PASUKAN PANJI HITAM AKAN HADIR, JIKA UMAT MUSLIM BERSATU

PASUKAN PANJI HITAM AKAN HADIR,
JIKA KITA BERSATU

Kalau kita mencermati apa yang terjadi belakangan ini di dunia islam, ada banyak spekulasi tentang siapa sebenarnya pasukan panji hitam yang akan dikirim Allah di akhir jaman. Seperti apa kiprah dan sepak terjang mereka, apakah kita dapat mengenali mereka dari cirri-ciri fisik dan tindakan mereka. Apakah kita dapat mengenalinya dari pakaian dan bendera yang mereka gunakan, seperti halnya ISIS yang sudah mengklaim diri mereka adalah pasukan panji hitam yang berasal dari timur. Apakah benar ISIS adalah salah satu pasukan panji hitam yang dimaksud? Ataukah bukan.

Sebelum kita menyimpulkan hal tersebut, maka marilah kita menggali kembali kebenaran yang sudah digariskan Al Quran dan Hadist. Janganlah kita mudah terprovokasi hasutan dan ajakan kelompok orang yang belum jelas maksud dan tujuannya. Karena sesungguhnya ajaran islam tidaklah mudah difahami oleh orang awam, perlu keahlian khusus dalam menggapainya. Ada banyak orang dan kelompok yang memanfaatkan keadaan ini, sehingga menjadikan ajaran-ajaran islam tercederai dan terkoyak-koyak dengan akidah-akidah lain yang serupa, akibat disalah artikan maka islam menjadi tertuduh atas berbagai pengakuan segelintir orang yang ingin mengatasnamakan islam atas dasar pemahamannya yang berbeda.

"Dalam sebuah riwayat tentang Thaifah manshurah disebutkan, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran. Mereka meraih kemenangan atas orang-orang yang memerangi mereka, sampai akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.”[3]

Dalam berbagai hadits yang shahih telah dijelaskan bahwa akan senantiasa ada sekelompok umat Islam yang berpegang teguh di atas kebenaran. Mereka melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan konskuen, memperjuangkan tegaknya syariat Islam, dan meraih kemenangan atas musuh-musuh Islam, baik dari kalangan kaum kafir maupun kaum munafik dan murtadin. Kelompok Islam ini disebut ath-thaifah al-manshurah atau kelompok yang mendapat kemenangan. Kelompok ini akan senantiasa ada sampai saat bertiupnya angin lembut yang mewafatkan seluruh kaum beriman menjelang hari kiamat kelak. Kelompok ini diawali dari Rasulullah saw beserta segenap sahabat, berlanjut dengan generasi-generasi Islam selanjutnya, sampai pada generasi Islam yang menyertai imam Mahdi dan Nabi Isa dalam memerangi Dajjal dan memerintah dunia berdasar syariat Islam.

Atau dengan kata lain kelompok ini memang sudah ada sejak jaman nabi saw. ia merupakan sekelompok orang yang tidak mudah dikenali oleh orang pada umumnya, Allah menyembunyikan keberadaan mereka, sehingga tidak akan dengan mudah dikenali oleh musuh. Al-Mahdi akan datang setelah munculnya Panji-panji Hitam dari sebelah Timur yang mana pasukan itu selalu tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun.” (Ibnu Majah) Sebelah Timur?


Dan bagaimanakah cirri pasukan ini, adakah semudah kita mengenali anak2 berseragam yang pergi ke sekolah? Oh! tidak, sesekali tidak, karena akan dengan mudah Dajal dapat membunuh mereka. Pasukan panji hitam ini tidak memiliki cirri-ciri khusus dan tidak menggunakan atribut apapun, tapi cirri khas mereka yang menonjol adalah mereka menegakkan ajaran Al Quran, sunnah dan hadist. Mereka banyak menggunakan kekuatan akal dan hati dalam berdzikir dan berfikir. Dalam setiap pergerakannya, akan selalu disertai kemenangan di sisi umat muslim, karena pertolongan Allah selalu menyertai mereka.

Sebagaimana sabda dan hadist-hadist yang sudah dikemukakan berbagai sahabat Nabi As merujuk pada keadaan diatas, cirri-ciri ath-thaifah al-manshurah atau kelompok yang mendapat kemenangan yang dimaksud adalah sekelompok orang yang melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Sebuah kelompok yang muncul tidak pernah disebutkan persisnya kapan dan dimana. Namun mereka akan selalu hadir di tengah masyarakat, selalu ada diantara kaum tertindas dan terbelakang.

2. Kelompok ini hanya Allah yang menentukan siapa mereka dan dari golongan apa. Bisa berasal dari mana saja dan kepada siapa saja yang Allah kehendaki.

3. Kelompok ini memiliki gaya bertempur yang sangat berbeda dengan kaum militant pada umumnya di medan perang, mereka lebih banyak menggunakan kekuatan akal dan hati dalam fikir dan dzikir.

