yang serba ada sekarang ini:

1. Bersikap malulah kita jika, kita belum bisa baca dan tulis Al quran, jangan hanya menuntut anak-anak kita agar bisa baca tulis huruf latin, belajar bahasa inggris, mandarin dll, tapi mulailah dari diri kita sendiri untuk mau belajar agama dengan serius, sama seriusnya dengan ketika kita mengurusi urusan dunia.

2. Bersikap malulah kita ketika kita belum bisa melakukan banyak hal bermanfaat dalam hidup kita ini. Banyak waktu dibuang percuma hanya untuk mengurusi urusan dunia yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan akhirat. Urusan dunia yang bersifat materil hanya membuat hati semakin gelap dan jauh kepada Allah swt.

3. Bersikap malulah kita ketika kita belum bisa mengajak orang-orang terdekat kita untuk bertobat, sikap malu dalam hal ini biasanya kita merasa malu untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa kita bisa mengajak orang kepada jalan kebenaran, merasa takut ditertawakan dan menjadi bualan, karena dianggap sok suci, tepis rasa malu seperti itu, karena itu pertanda lemahya iman.

4. Bersikap malulah jika kita belum mampu menjalankan ibadah wajib dengan sebaik-baiknya, seharusnya kita merasa malu kepada Allah karena jarangnya volume pertemuan membuat diri kita minder dan takut, tapi jadikanlah malu itu sebagai cambuk untuk lebih baik lagi menjaga kualitas ibadah ke depannya.

5. Bersikap malulah kita jika kita semakin jauh dari agama, atau bahkan ada yang sudah menjual agamanya pada dunia. selama belum teralambat maka bersegeralah bertobat.