TERORIS BERKEDOK BIKSU INI BANTAI ROHINGYA KARENA "TIDAK SUKA"

Muslimina.blogspot.com YANGON_Biksu Myanmar Ashin Wirathu menyatakan sama sekali tidak menyukai kitab suci etnis Rohingya yang beragama Islam. Dalam wawancara dengan Los Angeles Times, yang diterbitkan Minggu (24/5), Ashin Wirathu mengatakan, ia telah membaca isi Alquran. “Terus terang, saya tidak menemukan sesuatu yang saya suka,” kata Wirathu.

Bahkan, Ashin Wirathu mempunyai keyakinan bahwa kaum muslim mempunyai sebuah master plan untuk mengubah Myanmar, yakni negeri yang mayoritas pemeluk Buddha menjadi penganut Islam di masa yang akan datang, hal ini tidak lain karena umat muslim di Myanmar setiap tahunnya mengalami penambahan.

Ashin diketahui dulunya ia seorang yang berhenti dari dunia pendidikan formal, lalu ia memutuskan menjadi seorang biksu. Lambat laun, Ashin oleh para pengikut Buddha dikenal sebagai biksu yang aktif terhadap pengkritikan dan aktif memberikan pengarahan serta ajakan terhadap umat Buddha.

Beberapa tahun terakhir, ia juga dikenal sebagai biksu yang mempunyai pandangan yang radikal, bahkan dalam wawancara yang dilaksanakan oleh Los Angeles Times ia menyatakan ketidak sukaannya terhadap keberadaan etnis Rohingya yang beragama Islam yang menempati salah-satu wilayah negara mayoritas penganut Buddha itu.

Wirathu kini menjabat sebagai kepala di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu Wirathu memimpin puluhan biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat Budha di daerah tersebut. Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin gerakan anti-Islam “969”. Tim khusus yang disebut Rohingya Elimination Group (REG). REG merupakan sebuah kelompok yang dibuat untuk menghilangkan etnis Muslim di Myanmar yang terkenal dengan 969.

Kelompok ini sengaja dibentuk untuk menyisihkan etnis Muslim dan juga melakukan provokasi terhadap warga dengan distribusi buku atau video yang menghina Islam dan Muslim.

PROFIL SUKU ROHINGYA

Suku Rohingya adalah penduduk beragama Islam Sunni yang tinggal di wilayah Arakan Myanmar (Burma). Tercatat ada ±950.000 penduduk Rohingya hidup di Myanmar dan mereka merupakan penduduk minoritas dari sebagian besar penduduk Myanmar yang beragama Buddha dan mereka berada di sepanjang perbatasan dengan Bangladesh dan berbatasan juga dengan Thailand-Myanmar. Suku Rohingya ini adalah masyarakat muslim yang selama ini hidup bermasyarakat tanpa diakui dan diberikan kewarganegaraan oleh Pemerintah Myanmar. Selama ini memang suku Rohingya sengaja diterlantarkan dan dimiskinkan oleh pemerintah Junta Militer dalam kepemimpinan Presiden Jenderal UThein Shein. Memperparah permasalahan etnis-genocide ini adalah pernyataan resmi Jenderal UThein Shein “Bagi muslim Rohingya perlu dicari negara ketiga untuk tempat tinggal mereka” Artinya adalah Presiden Junta Militer secara langsung telah mengusir warga suku Rohingya dari Myanmar.

AWAL MULA TRAGEDI

Menurut Chris Lewa dari Arakan Project, konflik terjadi pada Selasa di negara bagian Rakhine. Arakan Project, sebuah kelompok advokasi, selama ini mendokumentasikan kekerasan yang dialami kaum minoritas Muslim Rohingya selama lebih dari satu dekade.

Lewa mengatakan gesekan kian memanas di Rakhine sejak bulan lalu saat biksu-biksu dari sebuah kelompok Buddha ekstremis yang dikenal dengan nama 969 datang ke negara bagian ini. Mereka mendorong pengusiran semua Muslim Rohingya lewat ceramah yang diumumkan dengan pengeras suara.

Seorang warga mengatakan provokasi ini disusul dengan penemuan tiga mayat oleh beberapa pengumpul kayu bakar di dekat desa Du Char Yar Tan.

Ketiga mayat diyakini bagian dari delapan warga Rohingya yang hilang setelah ditahan aparat beberapa hari sebelumnya. Pengumpul kayu bakar pun lantas memberi tahu teman-teman dan tetangganya yang datang ke lokasi mayat dan mengambil gambar dengan ponselnya, ujar seorang warga yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris sukarela ini.

Hal ini memicu tindakan keras aparat. Tentara dan polisi lantas mengepung desa, mendobrak pintu rumah warga, serta menjarah ternak dan barang berharga lainnya, demikian keterangan guru bahasa Inggris ini. Hampir semua pria melarikan diri dari rumahnya, meninggalkan perempuan, anak-anak, dan manula.