4. Pola dan cara kerja mereka adalah berusaha mengembalikan akidah umat muslim yang sudah menyimpang, mereka berusaha mengajak manusia kembali ke jalan kebenaran melalui syiar-syiar al islam dengan cara damai.

5. Mereka tidak pernah muncul ke permukaan secara kasat mata, tidak pernah menunjukkan diri di hadapan khalayak dan para penguasa, mereka menjalankan misinya ditengah komunitas-komunitas kecil yang jauh dari kesan publikasi dan ketenaran, mampu mempengaruhi cara berpikir dan pemahaman masyarakat pada umumnya menjadi lebih baik dan terarah.

6. mereka termasuk kelompok yang ikhlas menjalankan tugas menegakkan akidah maka dari itu mereka tidak pernah mengharapkan imbalan dan bayaran.

7. Allah senantiasa mendampingi mereka dalam segala situasi, jalan dakwahnya dimudahkan dan dijauhkan dari berbagai kesulitan.

8. Pertolongan Allah selalu datang kepada mereka dalam berbagai bentuk, terutama petunjuk dan pemahaman pada setiap ilmu yang bermanfaat dan memiliki dampak luas di masyarakat.

Pasukan ini awalnya terdiri dari segelintir orang yang tergerak untuk melakukan perubahan dan pembenaran susunan tatanan kemasyarakatan. Dimulai dari kebiasaan berbuat baik di susul dengan niat membantu sesama, dilanjutkan dengan tolong menolong pada banyak orang lalu disertai dengan kegiatan ikhlas tanpa pamrih dan seterusnya akhirnya banyak menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal serupa. Awal keinginan mulianya ini kemudian mampu menggerakkan hati dan jiwa-jiwa lain yang memiliki kesamaan visi dan misi membantu sesama, lalu tergerak ke satu titik yag sama yaitu menuju kebaikan bagi masyarakat luas. Mulai banyak orang yang tergerak untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan memiliki dampak luas di masyarakat tanpa memikirkan untung dan rugi, mereka ikhlas melakukannya dengan segenap jiwa.

Kontinuity dari kegiatannya ini adalah semakin lama semakin berkembang dan membawa dampak luas dimasyarakat, perlahan-lahan mulai memperbaiki tatanan kehidupan social lebih luas. Kelompok ini semakin lama semakin banyak dan semakin luas dampak positif yang dihasilkan, mulai banyak orang memahami keindahan islam dan mau menjalankan berbagai aturan dan kaidah yang berkaitan dengan keislaman sesuai tuntunan qur'an dan hadist.


Lama-kelamaan kekuatan islam semakin membesar dan tegaklah kebenaran hakiki bernunsa keislaman yang tidak lagi menjadi perdebatan di masyarakat. Tidak lagi terjadi perpecahan di kalangan muslim dan non muslim, sebaliknya banyak umat muslim semakin bersatu. Kaum muslim semakin mantap menegakkan kebenaran dengan cara damai dan persatuan tanpa permusuhan. Tidak lagi membeda-bedakan suku, agama dan social budaya, semua berperan sama. Mereka hidup membaur dengan kaun non muslim dan melakukan banyak kegiatan ekonomi dan social bersama-sama. Tidak saling memusuhi dan menganggap kaum non muslim adalah kaum minoriats yang harus dikucilkan, justru sebaliknya dua golongan ini saling bahu-membahu menopang kehidupan berbangsa bernegara.

Demikian juga kondisi kaum non muslim pada saat itu adalah mereka bisa merasakan hidup tenang di tengah masyarakat muslim tanpa harus menyembunyikan identitas keagamaannya, ataupun harus memisahkan diri dari hubungan kemasyarakatan. Mereka melakukan kegiatan perdagangan tanpa membedakan dan saling mencurigai satu sama lain. Ketika ketenangan di masyarakat tercipta, maka kaum non muslim pun mulai bisa menjalankan ritual keagamaannya tanpa rasa takut, dalam hal ini sesuai firma-Nya:

“untukmu agamamu dan untuk ku agamaku,"(QS. AL Kafiirun:6)

Hubungan kemasyarakatan berjalan lancar dan diantara dua golongan yang berbeda keyakinan itu tidak menunjukkan adanya pertentangan, karena mereka semua sudah saling menghormati keyakinan masing-masing, tanpa harus bersinggungan satu sama lain, keduanya menghormati apapun keyakinan yang dipilih dan dijalani oleh masing-masing orang, tidak ada yang merasa paling benar dan merasa paling unggul diantara mereka.

Hubungan harmonis ini terus bergerak menuju kesinambungan saling membutuhkan satu sama lain. Kalaupun masih ada kaum non muslim yang menganut agama berbeda, tetapi agama yang mereka anut sudah sesuai dengan risalah asli yang dibawa para nabi, misalnya kristiani, agama yang di anut umat kristiani ini adalah agama asli yang dibawa oleh nabi Isa as, kitab suci yang mereka baca juga adalah kitab Injil Perjanjian Lama. Bukan agama rekayasa yang dibuat bangsa yahudi, agama kristiani yang dipeluk kebanyakan orang pada saat itu sudah melandaskan diri pada iman yang benar, sudah bukan hasil adopsi. Mereka sudah mengetahui sisi kebenaran yang di ajarkan sang pembawa berita, yaitu Nabi Isa as, dimana salah satu isi ajarannya adalah tidak boleh memakan hewan babi dan tidak boleh meminum minuman khamr. Mereka mau mengikuti apa yang diajarkan Nabi Isa as. Dan pendeta yang memimpin merekapun mengajarkan apa yang diperintahkan Allah-nya Nabi Isa as, yaitu Allah swt, bukan Tuhan Yesus.

Dalam keharomonisan dan kebenaran beragama ini umat kristiani bisa menjalankan ibadah dengan tenang. Mereka sudah mengerti bahwa apa yang selama ini mereka lakukan adalah salah dan mereka sudah memperbaiki diri dengan cara melakukan berbagai ketaatan sesuai dengan apa yang diajarkan Sang Nabi. Lalu akhirnya mereka bisa merasakan kedamaian dan ketenangan dalam diri mereka. Tidak lagi menganggap muslim adalah musuh melainkan saudara.

Pada sebagian umat yang sudah menyadari adanya nilai kebenaran dalam agama kristiani yang murni, ada sebagian umat kristiani yang memilih untuk menerima islam sebagai agamanya. Mereka beranggapan bahwa ajaran islam jauh lebih sempurna dibanding apa yang diajarkan nabi terdahulunya yaitu Nabi Isa as. Mereka menyadari bahwa apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah pembenaran atas ajaran yang sudah pernah disampaikan nabi Isa as, namun pada nabi Muhammad ajaran itu sudah diperbaiki dan di revisi menjadi lebih sempurna dan lebih mudah diterima oleh umat manusia pada umumnya. Karena sesungguhnya risalah yang dibawa nabi Isa as, sesungguhnya ditujukan untuk bangsa israel bukan untuk seluruh umat manusia.


"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS. 3:19)

Lalu bagi mereka yang beragama Buddha Mahayana, Khong Hu Cu, dan Tao, mereka bukanlah penghalang atau hambatan berarti bagi umat muslim untuk beribadah dan berbuat baik, karena sebagaimana kita tahu bahwa umat budha ini dalam ajaarannya sangat berorientasi dunia, materi, kekayaan dan kemakmuran, biarkan saja mereka sibuk dengan kesenangannya mencari kesenangan dunia, karena bagaimanapun semua kecintaan mereka pada dunia tidak akan membawa mereka pada kebahagiaan dan ketenangan hidup melainkan menuju pada jiwa yang kosong dan hampa. Didalam kekosongan itulah mereka akan mencari cahaya kebenaran, semoga saja Allah menunjukkan hidayah kepada mereka.

Maka lama-kelamaan mulai banyak umat non muslim yang menyadari keindahan islam, mulai dari keindahan tutur kata/alimat yang disampaikan dalam Al quran, nilai-nilai kemanusaiaan yang dijunjung tinggi, nilai wanita yang diagungkan, berbagai fakta ilmiah yang bisa dibuktikan kebenarannya melalui AL Quran, dan sebagainya, membuat mereka kagum dengan ajaran yang sudah disampaikan Nabi Muhammad saw ini, dalam hal ini sudah membuat banyak perubahan sudut pandang yang sebelumnya memandang sebelah mata, kini mereka mengerti alasannya.





Banyak kaum non muslim di daerah ini yang sudah berhijrah dan memeluk islam dengan sukarela dan penuh kesadaran diri menyadari pentingnya memiliki pegangan hidup yang hakiki, dan itu hanya ada dalam islam. Mereka menyadari bahwa islam adalah ajaran kebenaran yang dibawa sang Nabi utusan Tuhan Yang Maha Esa. Lalu Islam sudah sepenuhnya diterima dan dijalankan oleh masyarakat pada umumnya di daerah tersebut.

Sehingga jika dilambangkan dengan symbol, maka di suatu daerah yang mana sebagian besar penduduknya sudah memeluk islam dan melaksanakan kewajibannya sebagai muslim, maka itu menandakan sudah tegaklah bendera hitam berlafadz “Laaillahailallah” di daerah tersebut. Dengan demikian, maka sudah terbentuklah satu kelompok pasukan panji hitam di atasnya, yaitu sekelompok orang yang sudah melaksakanan aturan sesuai syariat islam dan sudah menjadi salah satu negeri khilafah.