Lewa mengatakan sejumlah sumber melaporkan perempuan dan anak-anak Rohingya dibacok hingga tewas, namun jumlah korbannya masih simpang siur. Ada yang mengatakan setidaknya 10 orang tewas, ada juga yang mengatakan jumlahnya mencapai puluhan.

Sementara, guru bahasa Inggris yang dihubungi lewat telepon ini mengatakan 17 perempuan dan lima anak-anak tewas dalam konflik tersebut.

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,49486-lang,id-c,internasional-t,Ekstrimis+Budha+Diduga+Bunuh+Puluhan+Muslim+Rohingya-.phpx

Kampanye provokatif mulai meluas pada awal 2013. Ia berpidato di berbagai tempat, menyebarkan kebencian kaum Budha atas umat muslim. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar dengan cepat melalui stiker, brosur dan sebagainya. Kebencian dan anti-Islam meluas dengan cepat, berbuah pembantaian dan pengusiran Muslim Rohingya.

Ribuan muslim Rohingya dilaporkan terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun terakhir. Sisanya bertahan hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan orang mencoba pergi menyelamatkan diri, hingga pekan lalu sampai di Aceh setelah mengarungi laut lepas dengan kapal sederhana.

ALASAN PENGUSIRAN ETNIS ROHINGYA

Mengapa Biksu Wirathu sangat benci terhadap Muslim Rohingya hingga kemudian melancarkan kampanye provokatif yang menyulut pembantaian, padahal dalam teorinya agama Budha mengajarkan kedamaian dan kasih sayang? Pria pencetus gerakan anti-Islam 969 itu berdalih, muslim Rohingnya adalah anjing gila.

Hal itu tidak disebutkan Wirathu secara sembunyi-sembunyi tetapi langsung dikatakannya dalam khutbah yang di liput media internasional, menggambarkan betapa secara terang-terangan ia memproklamirkan diri sebagai musuh Islam.

Anda bisa berikan kebaikan dan rasa kasih, tetapi Anda tidak bisa tidur di samping anjing gila,” kata Wirathu seperti dikutip The New York Times, 21 Juni 2013. Yang dimaksud "anjing gila" oleh Wirathu adalah Muslim Rohingya sebagaimana tema khutbahnya.

REAKSI INDONESIA ATAS TRAGEDI INI

Atas tragedi ini di Indonesia, terdapat berbagai reaksi kekecewaan, dan menyayangkan atas tragedi bentrokan antar umat beragama di Myanmar tersebut. Jika Ashin mengatakan ketidaksukaannya terhadap etnis Rohingya yang beragama Islam, serta kebenciannya terhadap kitab suci umat Islam, hanya karena mereka tidak suka. Bagaimana mungkin alasan personal seperti itu bisa dijadikan pembenaran melakukan pembunuhan dan pembantaian ribuan orang tak berdosa. Bagaimana jika tindakan ini juga dilakukan muslim terhadap penganut Budha di tanah air. Apa reaksi yang akan mereka lakukan? pastilah serta merta islam akan dihakimi hukum internasional.


Dan lihatlah wajah para korban kekejaman rejim militer myanmar ini, apakah mimik wajah mereka menunjukkan ekspresi marah dan dendam. Apakah anda melihat tatapan mata mereka menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang bisa melawan kekuasaan dan kesewenang-wenangan. Bahwa ini adalah sekelompok orang yang sedang menyusun master plan ingin menguasai Myanmar dengan dominasi ajaran islamnya? Sama sekali tidak, wajah mereka menunjukkan betapa kuatnya mereka menggenggam akidah islam di dada dan mereka menerima sepenuhnya keadaan itu merupakan ujian dari Allah swt. Coba saja anda bayangkan, jika seandainya kita yang berada di posisi mereka, hal terbaik apa yang bisa mereka lakukan saat itu hanyalah menjauh, mereka memilih terlunta-lunta di tengah laut, tanpa makanan dan sandang, ketimbang mereka didijajah dan ditindas para penguasa militer.

NU yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia melalui Ketua Pengurusa Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) H Slamet Effendy Yusuf mengajak agar negara-negara yang tergabung dalam ASEAN segera menyeret pemimpin junta Militer Myanmar dan biksu Ashin Wirathu ke pengadilan HAM Internasional “Negara-negara ASEAN harus tegas meminta PBB untuk membawa biksu Ashin Wirathu dan pemimpin junta militer Myanmar ke pengadilan HAM internasional,” ucap Slamet.

Slamet menilai, baik pimpinan junta muliter Myanmar maupun biksu Ashin sama-sama melanggar hukum karena membiarkan pembantaian terhadap umat muslim Rohingya yang dilakukan atas dasar kobaran kebencian yang ditebarkan oleh biksu Ashin kepada pengikutnya itu. 