Artinya:"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau lihat manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah kepada-Nya. Sungguh Dia adalah Sang Pemberi tobat." (QS. An Nashr 1-3)

Jika anda saat ini berada di suatu daerah yang mayoritas penduduknya adalah muslim dan semua penduduknya sudah melaksanakan syariat islam dengan benar, ikhlas dan tawadhu, maka beruntunglah anda, karena anda sudah termasuk dalam golongan pasukan panji hitam yang disebutkan diatas. Pasukan ini bukanlah pasukan perang yang mengangkat senjata di medan perang, tetapi ia adalah pasukan khusus yang sudah menegakkan ajaran islam dengan cara damai.

Semakin banyak daerah yang sudah masuk dalam kategori “ Panji Hitam” ini maka akan semakin cepat Imam Mahdi akan turun. Semakin lama daerah panji hitam ini terbentuk, maka semakin lama dajjal berkuasa di daerah tersebut dan semakin banyak kerusakan yang ditimbulkan. Kekacauan semakin meluas dan kehancuran akhlak akan semakin parah.

Karena sesungguhnya pasukan panji hitam yang sudah ditunggu-tunggu umat muslim dunia ini memang berasal dari Timur Asia, yaitu Indonesia dan sekitarnya, mengapa? Karena mayoritas umat muslim Asia adalah kelompok muslim mayoritas yang masih bercampur baur dengan non muslim (multi kultural) dan sebagian besar orang beranggapan tidak mudah menegakkan syariat islam di daerah kompleks seperti ini. Karena perbedaan cara pandang dan pola pikir serta harus mentolelir segala macam perbedaan ajaran agama. Meski dalam hal jumlah pemeluk islam memang mayoritas (sangat besar) tetapi itu hanya diibaratkan bagaikan buih di lautan luas yang terombang-ambing tak tentu arah. Sebagaimana riwayat hadist berikut ini:

Diriwayatkan dari Tqausan r.a Rasulullah SAW bersabda: “akan terjadi, bersatunya bangsa-bangsa didunia menyerbu kalian seperti sekelompok orang menyerbu makanan”.

Salah seorang sahabat bertanya: “apakah karena jumlah kami dimasa itu sedikit”.

Rasulullah menjawab : “jumlah kalian banyak tapi seperti buih dilautan. Allah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian dan Allah menanamkan penyakit ‘wahan’ dalam hati kalian.”

Lalu ada yang bertanya lagi :“apakah penyakit ‘wahan’ itu ya rasulullah?”

Beliau bersabda : “ Cinta kepada dunia dan takut mati!”. (Silsilah hadist shahih no.958).

Maka dari itu dibutuhkan usaha ekstra keras untuk menegakkan islam yang kaffah di negeri muti dimensi ini. Kekuatan iman muslim Asia harus benar-benar tangguh menegakkan ajaran islam. Kita harus terus berjuang menegakkan syariat islam ditengah kerasnya gempuran pasukan dajal menghalau setiap gerakan umat muslim diberbagai bidang dengan jalan damai dan tawakal, meski itu tidak akan mudah. Bagaimanapun sulitnya, sebaiknya kita tidak berkecil hati, karena bagaimanapun harapkanlah datangnya kekuatan dan pertolongan dari Allah swt, berpegang teguhlah pada kekuatan Allah, semoga Allah selalu menambahkan kekuatan iman kita dengan sekuat-kuatnya Iman.


Seperti inilah gambaran pasukan panji hitam yang dimaksudkan rasulullah akan terbentuk di akir jaman, yaitu ada sekelompok orang yang bergerak melakukan perubahan dengan cara menyebarakan kedamaian dan keindahan islam, lalu diikuti oleh orang-orang disekelilingnya, lalu juga di amini oleh pemeluk agama lain dan akhirnya mereka bisa menegakkan bendera hitam berlafadz "Laailahailallah" diatas tanah mereka bersama-sama. Pasukan panji hitam ini akan memudahkan kedatangan Imam Mahdi di akhir jaman. Sehingga jika ini sudah terjadi, maka dengan kekuasaan ALlah, daerah ini akan dilindungi dan diberkahi dari berbagai serangan musuh dan Allah akan senantiasa melimpahkan karunia dan kemenangan kepada penduduknya. Lalu ditangan sang Mahdi hukum-hukum islam akan ditegakkan seadil-adilnya dan seluas-luasnya.

Jika kita sudah mampu menjadikan daerah kita ini sebagai salah satu kelompok “pasukan panji hitam” yang sudah ditunggu-tunggu saudara kita, yang saat ini sedang mengalami penderitaan di Timur Tengah (palestina, suriah, mesir, yaman, syria, dsb), karena mereka belum menegakkan syariat islam di atas tanah mereka (mereka terpecah-pecah karena perang saudara dan perbedaan mashab), lalu mereka digempur habis-habisan oleh pasukan dajjal (berkedok syiah, ISIS dsb), ketika pasukan panji hitam dari timur ini datang dan menegakan lafadz “Laaillahaillallah”maka dengan ijin Allah Imam Mahdi akan segera turun untuk memberikan pelajaran kepada penguasa Arab yang sudah terlalu lama berkuasa dan bersekongkol dengan pasukan dajjal untuk menghancurkan islam, sehingga mereka akan meletakkan kekuasannya kepada Imam Mahdi.

Sebagaimana hadist yang sudah menyebutkan, bahwa ketika pasukan panji hitam yang berasal dari timur ini sudah berhasil menegakkan bendera hitam di wilayahnya, tapi negeri Arab enggan memberikan kekuasaannya, maka Allah segera menurunkan Imam Mahdi untuk segera menjalankan pemerintahan sebagaimana nubuah pada hadits riwayat Ibnu Mas'ud di bawah ini.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Ia berkata,"Tatkala kami berada di sisi Rasulullah, tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari bani Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka, kedua mata Beliau berlinang air mata dan berubah raut wajahnya. Lalu aku berkata,"Kami melihat pada wajahmu sesuatu yang kami tidak sukai." Lalu Beliau menjawab,"Kami ahlul bait, ALLAH telah pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya, sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran hingga datang suatu kaum dari arah timur, bersama mereka ada panji hitam. Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu mereka memerangi dan mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa yang mereka minta, tetapi mereka tidak menerimannya. Hingga mereka menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang dari keluargaku. Lalu ia (Imam Mahdi) memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana orang-orang memenuhinya dengan kezaliman. Barang siapa diantara kalian mendapatinya maka datangilah mereka walaupun dengan merangkak di atas salju. (Hadits Riwayat Ibnu Majah)

Pasukan panji hitam yang dimaksud disini adalah kita semua yang ada di dunia ini, kita semua yang masih memiliki niat dan tujuan baik memperbaiki kehidupan ini menjadi lebih baik dan menghalau segala macam kejahatan dan kebencian untuk bersama-sama mendorong perubahan menuju manusia beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Panji hitam ini berbentuk semangat kebersamaan yang dibangun untuk mendorong terciptanya system kemasyarakatan adil dan makmur.

KESAMAAN VISI DENGAN SEMANGAT PANCASILA



Memperhatikan uraian diatas, apakah anda tidak merasakan bahwa semangat juang ini juga adalah bagian dari simbol negara kita yaitu Pancasila, yang asasnya, Berbeda-beda tetapi tetap satu. Bukankah apa yang ditanamkan dalam Pancasila juga mengandung makna kebhineka -ikaan yang bermakna kebersamaan dalam perbedaan untuk menuju satu tujuan bersama. Belakangan ini memang banyak penolaakan penerapan Pancasila sebagai landasan bernegara, karena dianggap tidak sesuai dengan ciri masyarakat indonesia karena dianggap terlalu dipaksakan dan tidak sesuai dengan Akidah Islam.

Tapi, jika kita samakan lagi konsep semangat perjuangan panji hitam diatas dengan pancasila, ternyata didalamnya ada banyak persamaan dan kesamaan, yaitu ditekankan pada semangat gotong royong dan saling menghormati perbedaan (toleransi beragama). Bukankan keduanya pada akhirnya memiliki tujuan yang sama yaitu masyarakat yang akan menuju pada satu tujuan, menjadi negara berlandaskan syariat islam.

Jika kita menoleh lagi pada sejarah perumusan Pancasila, didalamnya ada banyak tokoh-tokoh islam yang berperan dan memberikan konsep keislaman didalamnya, terutama pada sila pertama Pancasila. Perumusan sila pertama ini memakan waktu yang amat panjang dan rumit karena kala itu bukan hanya toloh islam yang ikut serta didalamnya ada juga tokoh kristiani-sekuler dan budha dan hindu yang mereka juga memiliki kepentingan atas sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa" tersebut.

Awalnya bunyi sila pertama ini adalah; "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Bung Hatta selaku perumus akhirnya memutuskan menggantinya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa", karena pertimbangan dan banyaknya penolakan atas bunyi sila pertama yang diawal, maka Akhirnya Bung Hatta merumuskannya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, dan jika ditelusuri isi dan makna dari kandungan kata tersebut adalah mengacu kalimat Tauhid yaitu Ketuhanan yang merujuk kepada Tuhan yang satu yaitu Allah swt (Tuhannya umat islam). Adapun para tokoh islam yang menjadi tonggak dirumuskan Pancasila ini adalah M. Natsir, KH. Wachid Hasjim, tokoh NU, dan H. Agus Salim. Dan sesungguhnya konsep dasar negara kita ini dibuat oleh tokoh islam dan ulama besar paling berpengaruh kala itu. Mereka adalah para pahlawan yang sudah bekerja keras menanamkan ideologi berlandaskan islam ke dalam dasar negara kita.