ADA 7 MACAM KEKEJAMAN TERHADAP MUSLIM ROHINGYA

KETERLIBATAN militer menunjukkan bahwa kerusuhan di Myanmar terhadap muslim Rohingya adalah rencana negara dan bagian pembersihan etnis. Hal ini ditambah upaya biksu dan kelompok Budha membantai umat Islam.

Dalam catatan FUI, setidaknya ada tujuh bentuk kekejaman terhadap muslim Rohingya, Kaman, dan muslim Myamar pada umumnya. Hal ini sebagaimana diungkapkan Sekjen FUI Muhammad Al Khathtath dalam pernyataan persnya, Jum’at (3/5/2013) di sela-sela aksi di Bundaran HI, Jakarta.

Pertama, lebih dari lima ribu orang dibunuh dengan berbagai cara dan lebih 120.000 muslim Rohingya digusur dari tanah mereka sendiri

Kedua, para wanita dan anak perempuan muslimah di bawah umur diperkosa oleh militer dan lainnya.

Ketiga, properti kaum muslim dijarah tiap hari, masjid dan tempat religi mereka ditutup. Ini akan segera menjadi tahu dimana mereka tak bisa sholat di mesjid.

Keempat, orang-orang muslim berpendidikan dan orang-orang tak bersalah lainnya telah ditahan tanpa kesalahan apapun.

Kelima, sejumlah besar uang muslim diperas tiap hari.

Keenam, muslim disiksa secara tidak manusiawi di sel-sel rahasia.

Ketujuh, akses muslim terhadap makanan dan obat-obatan diblokir. Mereka mati kelaparan dan kini terkena wabah penyakit. (Islampos)

http://muslimina.blogspot.com/2015/05/ashin-muak-terhadap-al-quran-nu-serukan.html

"TINDAKAN CEPAT YANG HARUS DILAKUKAN MUSLIM DUNIA"

Para migran ini, mereka sudah melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup, dan mereka sudah berada pada titik terendah dan sudah berusaha segala macam cara untuk bertahan hidup di tanah kelahirannya. Jalan Perjuangan terberat yang sudah mereka lakukan selama satu dekade ini mempertahankan akidah, ditengah kerasnya paksaan pihak penguasa agar kaum minoritas ini mengganti agamanya menjadi seorang budha. Mereka memilih dibunuh secara masal dan di kucilkan di tenga laut, dibanding mereka harus membenarkan ajaran yang bukan berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw. Hal ini anda bisa lihat dari cara bagaimana mereka melaksanakan ibadah, shalat lima waktu berjamaah tidak pernah tertinggal, ini adalah hal utama yang mereka jadikan pedoman utama kehidupan mereka. Maka dari itu mereka bisa bertahan hidup hingga saat ini. Apakah kita juga sudah melaksanakan hal serupa, harusnya kita merasa malu pada mereka.

Apa yang paling dibutuhkan kelompok rohingya ini saat ini adalah sebuah daerah/daratan yang bisa menampung keberadaan mereka. Sebuah pulai kecil yang bisa menampung kehidupan mereka, hanya itu yang mereka butuhkan saat ini. Yang harus dilakukan muslim rohingya adalah berhijrah. Karena sebagaimana Risalah Tabukiyah, Imam Ibnul Qoyyim membagi hijrah menjadi 2 macam. Pertama, hijrah dengan hati menuju Allah dan Rosul-Nya. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu. Macam yang kedua yaitu hijrah dengan badan dari negeri kafir menuju negeri Islam.

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Alloh.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Jadi jika saat ini muslim Rohingya sedang melakukan hijrahnya, maka sebagai saudara seiman, kita harus menolong saudara kita ini untuk mendapatkan tempat perlindungan yang layak. Sudah sepantasnya kita membantu saudara kita yang sedang kesusahan dengan cara memberikannya sebagian harta yang kita miliki untuk mereka gunakan agar mereka bisa ikut menikmati rahmat dan karunia-Nya. Jangan hanya karena alasan kemanusiaan, tetapi berlandaslah pada Ukhuah Islamiah. KArena bagaimanapun, seperti itulah yang seharusnya dilakukan umat muslim dunia dalam rangka mempererat tali persaudaraan antar umat beragama. Bagaimana mungkin kita bisa memperlakukan damai orang yang tidak seiman dengan kita (umat budha dan hindu), tapi kita tidak melakukan hal serupa pada saudara seiman kita. Indonesia adalah negara kepulauan dengan ribuan pulau di dalamnya, maka tentulah tidak akan mengganggu sama sekali jika ada salah satu pulau yang dihibahkan untuk menampung para pengungsi ini. Semoga Allah menurunkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua, sebagai balasan atas usaha kita menolong saudara kita yang sudah sekian lama tertindas di negeri orang. amin.