Walau memang ketika akhirnya perumusan sila pertama itu di rubah oleh Bung Hatta menjadi berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa", semua tokoh islam marah besar dan mereka kecewa dengan keputusan sepihak tersebut, karena walau definisi kalimat itu merujuk pada Kalimat Tauhid, namun secara keseluruhan masyarakat Indonesia bukanlah mayoritas masyarakat terpelajar yang bisa mengetahui secara eksplisit makna kalimat itu, sehingga bisa menjadi rancu dalam penerapannya. Meski akhirnya para ulama islam menerima penerapan sila pertama itu disertai dengan penerapan P4 (Pedoman pengamalan dan Penerapan Pancasila yang dalam isinya banyak melandaskan pelaksanaan pada semangat gotong royong, saling mengasihi dan persatuan yang isinya banyak diambil dari ajaran islam). Diharapkan, meski bunyi sila pertama itu tidak bernafaskan islam, setidaknya isi dan kandungannya adalah semua berisi ajaran islam. Itulah usaha yang dilakukan para tokoh islam kala itu dengan tetap berusaha menanamkan ajaran islam dalam lambang negara kita terutama sila pertama.

Namun dalam perjalanannya, terutama ketika masa pemerintahan Soeharto, Pancasila memang banyak di ajarkan dalam dunia pendidikan, namun itu juga disertai dengan berbagai fitnah terhadap makna Pancasila itu sendiri. Disamping membuat orang berusaha mempelajari dan memahami, pemerintah juga melakukan banyak makar terhadap Pancasila, diantaranya banyak permusuhan antar umat beragama sengaja dihembuskan ditengah masyarakat, upaya pembungkaman sejarah perumusah Pancasila juga dilakukan, upaya pembungkaman para tokoh islam agar tidak memperluas ajaran pancasila yang hakiki juga dilakukan. Intinya selama masa orde baru, Pancasila dijadikan momentum untuk membuat orang balik mempertanyakan kesungguhan isi Pancasila apakah benar-benar bertujuan persatuan atau ada tujuan lain.

Dan akhirnya di masa reformasi ini masyarakat tidak lagi mau menerima Pancasila sebagai lambang persatuan bangsa, akibat berbagai fitnah yang sudah berhasil membentuk karakter masyarakat menjadi trauma dengan apa yang sudah pernah terjadi. Dan memang benar, inilah yang menjadi tujuan para pemimpin kita di masa kemerdekaan lalu, mereka memang tidak menginginkan hidupnya semangat islam dalam dasar negara kita. Maka dari itu sejak di ubahnya bunyi sila pertama, mereka juga menodai isi kandungannya yang banyak bernafaskan ajaran islam, sehingga masyarakat menyatakan diri mereka menolak Pancasila. Para penghianat ini disinyalir memang memiliki hubungan kekerabatan dengan para pemimpin yahudi dan nasrani-sekuler, mereka
mengetahui dengan pasti jika landasan negara ini ditopang oleh semangat islam, maka agama-agama selain islam akan musnah.

Para pemimpin beraliran yahudi ini juga berupaya selama puluhan tahun membelokkan keyakinan masyarakat kita bahwa Pancasila adalah ajaran sesat, kemudian juga membentuk opini bahwa Pancasila adalah hasil buatan orang yahudi. Dengan doktrin ini, orang makin membenci Pancasila sebagai biang kerok berbagai kekacauan negara selama ini, padahal Isi dan kandungannya adalah inti dari semua ajaran islam, dan fitnah terhadap Kandungan Pancasila ini sudah sedemikian parahnya sehingga kini orang sudah hanya memandang Pancasila sebagai simbol negara.

Disaat ini bahkan kebanyakan kita sudah meninggalkan nilai-nilai luhur pancasila karena pancasila sudah difitnah sedemikian rupa sebagai hasil adopsi ajaran kaballah yahudi. Sehingga kita sudah juga ikut menghakimi bahwa Pancasila tidak cocok dengan landasan hidup umat beragama di negeri ini, dan akhirnya yang digunakan landasan negara sekuler yang dibawa negara sosialis seperti china sebagaimana yang kita rasakan saat ini dibawah kekuasaan Anak Sang Proklamator Indonesia akan kembali dibawa pada ideologi sosialis. Bagaimana mungkin umat muslim yang jumlahnya ratusan juta ini tidak mengadari upaya penghancuran akidah dengan cama membenamkan landasan dasar Pancasila yang isinya sangat kental nilai keislamannya dan rela menggantinya dengan ideologi sosialis sekuler. Sudah saatnya kita bangun dari tidur panjang yang melelahkan ini, sudah saatnya umat muslim bangkit dan berdiri. Jangan-jangan inilah yang menyebabkan negara kita tidak kunjung keluar dari berbagai kesengsaraan dan kemiskinan, karena kita sendiri tidak bisa menjaga akidah kita dengan baik.

KESIMPULAN

Kesimpulannya, adapun pasukan panji hitam yang digadang-gadang akan datang di hari akhirkelak, adalah generasi kita atau mungkin anak-anak kita selanjutnya yang dipercaya akan menjadi penerus perjuangan menegakkan syariat islam di negeri ini dengan cara damai dan ikhlas sesuai Ideologi Pancasila. Generasi berikutnya adalah para pemegang tampuk kepemimpinan yang dipercaya sangat handal dan kuat pendirian, mereka umumnya memiliki hati yang lembut, akal yang cerdas dan pandangan jauh ke depan. Kaum kafir mengetahui dengan pasti hal ini, maka dari itu mereka sangat khawatir tumbuhnya generasi muda muslim yang cerdas dan kuat iman ini, kaum kafir sangat khawatir seandainya tumbuh banyak kaum muda yang memiliki kesadaran membela agama dan bangsa berlandaskan asas Pancasila. Bagi Kaum yahudi, Pancasila adalah musuh terbesar mereka hingga kapanpun. Mereka tahu benar bahwa jika umat muslim menyadari hal ini maka habislah sudah semua rencana busuk mereka akan terbongkar. Karena tidak akan ada lagi yang bisa mengalahkan kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa ini jika Pancasila sudah benar-benar di tegakkan.

Dan anda juga sekarang mengerti bahwa para pengikut Yahudi ada disekitar kita dan mereka tidak suka dengan apapun yang kita lakukan, apalagi sampai kita menyadari fakta ini. Anda pasti sudah mengenal siapa saja para pengikut ajaran Yahudi yang terkenal di negeri ini, mereka adalah para tokoh Kebangkitan Nasional dan para pemeluk agama nasrani sekuler yang senantiasa mengawasi berbagai tindak tanduk kita. Maka dari itu waspadalah saudaraku. Mereka ada dimana-mana.

Berikut cuplikan artikel berisi momentum bersejarah perumusan Pancasila di awal pembentukannya,
CATATAN SEJARAH


Piagam Jakarta

Pada awal-awal penetapan Pancasila sebagai asas Negara juga terjadi perdebatan hebat antara nasionalis-sekuler dengan Islam. Kegagalan memasukkan tujuh kata dalam sila pertama, merupakan awal kesuksesan kaum sekuler di Indonesia. Pada saat persiapan kemerdekaan, terjadi perdebatan hebat antara nasionalis-sekuler dangan Islam tentang asas negara. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya pada 22 Juni 1945 semua pihak sepakat terhadap Dasar Negara Indonesia yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Poin penting bagi umat Islam dalam Piagam Jakarta tersebut adalah sila pertama Pancasila yang berbunyi: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Usai kesepakatan Soekarno mengatakan "Saya ulangi lagi bahwa ini satu kompromis untuk menyudahi kesulitan antara kita bersama".

Namun, meski telah disepakati, Lathuharhary tokoh dari pihak Kristen mengkritik sila pertama tersebut dan mengusulkan agar diganti karena akan merugikan pihak Kristen dan kaum adat. KH. Wachid Hasjim, tokoh NU, dan H. Agus Salim membantah bahwa tidak akan ada yang dirugikan karena syariat itu hanya untuk umat Islam saja. Bahkan Soekarno, yang Nasionalis, menanggapi bahwa Piagam Jakarta tersebut adalah hasil jerih payah semua pihak untuk menghilangkan perselisihan faham.

Akan tetapi, Piagam Jakarta yang telah menjadi kesepakatan antara golongan nasionalis-sekuler dengan Islam tidak berumur panjang. Secara mendadak Bung Hatta mengusulkan tujuh kata (Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) dihapus karena ada ancaman dari pihak Kristen bahwa Indonesia Timur akan melepaskan diri dari NKRI jika tujuh kata itu ditetapkan. Akhirnya pada 18 Agustus tujuh kata tersdbut dihapus dan diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di sini jelas pihak Islam dikhianati. Dan belakangan diketahui bahwa cerita Bung Hatta tentang ancaman disintegrasi dari Indonesia Timur tersebut tidak dapat dibuktikan dalam sejarah. Peneliti muslim mencurigai bahwa semua itu adalah konspirasi Belanda untuk menekan kekuatan Islam di Indonsia. Apakah pihak Kristen-Sekuler berhenti sampai di sini? ternyata tidak. M. Natsir memperingatkan bahwa meski tujuh kata dalam sila pertama digugurkan, kaum Kristen-Sekuler tidak puas. Setelah pemilu pertama (1955) bidang Legislatif, kaum Kristen berusaha keras menggagalkan setiap usaha pengesahan undang-undang yang diinginkan kaum Muslim untuk dapat lebih mentaati ajaran-ajaran agama Islam.

Kegagalan pihak Islam tersebut membuka peluang kaum sekuler untuk memasukkan ide-idenya dalam negara Indonesia. Imbasnya dapat dirasakan oleh umat Islam pada saat ini. Pada zaman Orde Baru, mantan Presiden Soeharto, mencanangkan asas tunggal Pancasila bagi setiap ormas dan organisasi partai politik. Pancasila sebagai satu-satunya ideologi dan pandangan hidup seperti dipaksakan kepada rakyat Indonesia. Umat Islam pada masa itu tertekan, kasus Jilban dan pembantaian umat Islam terjadi pada zaman tersebut. Sementara pihak Kristen-Sekuler terus membayangi pemerintahan.

Pemahaman Pancasila cukup terasa menggiring bangsa Indonesia pada nilai-nilai sekuler dan pluralis. Penulis masih ingat ketika duduk di SMU, para murid diajari nilai moral Pancasila yang diantaranya menyatakan bahwa hakikatnya semua agama mengajarkan kebaikan. Akibat dari pernyataan tersebut, dalam diri siswa tertanan pemahaman bahwa kelima agama di Indonesia adalah sama – yaitu sama-sama mengajarkan kebaikan. Sila pertama sebenarnya juga bermasalah, di dalam dunia pendiikan Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak pernah dijelaskan Tuhan yang mana? Dari segi kata memang itu tampak sesuai dengan Tauhid. Yang menjadi masalah adalah yang dimaksud Ketuhanan itu adalah Tuhan yang fleksibel yang diterima oleh semua kalangan dan kepercayaan.

Bingkai Islam

Menyikapi ideologi Pancasila seperti sekarang, pernyataan M. Natsir cukup menarik. "Pancasila memang mengandung tujuan-tujuan Islam, tetapi Pancasila itu bukan berarti Islam" kata Natsir. Bukan berarti Pancasila sudah mewakili seluruh ajaran Islam, ia hanya sebagian kecil dari sekian banyak ajaran Islam. Sejak dihapuskannya tujuh kata dalam sila pertama, Pancasila telah kehilangan ruh Islamnya, disebabkan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya telah diganti. Dan Pancasila dengan konsepnya seperti sekarang telah mengakar kuat.

Oleh karena itu yang bisa dilakukan umat Islam saat ini adalah mengislamkan Pancasila. Tidak ada yang salah jika tujuh kata itu dimasukkan kembali dalam Pancasila. Sebab, Piagam Jakarta – yang didalamnya memuat tujuh kata – memiliki landasan historis. Disamping pengembalian Piagam Jakarta, Pancasila sudah saatnya ditafsir secara Islami.

Hingga saat ini yang mendominasi tafsir Pancasila adalah kelompok-kelompok negarawan sekuler. Akibatnya, Pancasila menjadi tersekulerkan. Padahal yang diinginkan para perumus dari kelompok Islam (KH.Agus Salim dan KH.Wachid Hasyim) tidak bermaksud merumuskan konsep Pancasila yang sekuler, namun beliau ingin membentengi Pancasila dari interfensi kelompok-kelompok nasionalis-sekuler.

Wajar sekali bila kita teliti ternyata KH.Agus Salim dan KH.Wachid Hasyim berusaha sekuat, tenaga di tengah perdebatan hebat dengan kelompok sekuler, memasukkan nilai-nilai Islam dalam Pancasila. Setelah gagal menjadikan Islam sebagai dasar negara, maka jalan satu-satunya bagi Agus Salim dan Wachid Hasyim adalah mengemas Pancasila dengan kemasan yang bermuatan nilai-nilai Islam.

Kenyataannya memang, hanya Islam yang bisa menafsir Pancasila dengan baik. Sila satu misalnya yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Untuk mengetahui Tuhan yang mana dalam sila satu tersebut, dapat dirujuk pada pembukaan UUD '45 yang berbunyi "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.....". Maka Tuhan yang dimaksud dalam sila satu tersebut adalah Allah. Begitu pula sila-sila selanjutnya, jika diteliti terdapat kalimat/kata yang berasal dari konsep Islam. Contoh "adil dan beradab" (sila ke-2), kata adab adalah konsep Islam. Dalam agama-agama lain tidak mempunyai konsep adab. Contoh lain sila ke-4 terdapat kata musyawarah. Bila diamati sila ke-4 ini tampak bertolak belakang dengan demokrasi. Sebab jelas-jelas sila tersebut menyebut musyawarah (dalam Islam disebut syuro) bukan demokrasi.

Demokrasi jelas beda dengan syuro. Memang para perumus Pancasila – yang di antaranya terdiri dari beberapa Kiai – ingin dasar negara Indonesia lebih Islami tidak tercampur dengan ide-ide sekuler seperti sekarang ini. Maka tugas kita, dalam posisi umat Islam seperti sekarang ada dua, pertama membuang penafsiran yang sekuler, dan yang kedua mengembalikan tujuh kata dalam Piagam Jakarta tersebut, sebab itu adalah hak umat Islam Indonesia yang legal.

Penulis Mahasiswa Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor Ponorogo Jurusan Ilmu Akidah